Analisis kelayakan finansial usaha tani semangka tanpa biji lahan pantai di Desa Bugel Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo
KUSWANTORO, Ferri, Ir. Sutrilah, M.S
2003 | Tesis | Magister Manajemen AgribisnisLahan sebagai salah satu faktor produksi dalam usahatani, dari tahun ke tahun semakin berkurang karena kegiatan pembangunan di luar sektor pertanian. Dengan semakin berkurangnya lahan pertanian dan meningkatnya kebutuhan pangan mendorong pengembangan pertanian ke lahan marginal. Dalam hal ini termasuk lahan marginal adalah lahan kering, rawa, dan pantai. Daerah marginal yang mulai dikembangkan untuk usahatani adalah Lahan Pantai di Desa Bugel Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulonprogo. Kelompok Tani Grisik Pranaji telah mengembangkan teknologi perbaikan lahan untuk komoditas semangka tanpa biji. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan finansial usahatani semangka tanpa biji di Desa Bugel Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulonprogo. Data yang digunakan adalah data percobaan dan data petani yang terdiri dari tujuh petani dimana tiap petani mewakili satu kelompok yang beranggotakan sepuluh orang. Metode analisis yang digunakan adalah anailisis biaya produksi dan penerimaan dimana untuk mengetahui tingkat keuntungan dan Return Cost Ratio . Hasil yang dicapai ternyata dengan pengembangan perbaikan lahan memberikan tingkat keuntungan bersih yang cukup baik. Perbaikan lahan dengan perlakuan penyiraman dua kali dan menggunakan plastik yang berfungsi untuk menahan air sehingga tidak mudah terserap ke dalam tanah dengan cepat memberikan keuntungan bersih lebih besar sebesar Rp 3.416.660,- dengan tingkat R/C ratio sebesar 2,65. dibandingkan dibandingkan penyelenggaraan usahatani semangka tanpa biji tanpa adanya perbaikan lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani percobaan dengan perlakuan penyiraman dua kali dan menggunakan plastik untuk menahan air memberikan keuntungan bersih yang diterima lebih besar dibandingkan dengan usaha tani tanpa adanya perbaikan lahan. Hal ini disebabkan dengan adanya perbaikan lahan menyebabkan hasil produksi yang lebih besar.
Land as one of production factors in agriculture, year by year is decreasing because of the development in other sectors. To day, as the demand of foods are increasing while the available lands are decreasing, This indicates farmers to develop marginal lands such as dry, swamp, and seashore lands. The seashore land that begining to be developed is Bugel Seashore which is located in Bugel Village, Panjatan, Kulonprogo. Gisik Pranaji, a farmer group, has developed the land that is named “ Perbaikan Lahan “ for water melon. This study aims to discover financial feasibility of watermelon agriculture either using perbaikan lahan method or conventional method which is located in Bugel Panjatan Kulonprogo. The achieved outcome, by using the method, apparently is advantageous. The method of perbaikan lahan which is used the treatment of watering twice and using plastic give income Rp 3,416,660.- and R/C Ratio 2,65. The result of the study shows that watermelon agriculture by using treatment of watering twice, using plastic and repairing seashoreland contributes more profit than that of conventional method. This difference caused by the inovation of repairing lands which gives more productivity.
Kata Kunci : Usahatani Semangka,Kelayakan Finansial