Laporkan Masalah

Regime-Varying Relationship of Monetary and Macroprudential Policies with Renewable Energy Production in The U.S.

Dzaky Taufiqulhakim, Sekar Utami Setiastuti, S.E., M.Sc., Ph.D.

2024 | Skripsi | ILMU EKONOMI

Diskusi tentang energi terbarukan semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir karena potensinya dalam mengurangi dampak perubahan iklim dan meningkatkan keamanan energi secara efektif dari segi biaya. Potensi teknisnya di AS adalah 100 kali lipat dari konsumsi listrik negara saat ini. Namun, biaya di muka yang tinggi dan risiko yang dianggap tinggi dari proyek energi terbarukan dapat menciptakan hambatan adopsi. Hambatan ini dapat mempersulit pembiayaan proyek, yang kemungkinan sensitif terhadap kebijakan bank sentral. Kami mempelajari hubungan antara kebijakan moneter dan makroprudensial dengan produksi energi terbarukan di AS menggunakan regresi threshold untuk menangkap bagaimana hubungan ini berubah dalam berbagai rezim kebijakan moneter. Kami menemukan bahwa kebijakan moneter kontraksioner memiliki hubungan yang bervariasi sesuai rezim dengan produksi energi terbarukan; hubungannya negatif dalam rezim suku bunga kebijakan zero lower bound tetapi positif dalam rezim suku bunga kebijakan rendah tetapi diatas zero lower bound. Selama Federal Reserve menetapkan suku bunga kebijakannya sesuai dengan mandat ganda mereka, kebijakan moneter tidak akan berdampak negatif pada produksi energi terbarukan. Selain itu, kebijakan makroprudensial kontraksioner memiliki hubungan yang bervariasi sesuai rezim dengan produksi energi terbarukan; hubungannya positif dalam rezim suku bunga kebijakan zero lower bound tetapi negatif dalam rezim suku bunga kebijakan rendah tetapi diatas zero lower bound. Pengetatan makroprudensial dalam rezim suku bunga kebijakan zero lower bound dan pelonggaran makroprudensial dalam rezim suku bunga kebijakan rendah tetapi diatas zero lower bound seharusnya kondusif bagi sektor ini.

Discussions on renewable energy have gained pace in recent years due to its potential in mitigating the effects of climate change and enhancing energy security in a cost-effective manner. Its technical potential in the U.S. is 100 times over the country’s current electricity consumption. However, renewable energy projects’ high upfront costs and perceived riskiness can create adoption bottlenecks. These bottlenecks may exert pressure on project financing, which is likely sensitive to central bank policies. We study the relationship of monetary and macroprudential policies with renewable energy production in the U.S. using threshold regression to capture how this relationship changes in different monetary policy regimes. We found that contractionary monetary policy has a regime-varying relationship with renewable energy production; it is negative in the zero lower bound policy rate regime but positive in the low but non zero lower bound policy rate regime. As long as the Federal Reserve sets its policy rates in accordance with its dual mandate, monetary policy will not have negative consequences on renewable energy production. Additionally, contractionary macroprudential policies have a regime-varying relationship with renewable energy production; it is positive in the zero lower bound policy rate regime but negative in the low but non zero lower bound policy rate regime. A macroprudential tightening in the zero lower bound regime and a macroprudential loosening in the low but non zero lower bound regime should be conducive to the sector.

Kata Kunci : Monetary Policy, Macroprudential Policies, Renewable Energy Production, Threshold Regression.

  1. S1-2024-454412-abstract.pdf  
  2. S1-2024-454412-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-454412-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-454412-title.pdf