PENGARUH JARAK TANAM DAN INTENSITAS PENJARANGAN TERHADAP PRODUKTIVITAS HUTAN JATI KLON UMUR 12 TAHUN DI BKPH KEDUNGGALAR, KPH NGAWI
NUR LAILY ANISA, Prof. Dr. Ir. Suryo Hardiwinoto, M.Agr.Sc; Prof. Ir. Widiyatno, S.Hut., M.Sc., Ph.D., IPM.
2024 | Skripsi | KEHUTANAN
Pengaturan
jarak tanam dan penjarangan menjadi penting dalam meningkatkan produktivitas hutan
jati klon karena berkaitan dengan pengaturan ruang bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan intensitas
penjarangan yang berbeda terhadap produktivitas hutan jati klon umur 12 tahun
di BKPH Kedunggalar, KPH Ngawi. Penjarangan pertama dilakukan pada saat tegakan
berumur 8 tahun yang mana terhitung pada penelitian ini pengukuran dilakukan
empat tahun setelah tindakan penjarangan. Jarak tanam yang diuji terdiri dari
jarak tanam 3 m x 3 m, 6 m x 2 m, 8 m x 2 m, dan 10 m x 2 m. Sementara itu,
penjarangan yang digunakan yaitu penjarangan dengan intensitas 0% (control),
25% (sedang), dan 50% (berat). Karakteristik pertumbuhan berupa DBH, MADI (Mean
Annual Diameter Increment), Tinggi, Volume/ha, dan Keterbukaan Tajuk serta CI
(indeks kompetisi) menjadi parameter yang diperiksa pada penelitian ini.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan jarak tanam yang lebar (10 m x 2 m) memberikan
pengaruh positif terhadap pertumbuhan DBH dan MADI pada hutan jati klon umur 12
tahun. Jarak tanam yang lebar mampu meminimalisasi kompetisi yang terjadi
antara individu dalam tegakan. Meskipun kerapatan jarak tanam ini menjadi yang
terendah, Volume/ha yang dihasilkan tidak berbeda nyata dengan jarak tanam yang
memiliki kerapatan lebih tinggi. Penjarangan dengan intensitas 25?n 50%
memberikan hasil pertumbuhan DBH dan MADI yang lebih baik bila dibandingkan
dengan perlakuan tanpa penjarangan (control). Akan tetapi, pertumbuhan yang
dihasilkan keduanya terlihat tidak signifikan atau tidak berbeda nyata. Meski demikian,
kerapatan tegakan dan volume yang dihasilkan oleh penjarangan 25% tetap lebih
besar daripada penjarangan 50% sehingga hal ini dapat menjadi pertimbangan
dalam pengambilan keputusan pemeliharaan tegakan jati klon. Secara keseluruhan,
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jarak tanam dan intensitas penjarangan
secara positif mendorong pertumbuhan tegakan jati klon, meski interaksi anatara
kedua perlakuan tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan.
Plant
spacing and thinning are important in increasing the productivity of clonal
teak forests because they are related to the organization of space for plant
growth. The purpose of this study was to determine the effect of different
spacing and thinning intensity on the productivity of 12-year-old clonal teak
forests in BKPH Kedunggalar, KPH Ngawi. The first thinning was carried out when
the stand was 8 years old, which in this study was measured four years after
thinning. The planting distances tested consisted of 3 m x 3 m, 6 m x 2 m, 8 m
x 2 m, and 10 m x 2 m spacing. Meanwhile, the thinning used was thinning
intensity of 0% (control), 25% (medium), and 50% (heavy). Growth
characteristics such as DBH, MADI (Mean Annual Diameter Increment), Height,
Volume/ha, and Canopy Openness as well as CI (competition index) were the
parameters examined in this study.
The
results showed that the use of wide spacing (10 m x 2 m) had a positive effect
on DBH and MADI growth in 12-year-old clonal teak forests. The wide spacing was
able to minimize competition between individuals in the stand. Although the
density of this spacing was the lowest, the resulting volume/ha was not
significantly different from the higher density spacing. Thinning with 25% and
50% intensity gave better DBH and MADI growth results when compared to the
treatment without thinning (control). However, the growth produced by both
treatments was not significant or not significantly different. Even so, the
volume produced by 25% thinning was still greater than 50% thinning, so this
can be a consideration in making decisions on the maintenance of clonal teak
stands. Overall, the results of this study showed that spacing and thinning
intensity positively promoted the growth of clonal teak stands, although the
interaction between the two treatments did not have a significant effect.
Kata Kunci : Jati Klon, Jarak Tanam, Penjarangan, Produktivitas