Pemanfaatan dana IDT dan kesempatan kerja di desa Glagahharjo kecamatan cangkringan kabupaten Sleman
Rika Harini, Prof. Dr. Ida Bagoes Mantra; Drs. Sukamdi, M.Sc.
1996 | Skripsi | S1 GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGANPenelitian "Pemanfaatan Dana IDT dan Kesempatan Kerja di Desa Glagaharjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman", bertujuan untuk mengetahui (1) tingkat kemiskinan rumah tangga penerima dana IDT (2) penyerapan kesempatan kerja dari pemanfaatan dana IDT (3) peningkatan hasil pemanfaatan dana IDT. Data yang digunakan yaitu data primer melalui wawancara langsung dengan responden dan data sekunder yang didapatkan dari instansi terkait yang menunjang dalam penelitian ini. Daerah penelitian dipilih secara porposive sampling, dan responden dipilih secara proposional random sampling. Dari 258 rumah tangga miskin yang mendapat dana IDT pada tahap I, dengan menggunakan tabel morgan diperoleh sampel sebesar 154 responden. Dalam penelitian ini wilayah dibagi dua yaitu lereng atas dengan sampel 57 KK dan lereng bawah sebanyak 97 KK. Selain tabel frekuensi untuk mengetahui tingkat kemiskinan rumah tangga penerima dan IDT juga digunakan analisis tabel silang yang diperkuat dengan analisis kai kuadrat untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan dalam kesempatan kerja dan peningkatan hasil dari pemanfaatan dana IDT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar rumah tangga yang menerima dana IDT dalam keadaan miskin. Hal ini di ketahui dengan mengukur tingkat kemiskinan menurut metode Sayogyo maupun BPS. Terdapat perbedaan tingkat kemiskinan antara kedua wilayah penelitian, yaitu pada wilayah lereng atas cenderung lebih miskin dibandingkan wilayah lereng bawah. Hal ini dicerminkan dari penguasaan lahan, pemilikan hewan ternak, kekayaan rumah tangga, penghasilan, dan pengeluaran rumah tangga serta kondisi fisik rumah. Jumlah dana IDT yang diterima tidak sama tergantung dari jumlah anggota pada setiap POKMAS. Dalam penelitian ini rata-rata yang diterima 100.000 rupiah, dengan dana terendah sebesar 45.000 rupiah dan tertinggi sebesar 200.000 rupiah. Jenis kegiatan yang dilakukan adalah meneruskan pekerjaan yang sebelumnya. Jenis kegiatan peternakan paling banyak dilakukan yaitu terdapat 36,8% rumah tangga pada wilayah lereng atas dan 45,4% rumah tangga pada wilayah lereng bawah. Sementara itu jenis kegiatan perdagangan pada wilayah lereng atas terdapat 24,6% lebih rendah dari wilayah lereng bawah (27,8%). Jenis kegiatan industri kecil, bengkel, dan tukang terdapat 19,3% pada wilayah lereng atas dan sekitar 11% pada wilayah lereng bawah. Usaha yang dilakukan sebagian besar secara individu per rumah tangga (98,7%), sehingga dalam penelitian ini difokuskan pada pemanfaatan dana IDT secara individu. Dana IDT ini dikembalikan secara mengangsur tiap bulan dengan bunga 0,5 % sampai 1 % dalam jangka waktu 1/2-1 tahun. Dapat dikatakan semua responden sudah mampu mengembalikan cicilan dana. Hasil penelitian juga menunjukkan tidak terdapat perbedaan kesempatan kerja yang tercipta dari jenis kegiatan yang dilakukan untuk memanfaatkan dana IDT. Hal ini terjadi pada wilayah lereng atas maupun wilayah lereng bawah. Jumlah tenaga kerja yang terlibat sebagian besar- hanya 'satu orang' (66,7%), dan sebagian besar merupakan anggota keluarga (istri atau anak), yaitu 44 KK pada wilayah lereng atas dan 70 KK pada rumah tangga wilayah lereng bawah. Hasil penelitian menunjukkan terjadi perbedaan pe- ningkatan pendapatan dari pemanfaatan dana IDT untuk tiap jenis kegiatan yang dilakukan pada kedua wilayah penelitian. Pada jenis kegiatan industri kecil peningkatannya lebih tinggi dibandingkan jenis kegiatan lainnya (77,3%). Peningkatan pendapatan selama satu tahun dari jenis kegiatan pemanfaatan dana IDT berbeda antara kedua wilayah, Pada wilayah lereng atas peningkatannya lebih tinggi.
-
Kata Kunci : Pemanfataan dana IDT;Inpres desa tertinggal,Kemiskinan,Cangkringan,Sleman,DIY