Pengaruh Ekstrak Daun Beluntas (Pluchea indica (L.) Less.) dan Pacar Cina (Aglaia odorata Lour.) Terhadap Ekspresi Gen SIR2 pada Saccharomyces cerevisiae

MUHAMMAD HAFID DINATA, Dr. Fajar Sofyantoro, S.Si., M.Sc.

2024 | Skripsi | BIOLOGI

Reactive Oxygen Species (ROS) merupakan salah satu penyebab utama penuaan. Penuaan ditandai dengan berkurangnya fungsi fisiologis pada makhluk hidup. Beluntas (Pluchea indica) dan pacar cina (Aglaia odorata) diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang mampu menetralisir ROS dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan alami alternatif kosmetik anti-aging. Penggunaan organisme model juga diperlukan dalam pengujian kosmetik anti-aging. Saccharomyces cerevisae berpotensi sebagai organisme model dengan adanya gen SIR2 yang bersifat conserved seperti yang ada pada manusia (SIRT1). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan metode ekstraksi dan pelarut terhadap aktivitas antioksidan daun beluntas dan pacar cina. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gen SIR2 dan mekanismenya terhadap penuaan. Metode penelitian meliputi uji aktivitas antioksidan dan uji anti-aging ekstrak daun beluntas dan pacar cina menggunakan yeast secara kuantitatif dengan uji analisis ekspresi gen SIR2 pada S. cerevisiae. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan pelarut memiliki nilai beda signifikan terhadap aktivitas antioksidan dimana pelarut etanol secara keseluruhan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi. Ekstrak daun beluntas memiliki aktivitas antioksidan tertinggi pada metode sonikasi dengan pelarut etanol dengan nilai IC₅₀ 306,812 ppm dan ekstrak pacar cina pada metode soxhlet dengan pelarut etanol dengan nilai IC₅₀ 365,089 ppm. Hasil analisis ekspresi gen menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak daun beluntas dan pacar cina tidak meningkatkan ekspresi gen SIR2 terhadap kontrol. 

Reactive Oxygen Species (ROS) is one of the main causes of aging. Aging is characterized by physiological functions reduction in living things. Indian camphorweed (Pluchea indica) and Chinese perfume (Aglaia odorata) are known for having antioxidant activity that can neutralize ROS and have the potential to be developed as alternative natural ingredients for anti-aging cosmetics. The use of model organisms is also required in anti-aging research. Saccharomyces cerevisae has the potential to be a model organism in the presence of the conserved SIR2 gene that has similarity to SIRT1 in humans. This research aims to determine the effect of different extraction methods and solvents on the antioxidant activity of Indian camphorweed dan Chinese perfume leaves. In addition, this research aims to analyze the SIR2 gene and its mechanism of aging. Research methods included antioxidant activity tests and anti-aging test of Indian camphorweed leaf and Chinese perfume extracts using yeast, quantitatively by analysis of SIR2 gene expression in S. cerevisiae. The results of this research show that different solvents have significant differences in antioxidant activity, where the ethanol solvent has higher antioxidant activity overall. Indian camphorweed leaf extract has its highest antioxidant activity in the sonication method using ethanol solvent with an IC₅₀ value of 306,812 ppm and Chinese perfume extract has its highest in the soxhlet method using ethanol solvent with an IC₅₀ value of 365,089 ppm. The results of gene expression analysis showed that treatment with Indian camphorweed and Chinese perfume extract did not increase SIR2 gene expression compared to the control.

Kata Kunci : anti-aging, antioksidan, ekstrak daun beluntas, ekstrak daun pacar cina, SIR2