Manajemen Trafo Pada Jaringan Tegangan Rendah dengan Menggunakan Metode Sisip Trafo Distribusi Fase Tunggal Untuk Mengurangi Overload dan Jatuh Tegangan PT PLN (Persero) ULP Palur
PRAYOGO ANGGIT SAMPURNO, Ahmad Adhiim Muthahhari, S.T., M.Eng.
2024 | Tugas Akhir | D4 TEKNOLOGI REKAYASA ELEKTRO
Transformator atau trafo distribusi memiliki peran penting untuk mentransformasikan energi listrik dari sumber ke pelanggan. Berdasarkan standar PLN, trafo dianggap mengalami overload jika beban melebihi 80?ri kapasitasnya. Trafo existing SINTRA 50kVA yang terpasang di tiang T2-15/28 Desa Mojotelu, Alastuwo, Kec. Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah mengalami overload dengan pembebanan 146%. Keadaan overload pada trafo dapat menyebabkan peningkatan suhu dan kerusakan pada isolasi trafo. Dalam penelitian ini manajemen trafo diperlukan untuk mengatasi masalah overload dan jatuh tegangan. Metode sisip sudah dilakukan dipasang di tiang T2-15/32, sehingga pada penelitian dilakukan analisis metode manajemen trafo mana yang paling optimal untuk mengatasi masalah tersebut dengan simulasi ETAP 12.6.0. Hasil dari simulasi membandingkan metode sisip trafo dengan lokasi di tiang T2-15/33, T2-15/35, dan metode uprating trafo existing. Metode sisip trafo di tiang T2-15/32 memperbaiki nilai tegangan dari 165 V menjadi 199 V dengan pembebanan trafo existing 50% trafo sisip sebesar 124%. Metode sisip trafo di tiang T2-15/33 adalah yang paling optimal dengan memperbaiki nilai tegangan dari 165 V menjadi 209 V dengan pembebanan trafo existing 78% trafo sisip sebesar 88%. Metode sisip trafo di tiang T2-15/35 memperbaiki nilai tegangan dari 165 V menjadi 191 V dengan pembebanan trafo existing 116% trafo sisip sebesar 50%. Metode uprating trafo existing memperbaiki nilai tegangan dari 165 V menjadi 168 V dengan pembebanan 47,5%. Berdasarkan percobaan tersebut disimpulkan sisip trafo di tiang T2-15/33 adalah metode manajemen trafo yang paling optimal dalam memperbaiki overload dan jatuh tegangan pada jaringan distribusi tenaga listrik di tempat tersebut.
Transformer or distribution transformer has a
crucial role in transforming electrical energy from the source to the
consumers. According to PLN standards, a transformer is considered overloaded
if the load exceeds 80% of its capacity. The existing SINTRA 50kVA transformer
installed on pole T2-15/28 in Mojotelu Village, Alastuwo, Kebakkramat District,
Karanganyar Regency, Central Java, is experiencing overload with a load of
146%. Overloading conditions in transformers can lead to increased temperature
and damage to transformer insulation. This study emphasizes the need for
transformer management to address overload and voltage drop issues. The
insertion method (sisip) has already been implemented on pole T2-15/32.
Therefore, this research analyzes which transformer management method is most
optimal for addressing these issues using ETAP 12.6.0 simulation. The
simulation results compare the transformer insertion method at poles T2-15/33,
T2-15/35, and the existing transformer uprating method. The transformer
insertion method at pole T2-15/32 improves the voltage value from 165 V to 199
V with an existing transformer load of 50% and an insertion transformer load of
124%. The transformer insertion method at pole T2-15/33 proves to be the most
optimal, improving the voltage value from 165 V to 209 V with an existing
transformer load of 78% and an insertion transformer load of 88%. The
transformer insertion method at pole T2-15/35 improves the voltage value from
165 V to 191 V with an existing transformer load of 116% and an insertion
transformer load of 50%. Meanwhile, the existing transformer uprating method
improves the voltage value from 165 V to 168 V with a load of 47.5%. Based on
the experiment, it is concluded that the transformer insertion method at pole
T2-15/33 is the most optimal transformer management method for addressing
overload and voltage drop issues in the electrical power distribution network
at that location.
Kata Kunci : Transformer management, overload, voltage drop, ETAP
