Laporkan Masalah

Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Konsumsi Fast Food Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Universitas Gadjah Mada

MAS AYU PELITA WARDANI, Dr. Supriyati, S.Sos., M.Kes; Yayuk Hartriyanti, SKM., M.Kes

2024 | Skripsi | GIZI KESEHATAN

Latar Belakang: Kegemaran  mengonsumsi makanan cepat saji (fast food) menjadi kebiasaan masyarakat saat ini. Fast food merupakan makanan yang sudah dikemas, praktis, mudah disajikan, dan dibuat dengan cara yang sederhana. Sebagian mahasiswa khususnya mahasiswa tingkat akhir cenderung mengalami kecemasan yang disebabkan oleh penyelesaian skripsi. Dari kecemasan tersebut kebanyakan mahasiswa mencari pelampiasannya dengan mengonsumsi makanan yang mudah didapat dan praktis seperti fast food. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan konsumsi fast food pada mahasiswa tingkat akhir Universitas Gadjah Mada dan mengetahui hubungan antara kedua variabel tersebut setelah dikendalikan oleh variabel perancu (jenis kelamin, uang saku, kluster fakultas, tempat tinggal, dan pengetahuan tentang  fast food). Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan rancangan cross-sectional. Subjek diambil dengan teknik  proportionate stratified random sampling. Subjek yang terlibat sebanyak 134 mahasiswa tingkat akhir S-1 Universitas Gadjah Mada. Pengambilan data dilakukan secara daring melalui google form yang berisi tautan kuesioner Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS), kuesioner Food Frequency Questionnaire (FFQ), dan kuesioner pengetahuan tentang fast food. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa tingkat akhir Universitas Gadjah Mada (91.8%) memiliki kecemasan normal/tidak cemas dan sebanyak 55.2% mahasiswa jarang mengonsumsi fast food. Tidak terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan konsumsi fast food pada mahasiswa tingkat akhir Universitas Gadjah Mada (p value = 0.501 > 0.05) dan tidak terdapat hubungan dari kedua variabel tersebut setelah dikendalikan oleh variabel perancu (jenis kelamin, uang saku, kluster fakultas, tempat tinggal, dan pengetahuan tentang  fast food). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan konsumsi fast food pada mahasiswa tingkat akhir Universitas Gadjah Mada dan tidak ditemukan variabel perancu (jenis kelamin, uang saku, kluster fakultas, tempat tinggal, dan pengetahuan tentang  fast food) dalam penelitian ini.

Background: The penchant for consuming fast food has become a habit of today's people. Fast food is food that has been packaged, practical, easy to serve, and made in a simple way. Some students, especially final year students, tend to experience anxiety caused by completing a thesis. From this anxiety, most students find an outlet by consuming food that is easy to get and practical such as fast food. Objective: This study aims to determine the relationship between anxiety level and fast food consumption in final year students of Universitas Gadjah Mada and determine the relationship between the two variables after being controlled by confounding variables (gender, pocket money, faculty cluster, residence, and knowledge about fast food). Method: This study is a descriptive observational study with a quantitative approach and uses a cross-sectional design. The subjects were taken by proportionate stratified random sampling technique. The subjects involved were 134 final year S-1 students of Universitas Gadjah Mada. Data collection was carried out online through a google form containing links to the Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS) questionnaire, Food Frequency Questionnaire (FFQ) questionnaire, and knowledge questionnaire about fast food. Results: The results showed that the majority of final year students of Gadjah Mada University (91.8%) had normal/non-anxious anxiety and as many as 55.2% of students rarely consumed fast food. There was no relationship between the level of anxiety and fast food consumption in final year students of Universitas Gadjah Mada (p value = 0.501 > 0.05) and there was no relationship between the two variables after being controlled by confounding variables (gender, pocket money, faculty cluster, residence, and knowledge about fast food). Conclusion: There was no relationship between the level of anxiety and fast food consumption in final year students of Universitas Gadjah Mada and no confounding variables (gender, pocket money, faculty cluster, residence, and knowledge about fast food) were found in this study. 

Kata Kunci : kecemasan, konsumsi fast food, mahasiswa

  1. S1-2024-461665-abstract.pdf  
  2. S1-2024-461665-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-461665-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-461665-title.pdf