MODEL DATA LOGIKA PROSES.PRODUKSI KAYU LAPIS UNTUK PEMENUHAN KRITERIA SERTIFIKASI LACAK BALAK (Studi Kasus di PT. Kutai Timber Indonesia -Probolinggo)
ALI TOPAN ADI IRAWAN, Dr. Ir Ronggo Sadono
2006 | Skripsi | S1 KEHUTANANSertifikasi Lacak Balak (Chain of Custody) di lingkungan industri kayu lapis adalah salah satu bentuk penelusuran rute II. Penelusuran rute II ( domain indutri) bertujuan membuktikan bahwa kayu lapis yang dihasilkan dapat dilacak hingga simpul log pond. Dalam pelaksanaannya, penelusuran rute II sangat membutuhkan sistem informasi kayu sebagai dasar penyusunan model data logika. Penelitian dilakukan di lingkungan pabrik kayu lapis PT. Kutai Timber Indonesia - Probolinggo. Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun model data logika yaitu: (1) Identifikasi permasalahan dalam penelusuran asal-usul kayu yang akan menjadi bahan baku kayu lapis, (2) Penyusunan rancangan perbaikan sistem melalui pemodelan data logika dengan mempertimbangkan keluaran dari tahap l , (3) Validasi model, ( 4) Penyusunan rekomendasi. Pada tahapan pertama, dilakukan 2 macam analisis yakni analisis format dokumen rekaman dan analis kerunutan (cohort analysis). Analisis format dokumen rekaman meliputi identifikasi entitas atribut di setiap kolom-kolom laporan harian, sedangkan cohort analysis menyusun kerunutan laporan harian sesuai dengan urutan proses produksi kayu lapis. Pada tahapan kedua, kerangka logika dalam penyusunan model data logika dibangun berdasarkan aplikasi DBMS (Database Management System). Tahapan ini menghasilkan output berupa diagram keterhubungan entitas yang kemudian ditransformasikan ke dalam basis data relasional. Tahapan terakhir adalah proses normalisasi basis data relasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemodelan dengan menggunakan aplikasi DBMS menghasilkan model data logika yang dinamakan Plytrack Model. Hasil simulasi penelusuran produkplywood PT. KTI dengan Plytrack Model terlacak sampai proses mutasi log menjadi seksi (cutting log). Sementara itu, permasalahan mendasar yang ditemukan dalam penelusuran kayu lapis antara lain: ( 1) Peluang terbesar terjadinya percampuran bahan baku terletak di komponen dry veneer, (2) Proses pembuatan vinir sampai menjadi kayu lapis tidak disertai dengan kode sehingga menyulitkan penelusuran. Sebagai rekomendasi untuk mengatasi permasalahan mendasar tersebut adalah pemberian kode pada setiap mutasi bahan baku. Pemberian kode harus konsisten dan unik serta tertera jelas memuat info rmasi identitas log yang digunakan.
Chain of custody at plywood industry area is one of second rute of trackability types. That it aimed to prove that plywood which is producted can be traced up to log pond cluster. In fact, the second rute of trackability properly need wood information system as basic of logic and model arrangement. The location of the research was in Kutai Timber Indonesia plywood company-Probolinggo. Research methode that was used on logic and model arrangement consist of four steps: 1) problem identification of wood pedigree tracking that would be a raw material of plywood, 2) arrangement of plan improvement syistem toward logic data modelling by considering output of first step, 3) model validation, 4) recomendation arrangement. For the first step, there are two kinds of analysis, they are: daily report analysis and cohort analysis. The first one consist of attribute entity identification on daily report colomns. The second one is arrangement of daily report tracebility as well as series of plywood production. For the second step, logic frame of logic data model arrangement is based on Database Management System (DBMS). This step produce output like entity relationship diagram which was transformed into relational database. After word, the last step is process of database normalitation. The result of this research has shown that the modeling using DBMS aplication produced logic data model which is named plytrack model. The result simulation of plywood product tracebility of PT. KTI using plytrack model could be traced up to log mutation process on becoming cutting log. Additon to that, the basic problem which were found within plywood tracking are: 1) the highest chance of raw material mixing is in dry veneer component, 2) the process of veneer producting up to be complete plywood was not followed by code, so that it make the tracking more difficult. As a recommendation to solve the basic problem is to give codes in every raw material mutation. The code labelling must not only be consistent and unique, but also consist of clear information of log identity.
Kata Kunci : kayu lapis, Sertifikasi Lacak Balak, model data logika, Plytrack Model, sistem informasi kayu, kode log