Strategi Regulasi Emosi pada Orang Tua dengan Pola Asuh Co-parenting Pasca Perceraian
ANAK AGUNG ISTRI DINA WAHYUNI, Ardian Rahman Afandi, S.Psi., M.PSi., Psikolog
2024 | Skripsi | PSIKOLOGI
Perceraian menjadi akhir dari hubungan suami istri namun tidak dengan
hubungan orang tua dan anak. Opsi-opsi pengasuhan setelah perceraian menjadi topik
hangat yang dicari oleh orang tua. Co-parenting merupakan salah satu opsi pengasuhan
bersama untuk orang tua yang bercerai. Di Indonesia, co-parenting masih menjadi topik
yang belum dikenal masyarakat luas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui strategi regulasi emosi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
strategi regulasi emosi pada orang tua yang melakukan co-parenting. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif fenomenologis. Jumlah partisipan adalah 5 orang
wanita dan data penelitian dianalisis menggunakan Interpretative Phenomenological
Analysis (IPA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan antecedent focused
strategy digambarkan lebih mampu menjaga kesehatan mental partisipan dalam jangka
panjang. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi strategi regulasi emosi partisipan,
yaitu: kesadaran & usaha diri serta dukungan pihak luar. Penelitian ini dapat menjadi
landasan teoritis bagi praktisi dan orang tua yang melakukan pola asuh co-parenting
pasca perceraian dalam membentuk strategi regulasi emosi.
Divorce marks the end of a marital relationship, but not the end of the
parent-child relationship. Post-divorce parenting options are a hot topic sought by
parents. Co-parenting is one of the shared parenting options for divorced parents. In
Indonesia, co-parenting is still a topic that is not widely recognized by the public. The
purpose of this study is to identify emotion regulation strategies and the factors
influencing these strategies among parents practicing co-parenting. This research is a
qualitative phenomenological study. The number of participants is five women, and
the research data was analyzed using Interpretative Phenomenological Analysis (IPA).
The results show that the application of antecedent-focused strategy better maintains
the participants' mental health in the long term. There are two factors influencing the
participants' emotion regulation strategies: self-awareness and effort, as well as
external support. This study can serve as a theoretical foundation for practitioners and
parents engaged in co-parenting after divorce in forming emotion regulation strategies.
Kata Kunci : Strategi regulasi emosi, co-parenting, perceraian/Emotion Regulation Strategies, Co-parenting, Divorce