Laporkan Masalah

Kapasitas Adaptasi Organisasi Pengelola Taman Tebing Breksi Lowo Ijo Pasca Pandemi Covid-19

Amarul Mubar, Dr. Wiwik Sushartami, M.A

2024 | Skripsi | PARIWISATA

Taman Tebing Breksi terletak di Desa Sambirejo, Prambanan, Seman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Atraksi wisata yang dikelola oleh organisasi pengelola bernama Lowo Ijo terkena dampak dari pandemi Covid-19 yang menyebabkan penurunan jumlah pengunjung dari 1,6 juta di tahun 2019 menjadi 186 ribu pengunjung di tahun 2021. Taman Tebing Breksi merupakan satu dari sepuluh tempat wisata yang pertama kali diperbolehkan untuk beroperasi di masa new normal oleh Dinas Pariwisata DIY. Covid-19 tidak akan menjadi gangguan dan krisis terakhir yang dialami oleh Lowo Ijo. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui satu dari dua dimensi ketahanan organisasi berdasarkan new model of organizational resilience yaitu kapasitas adaptasi dari Lowo Ijo. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan metode pengambilan data berupa observasi, studi pustaka dan wawancara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan jika dari delapan indikator kapasitas adaptasi enam diantaranya sudah memenuhi dan dua indikator perlu untuk ditingkatkan. Indikator yang telah memenuhi adalah meminimalisir mentalitas silo (meminimalisir hambatan komunikasi antar bidang), kemampuan dan kapasitas sumber daya internal, keterikatan dan keterlibatan pekerja, kepemimpinan manajemen dan struktur tata kelola, pengambilan keputusan yang terdesentralisasi dan responsif, serta pengawasan dan pelaporan situasi internal dan eksternal. Indikator yang perlu ditingkatkan adalah indikator informasi dan pengetahuan karena penyebaran pengetahuan masih belum menjadi prioritas serta indikator inovasi dan kreativitas karena belum adanya insentif bagi pekerja yang inovatif dan kreatif. 

Breksi Cliff Park is located in Sambirejo Village, Prambanan, Seman, Special Region of Yogyakarta. The tourist attraction, managed by a management organization called Lowo Ijo, has been affected by the Covid-19 pandemic which has caused a decrease in the number of visitors from 1.6 million in 2019 to 186 thousand visitors in 2021. Taman Tebing Breksi is one of the first ten tourist attractions that are allowed to operate in the new normal period by the Yogyakarta Tourism Office.  Covid-19 will not be the last disruption and crisis experienced by Lowo Ijo. The purpose of this study is to determine one of the two dimensions of organizational resilience based on the new model of organizational resilience, namely the adaptive capacity of Lowo Ijo. This research is a descriptive qualitative research with data collection methods in the form of observation, literature study and interviews. The results of this study indicate that of the eight indicators of adaptive capacity, six of them have been fulfilled and two indicators need to be improved. The indicators that have been met are minimisation of silo mentality (minimizing communication barriers between divisions), capability & capacity of internal resources, staff engagement and involvement, leadership management and governance structure, devolved & responsive decision making, and internal & external situation monitoring and reporting. Indicators that need to be improved are information and knowledge indicators because knowledge distribution is still not a priority and innovation and creativity indicators because there are no incentives for innovative and creative workers. 

Kata Kunci : Taman Tebing Breksi, Kapasitas Adaptasi, New Model of Organizational Resilience

  1. S1-2024-413336-abstract.pdf  
  2. S1-2024-413336-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-413336-tableofcontent.pdf