Laporkan Masalah

Strategi Penguatan Kelembagaan dalam Pengelolaan Hutan oleh Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan Mandiri di Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan Yogyakarta

ALFITO RACHMAN, Ir. Wahyu Tri Widayanti, S.Hut., M.P., IPU.

2024 | Skripsi | KEHUTANAN

Analisis kelembagaan sebagai bahan merumuskan strategi untuk menguatkan kelembagaan dalam pengelolaan Hutan Kemasyarakatan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menjelaskan analisis kelembagaan dalam pengelolaan Hutan Kemasyarakatan Kalibiru oleh KTHKm Mandiri di BKPH Yogyakarta dan 2) merumuskan strategi untuk menguatkan kelembagaan dalam pengelolaan HKm Kalibiru. 

Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Informan adalah pengurus KTHKm Mandiri dan pendamping. Teknik pengambilan data menggunakan observasi, wawancara mendalam, studi dokumentasi, dan Focus Group Discussion (FGD). Analisis data menggunakan analisis Miles dan Huberman untuk menjelaskan analisis kelembagaan dan analisis SWOT untuk merumuskan strategi menguatkan kelembagaan KTHKm Mandiri. 

Berdasarkan masa bakti pengurus KTHKm Mandiri dan aspek kelembagaan, dinamika kelembagaan dikelompokkan menjadi tujuh periode yaitu periode I (2001-2003) hingga VII (2022-2025). KTHKm Mandiri berbadan hukum melalui Surat Keputusan Bupati Kulon Progo No.452 Tahun 2007. Terjadi perubahan ketua KTHKm Mandiri selama tiga kali dalam tujuh periode dan perubahan kepengurusan setiap periode. Struktur kepengurusan berganti setiap tiga tahun diatur dalam AD dan ART. Jumlah anggota KTHKm mengalami perubahan dari 106 anggota menjadi 100 anggota saat ini. Pada periode I aturan kelembagaan diatur dalam aturan internal kelompok dan diperbaruhi periode V tahun 2017 menjadi AD dan ART. Aset utama KTHKm Mandiri adalah Hutan Kemasyarakatan Kalibiru. Peningkatan kapasitas kelembagaan dilakukan dengan kegiatan pelatihan dan studi banding. Kegiatan yang dilakukan KTHKm Mandiri meliputi rapat rutin anggota, konservasi lahan dan air, serta Kelompok Usaha Perhutanan Sosial. Strategi untuk penguatan kelembagaan berdasarkan faktor SWOT hasil FGD dan analisis peneliti, kemudian disusun strategi prioritas berdasarkan analisis urgensi KTHKm Mandiri. 

Institutional analysis as a material for formulating strategies to strengthen institutions in managing Community Forests. This research aims to: 1) explain the institutional analysis in the management of the Kalibiru Community Forest by KTHKm Mandiri at BKPH Yogyakarta and 2) formulate a strategy to strengthen institutions in the management of the Kalibiru Community Forest.

The research uses a qualitative approach with a case study method. The informants are KTHKm Mandiri administrators and companions. Data collection techniques use observation, in-depth interviews, documentation studies, and Focus Group Discussion (FGD). Data analysis uses Miles and Huberman analysis to explain institutional analysis and SWOT analysis to formulate strategies to strengthen the KTHKm Mandiri institution.

Based on the length of service of KTHKm Mandiri management and institutional aspects, institutional dynamics are grouped into seven periods, namely period I (2001-2003) to VII (2022-2025). KTHKm Mandiri became a legal entity through the Decree of the Regent of Kulon Progo No. 452 of 2007. There was a change in the chairman of KTHKm Mandiri three times in seven periods and the management changed every period. The management structure changes every three years as regulated in the AD and ART. The number of KTHKm members has changed from 106 members to 100 members currently. In period I, institutional rules were regulated in the group's internal rules and were updated in period V in 2017 to become AD and ART. KTHKm Mandiri's main asset is the Kalibiru Community Forest. Increasing institutional capacity is carried out through training activities and comparative studies. Activities carried out by KTHKm Mandiri include regular member meetings, land and water conservation, and the Social Forestry Business Group. The strategy for institutional strengthening is based on the SWOT factors resulting from the FGD and researcher analysis, then a priority strategy is developed based on the urgency analysis of KTHKm Mandiri.

Kata Kunci : hutan kemasyarakatan, perhutanan sosial, dinamika kelembagaan, strategi kelembagaan; community forest, social forestry, institutional dynamics, institutional strategy

  1. S1-2024-461958-abstract.pdf  
  2. S1-2024-461958-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-461958-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-461958-title.pdf