Studi Keanekaragaman Tumbuhan Lumut di Lereng Tenggara, Gunung Merapi, Klaten, Jawa Tengah

WILLIAM WIJAYA WINATA, Drs. Heri Sujadmiko, M.Si.

2024 | Skripsi | BIOLOGI

Gunung Merapi merupakan gunung yang terletak di Jawa Tengah dengan lingkungan klimatik, topografi, edafik, dan biotik yang spesifik. Habitat yang khas pada Gunung Merapi berdampak juga pada spesies tumbuhan termasuk lumut yang hidup di dalamnya. Namun demikian informasi keanekaragaman lumut di Gunung Merapi baru dilakukan di lereng selatan, sedangkan masih belum ada data tumbuhan lumut di lereng tenggara. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi flora tumbuhan lumut dan distribusinya di Lereng  Tenggara Gunung Merapi, serta menentukan keanekaragaman tumbuhan lumut secara keseluruhan di daerah lereng tenggara gunung tersebut dengan melakukan inventarisasi lumut menggunakan metode eksplorasi pada Basecamp Jalur Pendakian Sapuangin dan Hutan Pinus Camp Jepang pada ketinggian antara 1200 - 1400 meter di atas permukaan laut. Hasil identifikasi jenis-jenis lumut disajikan secara deskriptif dalam daftar flora dan kunci identifikasi tumbuhan. Analisis ekologi dilakukan dengan perhitungan nilai penting setiap spesies lumut dan perhitungan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener. Hasil identifikasi lumut yang dikoleksi adalah Aerobropsis longissimi, Acroporium lamprophyllum, Campylopus umbelatus, Leucobryum sanctum, Octoblepharum albidum, Rhaphidostichum boschii, Rhizogonium  spiniforme, Thuidium cymbifolium, Marchantia palmata, Marchantia polymorpha, Reboulia hemisphaerica, dan Jungermannia tetragona. Dari 12 spesies tersebut dapat dibagi menjadi dua kelas, yaitu Bryopsida dan Hepaticopsida. Keragaman lumut pada kedua lokasi sampling tergolong ke dalam kategori keragaman sedang. Spesies lumut dengan nilai penting tertinggi adalah Thuidium cymbifolium. 

Mount Merapi is a mountain located in Central Java with a specific climatic, topographic, edaphic and biotic environment. The distinctive habitat of Mount Merapi also has an impact on plant species including bryophytes that live in it. However, information on bryophytes diversity on Mount Merapi has only been conducted on the southern slope, while there is still no data on bryophytes on the southeastern slope. Therefore, this study aims to identify bryophytes and their distribution on the southeastern slopes of Mount Merapi, as well as determine the overall diversity of bryophytes in the southeastern slope area of the mountain by conducting a bryophytes inventory using the exploration method at Sapuangin Hiking Trail Basecamp and Japanese Camp Pine Forest at an altitude between 1200-1400 meters above sea level. The results of the identification of bryophytes are presented descriptively in the flora list and plant identification key. Ecological analysis was carried out by calculating the importance of each bryophyte and calculating the Shannon-Wiener diversity index. The identification results of the collected bryophytes are Aerobropsis longissimi, Acroporium lamprophyllum, Campylopus umbelatus, Leucobryum sanctum, Octoblepharum albidum, Rhaphidostichum boschii, Rhizogonium spiniforme, Thuidium cymbifolium, Marchantia palmata, Marchantia polymorpha, Reboulia hemisphaerica, and Jungermannia tetragona. The 12 species can be divided into two classes, namely Bryopsida and Hepaticopsida. The diversity of bryophytes in both sampling locations is classified into the medium diversity category. The bryophytes species with the highest importance value is Thuidium cymbifolium.

Kata Kunci : Gunung Merapi, keanekaragaman, lumut