Laporkan Masalah

Perubahan Denyut Jantung dan Frekuensi Napas Anjing Lokal pada 15-30 Menit Pasca Pemberian Ketamin-Silazin dan Propofol

KEN WENING EN RADITIAKASIH, Dr. drh. Dhirgo Aji, M.P.

2024 | Skripsi | KEDOKTERAN HEWAN

Anestesi bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit serta mempermudah proses pembedahan. Pemberian anestesi dapat mempengaruhi kesadaran dan kondisi fisiologis pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan denyut jantung dan frekuensi napas anjing pada waktu 15-30 menit pascaanestesi dengan ketamin-silazin dan propofol.

Penelitian ini menggunakan 8 ekor anjing lokal sehat dengan berat badan rata-rata 7 kg dan dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok A diberi perlakuan injeksi ketamin-silazin dengan dosis ketamin 10 mg/kg berat badan dan silazin 2 mg/kg berat badan secara intramuskular, sementara kelompok B diberi perlakuan injeksi propofol dengan dosis 7 mg/kg berat badan secara intravena. Pengamatan dilakukan dari menit ke 15 hingga 30 pascaanestesi. Denyut jantung dan frekuensi napas anjing diamati melalui pasien monitor dan dicatat setiap 2 menit. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode two-way ANOVA.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan (P<0>) denyut jantung dan frekuensi napas anjing pada 15-30 menit pascaanestesi ketamin-silazin dan propofol. Ketamin-silazin cenderung menurunkan denyut jantung dan frekuensi napas anjing, sementara propofol cenderung meningkatkan denyut jantung dan menurunkan frekuensi napas anjing. Penggunaan kombinasi ketamin-silazin lebih direkomendasikan dibandingkan dengan penggunaan propofol tunggal karena memiliki efek yang lebih stabil terhadap sistem kardiovaskular dan respirasi.

Anesthesia aims to eliminate pain and facilitate the surgical process. Administration of anesthesia can affect the patient's consciousness and physiological condition. The purpose of this study was to investigate changes in heart rate and respiratory rate of dogs at 15-30 minutes post-anesthesia with ketamine-xylazine and propofol.

 The study utilized 8 healthy local dogs with an average weight of 7 kg, divided into two groups. Group A received ketamine-xylazine treatment with a dose of 10 mg/kg ketamine and 2 mg/kg xylazine intramuscularly, while Group B received propofol treatment with a dose of 7 mg/kg intravenously. Observations were conducted from minutes 15 to 30 post-anesthesia. Heart rate and respiratory rate of the dogs were monitored using patient monitors and recorded every 2 minutes. Data were analyzed using two-way ANOVA.

The results indicated significant differences (P<0>) in heart rate and respiratory rate of dogs between ketamine-xylazine and propofol at 15-30 minutes post-anesthesia. Ketamine-xylazine tended to decrease heart rate and respiratory rate, whereas propofol tended to increase heart rate and decrease respiratory rate. The use of ketamine-xylazine combination is recommended over single-use propofol due to its more stable effect on the cardiovascular and respiratory system.

Kata Kunci : ketamin, silazin, propofol, denyut jantung, frekuensi napas.

  1. S1-2024-455277-abstract.pdf  
  2. S1-2024-455277-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-455277-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-455277-title.pdf