Laporkan Masalah

Japanese Film Festival (JFF) sebagai Media Diplomasi Budaya Jepang di Indonesia oleh Japan Foundation

DIVA SILVIA KRESNA PUTRI, Dra. Siti Daulah Khoiriati, M.A.

2024 | Skripsi | Ilmu Hubungan Internasional

Jepang senantiasa berusaha untuk menjalin hubungan baik dan mempromosikan citra baik untuk mendukung kepentingan yang dimilikinya terhadap Indonesia. Hal ini tak terkecuali dilakukan melalui pop culture sebagai instrumen diplomasi. Namun, di samping pop culture Jepang yang digandrungi masyarakat Asia, popularitas pop culture dan pengaruh negara-negara Asia Timur lainnya juga meningkat. Dengan ini, pemerintah Jepang melakukan penguatan soft power untuk membedakan dirinya dari negara-negara tetangganya, salah satunya melalui Japanese Film Festival (JFF). JFF Indonesia pertama kali dilaksanakan pada tahun 2016 dengan tujuan memperkenalkan budaya Jepang—baik tradisional maupun budaya masyarakat sehari-hari— secara lebih mendalam. Tulisan ini akan menggunakan konsep film sebagai soft power dan transnasionalisme untuk menganalisis JFF sebagai instrumen diplomasi budaya Jepang di Indonesia serta peran Japan Foundation sebagai aktor transnasional dalam penyelenggaraan JFF.

Tulisan ini ditutup dengan tantangan yang dihadapi Japan Foundation dalam pelaksanaan JFF. Skripsi ini menemukan bahwa JFF menjadi instrumen diplomasi budaya dengan menayangkan film yang menunjukkan citra baik Jepang, seperti budaya, bahasa, dan karakter baik masyarakat Jepang, untuk meningkatkan sensitivitas masyarakat Indonesia demi mempererat hubungan Jepang dan Indonesia. Dalam pelaksanaan JFF, Japan Foundation berperan melakukan setidaknya empat upaya. Pertama, membentuk relasi transnasional dengan berbagai aktor di Indonesia. Kedua, kurasi film dengan menyesuaikan konteks masyarakat Indonesia. Ketiga, menyelenggarakan diskusi hingga acara pelengkap di JFF. Keempat, melakukan digitalisasi festival. Adapun seiring pelaksanaannya, JFF menghadapi tantangan berupa meningkatnya streaming service dan festival yang berbentuk tur.


Japan constantly tries to establish good relations and promote a good image to support its interests in Indonesia. Japan also does this effort through pop culture as diplomatic instruments. However, apart from Japanese pop culture, which Asian people love, the popularity of pop culture and the influence of other East Asian countries is also increasing. Therefore, the Japanese government is strengthening its soft power to differentiate itself from neighboring countries, one of which is through the Japanese Film Festival (JFF). Japan Foundation first held JFF Indonesia in 2016 to introduce Japanese culture—both traditional and everyday culture—in more depth. This article will use two concepts, film as soft power and transnationalism, to analyze JFF as an instrument of Japanese cultural diplomacy in Indonesia and the role of the Japan Foundation as a transnational actor in organizing JFF.

This article closes with the challenges faced by the Japan Foundation in implementing the JFF. This article finds that JFF has become an instrument of cultural diplomacy by showing films that show a good image of Japan, such as the culture, language, and good characters of Japanese society to increase the sensitivity of Indonesian society. The goal is to strengthen relations between Japan and Indonesia. In implementing the JFF, the Japan Foundation plays a role in at least four efforts. First, forming transnational relationships with various actors in Indonesia. Second, curating films by context of Indonesian society. Third, holding discussions and fringe events at JFF. Fourth, digitizing the festival. As time goes by, JFF faces challenges such as the increase of streaming services and the touring form of the festival.


Kata Kunci : Japanese Film Festival, diplomasi budaya, hubungan Indonesia-Jepang, film sebagai soft power, transnasionalisme, Japan Foundation, relasi transnasional

  1. S1-2024-462788-abstract.pdf  
  2. S1-2024-462788-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-462788-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-462788-title.pdf