Sex Ratio dan Struktur Populasi Rusa Timor (Rusa Timorensis) di Penangkaran Rusa Timor Milik Perhutani Divisi Regional Jawa Timur
Pradipta Aji Syahputra, drh. Subeno, M.Sc.
2024 | Skripsi | KEHUTANAN
Salah Satu satwa liar yang dilindungi di Indonesia adalah rusa Timor (Rusa timorensis). Berdasarkan IUCN status dari rusa Timor sudah berstatus konservasi rentan (Vulnerable). Usaha perlindungan rusa Timor telah dilakukan sejak dulu baik secara in-situ dan ex-situ. Salah satu upaya dalam ex-situ yaitu dengan adanya penangkaran rusa Timor yang telah tersebar di beberapa lokasi di Indonesia seperti yang ada di beberapa KPH Perhutani Divisi Regional Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sex ratio dan struktur populasi rusa Timor di penangkaran.
Metode pengambilan data menggunakan Mix method yaitu dengan cara melakukan pengamatan secara langsung, cek dokumen dan wawancara. Kondisi sex ratio akan dilihat dari perbandingan jumlah rusa timor pejantan dan betina yang akan divisualisasikan dalam bentuk grafik. Kondisi struktur populasi rusa timor yang dibedakan menjadi dua yaitu anak dan dewasa akan divisualisasikan dalam bentuk grafik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di ketiga penangkaran menunjukkan bahwa sex ratio di ketiga penangkaran memiliki rerata dibawah 1:2 yaitu untuk penangkaran milik KPH Ngawi sebesar 1:1,21 selanjutnya pada KPH Blitar sebesar 1:1,03 dan pada KPH Parengan sebesar 1:1,52. Pada data struktur populasi di penangkaran KPH Ngawi tidak dapat dianalisis karena tidak adanya data anakan, sedangkan untuk struktur populasi di penangkaran KPH Blitar dan KPH Ngawi cenderung mengalami jumlah anakan lebih sedikit daripada jumlah rusa timor dewaa yang digambarkan berbentuk seperti piramida terbalik. Sehingga secara umum kondisi dari ketiga penangkaran dilihat dari sex ratio dan struktur populasi menunjukkan bahwa kondisi penangkaran belum optimal.
One of the protected wildlife in Indonesia is the Timor deer (Rusa timorensis). Based on the IUCN, the status of the Timor deer is already vulnerable. Efforts to protect the Timor deer have been carried out since long ago, both in-situ and ex-situ. One of the efforts in ex-situ is the existence of Timor deer captivity which has been spread across several locations in Indonesia, such as in several KPH Perhutani East Java Regional Division. This study aims to determine the condition of the sex ratio and population structure of the Timor deer in captivity.
The data collection method uses the Mix method, namely by conducting direct observation, checking documents and interviews. The condition of the sex ratio will be seen from the comparison of the number of male and female Timor deer which will be visualized in the form of a graph. The condition of the Timor deer population structure which is divided into two, namely children and adults, will be visualized in the form of a graph.
Based on research conducted in the three captivity areas, it shows that the sex ratio in the three captivity areas has an average below 1:2, namely for the captivity owned by KPH Ngawi was 1:1.21, then in KPH Blitar was 1:1.03 and in KPH Parengan was 1:1.52. The population structure data in the KPH Ngawi captivity area could not be analyzed because there was no data on offspring, while the population structure in the KPH Blitar and KPH Ngawi captivity areas tended to experience fewer offspring than the number of adult Timor deer which was depicted as an inverted pyramid. So in general the conditions of the three captivity areas seen from the sex ratio and population structure showed that the captivity conditions were not optimal.
Kata Kunci : Rusa timor, Penangkaran, Sex ratio, Struktur populasi