Penggunaan High Quality Feed Supplement atau Tepung Daun Kelor pada Pakan Komplit terhadap Kecernaan Nutrien, Profil Hormon dan Kinerja Induk Domba
RAHMAWATI, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., IPU., ASEAN Eng.
2024 | Disertasi | DOKTOR ILMU PETERNAKAN
High Quality Feed Supplement (HQFS) atau tepung daun kelor (TDK) mengandung nutrien yang penting untuk reproduksi. Penelitian ini bertujuan menganalisis penggunaan HQFS atau TDK terhadap kecernaan, balance nitrogen, average daily gain (AGD), feed conversion ratio (FCR), metabolit plasma darah, profil hormon, tingkat kebuntingan, bobot lahir cempe, litter size dan ADG prasapih. Sebanyak 25 ekor induk Domba Ekor Tipis berumur 2-3 tahun dengan rerata bobot badan 25 kg dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan (A: kontrol, B: 10% HQFS, C: 20% HQFS, D: 10% TDK dan E: 20% TDK) diulang 5 kali dengan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap. Data dianalisis menggunakan anova dengan uji lanjut kontras ortogonal.
Penelitian terdiri dari 3 tahap. Hasil tahap I: penggunaan HQFS atau TDK pada pakan komplit induk domba meningkatkan konsumsi nutrien, nutrien tercerna, ADG dan balance N dibandingkan kontrol. Konsumsi nutrien, nutrien tercerna, ADG dan balance N pada penggunaan HQFS lebih tinggi dibandingkan penggunaan TDK. Konsumsi nutrien, nutrien tercerna, ADG dan balance N pada penggunaan 10% TDK lebih tinggi dibandingkan penggunaan 20% TDK.Kecernaan PK dan TDN pada penggunaan 10 % HQFS lebih tinggi dibandingkan penggunaan 20% HQFS.
Hasil tahap 2: penggunaan HQFS atau TDK meningkatkan kadar ureum dan kolesterol dibandingkan kontrol. Kadar kolesterol pada penggunaan 10% HQFS lebih tinggi diabndingkan penggunaan 20% HQFS. Kadar Ca serum darah pada penggunaan TDK lebih tinggi dibandingkan penggunaan HQFS. Kadar P serum darah pada penggunaan HQFS lebih tinggi dibandingkan pada penggunaan TDK. Penggunaan HQFS atau TDK pada pakan komplit induk domba meningkatkan kadar hormon estrogen dan progesteron dibandingkan kontrol. Kadar estrogen dan progesteron pada penggunaan 10% HQFS lebih tinggi jika dibandingkan penggunaan 20%. Kadar progesteron pada penggunaan 10 % TDK lebih tinggi dari penggunaan 20% TDK. Penggunaan HQFS mempercepat onset estrus dibandingkan penggunaan TDK. Tingkat kebuntingan pada penggunaan TDK lebih tinggi dibandingkan penggunaan HQFS.
Hasil tahap 3: Penggunaan 10% TDK pada pakan komplit induk domba meningkatkan bobot lahir dibandingkan penggunaan 20%. Bobot lahir paling tinggi pada penggunaan 10% TDK dibandingkan perlakuan lainnya. Nilai ADG prasapih pada penggunaan HQFS lebih tinggi jika dibandingkan dengan penggunaan TDK. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan 10% HQFS atau 10% TDK pada pakan komplit induk domba lebih baik dari penggunaan 20% HQFS atau TDK terhadap kinerja induk domba.
The High-Quality Feed Supplement (HQFS) or Moringa oleifera leaf meal (MOLM) contain essential nutrients for reproductive functions. This study aimed to analyze the use of HQFS or MOLM on digestibility, nitrogen balance, average daily gain (ADG), feed conversion ratio (FCR), blood plasma metabolites, hormone profile, pregnancy rate, birth weight and pre-weaning ADG. Twenty-five Thin Tailed Ewes, aged 2-3 years with an average body weight of 25 ± 2.2 kg, were allocated into five treatment groups (A: control, B: 10% HQFS, C: 20% HQFS, D: 10% MOLM, and E: 20% MOLM. Using a randomized complete block design. The data were analyzed using ANOVA and orthogonal contrast for further testing. The study was conducted in three stages. In stage one, the use of HQFS or MOLM in the complete feed for ewes increased nutrient consumption, digested nutrient, ADG and balance N compared to control group. The used HQFS increased nutrient consumptions, digested nutrient, ADG and balance N compared the used MOLM. Consumption, digested nutrient, ADG and balance N increased with a 10% MOLM, compared to a 20% MOLM. In stage two: the used of HQFS or MOLM increased in blood urea nitrogen and cholesterol compared control group. The used MOLM increased blood Ca serum levels than HQFS. The used HQFS increased blood P serum levels than MOLM. The used of HQFS or MOLM increased in estrogen and progesteron compared the control group. The concentration of estrogen and progesterone were higher a 10% of HQFS compared to a 20% HQFS. The concentration progesterone obtained with a 10% levels MOLM were greater than those obtained with a 20% HQFS. The used of HQFS accelerated the onset of estrus in comparison to MOLM. The pregnancy rate was higher with MOLM than with HQFS (100% vs 80%). In stage 3, the used of 10% MOLM significantly increased birth weight compared to the use of 20% MOLM. The used of HQFS increased pre-weaning ADG compared to the used of MOLM. Based on the given description, it can be concluded that use of 10% HQFS or 10% MOLM in the complete feed better results compared to using a 20% HQFS or 20% MOLM for reproductive performance ewes.
Kata Kunci : bobot lahir, suplemen, kebuntingan, metabolit darah, tepung daun kelor