Identifikasi Kontaminasi Unsur Babi pada Sop Iga Sapi di Kota Yogyakarta dengan Metode PCR Menggunakan Primer Spesifik Gen Cytochrome B

AURA ZAHWA SYAIRA, Prof. Ir. Yuny Erwanto, S.Pt., MP., Ph.D., IPM

2024 | Skripsi | ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN

Sop iga sapi merupakan salah satu sajian makanan wisata kuliner di Kota Yogyakarta yang terdiri dari potongan-potongan iga sapi dimasak bersama rempah. Identifikasi jenis iga yang digunakan sampai saat ini belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kontaminasi unsur babi pada produk sop iga sapi di Kota Yogyakarta dengan menggunakan teknologi PCR (Polymerase Chain Reaction). Sampel yang digunakan berjumlah 20 sampel sop iga dari warung atau restoran yang tersebar di Kota Yogyakarta dengan teknik pengambilan sampel secara random sampling. Tahap penelitian meliputi preparasi sampel, isolasi DNA, kuantifikasi DNA, uji spesifisitas primer, amplifikasi PCR dengan primer spesifik cytochrome b untuk babi dan spesifik untuk bovine, elektroforesis gel agarose 1-2%, visualisasi DNA, dan analisis data. Hasil isolasi DNA dari sampel menunjukkan bahwa semua DNA sampel dapat terisolasi dengan rerata konsentrasi pada sampel daging sebesar 77,3 ng/µL dengan kemurnian 1,91, sedangkan pada sampel kuah sebesar 28,61 ng/µL dengan kemurnian 1,94. Hasil amplifikasi dengan primer spesifik cytochrome b babi (forward 5’ CCC AGC CCC CTC AAA CAT CTC A 3’, reverse 5’ ATG TAC GGC TGC GAG GGC GGT AA 3’) diperoleh 20 sampel tidak terdeteksi unsur babi. Amplifikasi isolat DNA dengan PCR juga dilakukan menggunakan primer spesifik bovine (forward 5’ TTT CTT GTT ATA GCC CAC CAC AC 3’, reverse 5’ TTT CTC TAA AGG TGG TTG GTC AG 3’) menunjukkan seluruh sampel mengandung unsur sapi dengan panjang fragmen DNA 98 bp. Teknologi PCR menggunakan primer spesifik cytochrome b babi mampu mendeteksi ada tidaknya kontaminasi unsur babi pada produk pangan khususnya sop iga sapi. Hasil penelitian di Kota Yogyakarta menunjukkan bahwa warung atau restoran sop iga sapi terbebas dari kontaminasi babi.

Beef rib soup is one of the culinary tourism dishes in the city of Yogyakarta which consists of pieces of beef ribs cooked with spices. Identification of the type of rib used has never been done until now. This research aims to determine whether there is contamination with pork elements in beef rib soup products in Yogyakarta City using PCR technology (Polymerase Chain Reaction). The samples used were 20 samples of rib soup from stalls or restaurants spread across the city of Yogyakarta using a random sampling technique. The research stage includes sample preparation, DNA isolation, DNA quantification, primer specificity test, PCR amplification with specific primers cytochrome b for pigs and specific for bovine, gel electrophoresis agarose 1-2%, DNA visualization and data analysis. The results of DNA isolation from the samples showed that all DNA samples could be isolated with an average concentration in the meat samples of 77.3 ng/µL with a purity of 1.91, while in the soup samples it was 28.61 ng/µL with a purity of 1.94. Amplification results with specific primers cytochrome b pig (forward 5’ CCC AGC CCC CTC AAA CAT CTC A 3’, reverse 5' ATG TAC GGC TGC GAG GGC GGT AA 3') of 20 samples were obtained where pork elements were not detected. Amplification of DNA isolates by PCR was also carried out using bovine specific primers (forward 5’ TTT CTT GTT ATA GCC CAC CAC AC 3’, reverse 5' TTT CTC TAA AGG TGG TTG GTC AG 3') showed that all samples contain cow elements with a DNA fragment length of 98 bp. PCR technology uses specific primers cytochrome b pigs are able to detect whether there is contamination with pork elements in food products, especially beef rib soup. The results of research in the city of Yogyakarta showed that beef rib soup stalls or restaurants were free from pork contamination.

Kata Kunci : Sop iga, Isolasi DNA, Cytochrome b, Polymerase Chain Reaction, primer bovine