Evaluasi Kandungan Lemak Pada Susu Pengganti Anak Kucing Yang Tersedia Secara Komersial
NIMAS ALYA ISTIQLALA, Prof. drh. Hastari Wuryastuty, M.Sc., Ph.D.
2024 | Skripsi | KEDOKTERAN HEWAN
Susu
merupakan hasil sekresi kelenjar susu hewan mamalia betina yang berfungsi
sebagai sumber gizi bagi anaknya. Susu yang diproduksi 24-48 jam pasca melahirkan
disebut kolostrum. Kolostrum memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan
jangka panjang anak hewan. Akan tetapi, beberapa masalah dapat mengakibatkan anak
kucing tidak mendapat asupan susu induk dan memerlukan penggunaan susu
pengganti. Kandungan lemak di dalam susu pengganti anak kucing merupakan salah
satu komponen penting bagi pemenuhan energi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi kesesuaian kandungan lemak pada sampel susu penganti anak kucing
dengan standar yang digunakan sebagai pembanding. Sejumlah 6 sampel susu pengganti komersial
anak kucing yang diambil dari petshop di daerah Yogyakarta dilakukan
pengujian di laboratorium Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada
menggunakan metode Soxhlet modifikasi Weibull. Data yang didapat kemudian
dianalisis menggunakan Uji-t single mean. Hasil penelitian menunjukkan
rata–rata keseluruhan sampel susu pengganti komersial lebih rendah dari rata-
rata kadar lemak susu maternal induk kucing yang dicantumkan dalam literatur.
Selain itu, pada beberapa sampel susu pengganti komersial anak kucing
menunjukkan kandungan lemak telah mendekati standar kebutuhan lemak total pada
anak kucing yang direkomendasikan oleh National Research Council (NRC). Didapatkan juga hasil antara susu
pengganti yang berasal dari susu sapi dan susu kambing tidak ada perbedaan
yang signifikan (p >
0,05). Pada penelitian selanjutnya
diperlukan jumlah sampel yang lebih banyak dari beragam merek dagang agar bisa
mendapatkan hasil perbandingan yang lebih baik.
Milk is the
secretion of the mammary glands of female mammals, which functions as a source
of nutrition for their young. Milk produced 24–48 hours after giving birth is
called colostrum. Colostrum has a significant impact on the long-term
development of young animals. However, some problems can result in kittens not
receiving their mother's milk and requiring the use of milk replacer. The fat
content in kitten milk replacer is an important component for energy
requirements. This study aims to evaluate the suitability of the fat content in
kitten replacement milk samples against the standard used as a comparison. A
total of six samples of commercial kitten milk substitute taken from pet shops
in the Yogyakarta area were tested in the laboratory of the Center for Food and
Nutrition Studies at Universitas Gadjah Mada using the Weibull modified Soxhlet
method. The data obtained was then analyzed using a single mean t-test. The
results of the study showed that the overall average of commercial milk
replacer samples was lower and different from the average fat content of
maternal cat milk in literature. In addition, several samples of commercial
kitten milk substitutes showed that the fat content was close to the standard
for total fat requirements for kittens recommended by the National Research
Council (NRC). It was also found that there was no significant difference
between milk substitutes originating from cow's milk and goat's milk (p >
0.05). In future research, More samples from various trademarks is needed to
obtain better comparison results.
Kata Kunci : Susu pengganti, lemak, susu induk kucing, kebutuhan harian lemak anak kucing, Milk Replacer, Fat, Cat Maternal Milk, Kitten’s Daily Fat Requirements.