Gastroprotektif dari Bengkuang : Studi terhadap Jumlah Inflamasi Sel Radang pada Lambung Tikus Sprague-Dawley
NAZHIIROTUL ANISAH, drh. Sitarina Widyarini, M. P., Ph.D.
2024 | Skripsi | KEDOKTERAN HEWAN
Tukak lambung merupakan keadaan dimana mukosa dan submukosa
lambung mengalami inflamasi. Prevalensi tukak lambung pada manusia di
Indonesia mencapai 6-15?n kematian akibat penyakit ini sebesar 0,08?ri
total keseluruhan kematian di Indonesia. Obat Anti Inflamasi Non-Steroid
(OAINS) seperti asetosal merupakan salah satu faktor penyebab tukak lambung
yang memiliki efek iritasi pada mukosa lambung sehingga mengakibatkan
perdarahan lambung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian jus
bengkuang dengan konsentrasi 1?n 5% sebagai gastroprotektor terhadap
jumlah infiltrasi sel radang lambung tikus Sprague-Dawley yang diinduksi
asetosal 1000mg/kg BB dalam CMC-Na. Penelitian menggunakan 9 ekor tikus
betina galur Sprague-Dawley yang dibagi menjadi tiga kelompok. Tikus kemudian
dipuasakan selama 36 jam lalu masing-masing kelompok diberi perlakuan secara
peroral dengan variasi dosis: (1) asetosal 1000 mg/kg BB; (2) asetosal 1000
mg/kg BB dan jus bengkuang konsentrasi 1%; dan (3) asetosal 1000 mg/kg BB
dan jus bengkuang konsentrasi 5%. Setelah diberi perlakuan, tikus dibiarkan
selama lima jam dan kemudian dieuthanasi serta nekropsi untuk diambil organ
lambung. Organ lambung dicuci dengan NaCl fisiologis dan dibuat preparat
histopatologis. Parameter yang diamati yaitu penghitungan jumlah sel radang pada
mukosa dan submukosa lambung secara histopatologis. Hasil pemeriksaan
dianalisis menggunakan uji Oneway Anova dan penghitungan persentase protektif
pada jus bengkuang 1?n 5%. Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan
bermakna yang terlihat di antara semua kelompok (p<0>
protektif yang didapatkan pada jus bengkuang 1?n 5% masing-masing
64,24?n 27,81%.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu pemberian jus bengkuang dengan
konsentrasi 1% memberikan proteksi yang lebih baik dibandingkan dengan
konsentrasi 5?lam menurunkan jumlah sel radang pada mukosa dan
submukosa lambung yang diinduksi asetosal 1000 mg/kg BB dalam CMC-Na.
Gastric ulcer is a condition in which the mucosa and submucosa of the stomach experience inflammation. The prevalence of gastric ulcers in humans in Indonesia reaches 6-15%, with a mortality rate of 0.08% of the total deaths in Indonesia. Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAIDs) such as aspirin are one of the causes of gastric ulcers, with an irritating effect on the gastric mucosa leading to gastric bleeding. This study aims to determine the administration of 1% and 5% concentrations of bengkuang juice as gastroprotectants against the number of infiltrating inflammatory cells in the stomach of Sprague-Dawley rats induced by 1000mg/kg BW aspirin in CMC-Na. The study used 9 female Sprague-Dawley rats divided into three groups. The rats were then fasted for 36 hours, after which each group was orally treated with varying doses: (1): aspirin 1000 mg/kg BW; (2): aspirin 1000 mg/kg BW and bengkuang juice at a concentration of 1%; and (3): aspirin 1000 mg/kg BW and bengkuang juice at a concentration of 5%. After treatment, the rats were left for five hours and then euthanized and necropsied to collect stomach organs. The stomach organs were washed with physiological NaCl and histopathological preparations were made. The parameters observed included the counting of inflammatory cells in the gastric mucosa and submucosa histopathologically. The examination results were analyzed using Oneway Anova test and the calculation of protective percentage of 1% and 5?ngkuang juice. The results of this study indicate a significant difference observed among all groups (p<0>
The conclusion of this research is that the administration of bengkuang
juice with a concentration of 1% provides better protection compared to a
concentration of 5% in reducing the number of inflammatory cells in the mucosa
and submucosa of the stomach induced by aspirin at 1000 mg/kg body weight in
CMC-Na solution.
Kata Kunci : Bengkuang, tukak lambung, sel radang