Laporkan Masalah

Kajian Laju Infiltrasi Tanah di Daerah Urban (Studi Kasus: Kelurahan Karang Ayu, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah

NUR IZZATI FITRI MIFTAHCAHYANI, Dr.Eng. Ir. Wawan Budianta, S.T., M.Sc., IPM. ; Ir. Anastasia Dewi Titisari, M.T., Ph.D., IPU

2024 | Skripsi | TEKNIK GEOLOGI

Pertumbuhan penduduk dan urbanisasi yang cepat pada daerah perkotaan menyebabkan adanya pengingkatan penggunaan lahan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur. Proses urbanisasi memengaruhi kondisi permukaan yang berdampak pada karakteristik area peresapan dan siklus hidrologi yang menentukan jumlah air yang masuk ke tanah dan limpasan di permukaan. Salah satu tahapan penting pada siklus hidrologi adalah proses infiltrasi. Proses infiltrasi dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya jenis tanah, tata guna lahan atau tutupan permukaan, kepadatan tanah, kandungan air, derajat saturasi, porositas, rasio pori, densitas total, material organik, vegetasi penutup, kemiringan lahan, dan kondisi geologi. Penelitian ini mengkaji parameter laju infiltrasi berupa jenis tanah, tata guna lahan atau tutupan permukaan, kepadatan tanah, dan kondisi geologi. Pengukuran dilakukan pada Kelurahan Karang Ayu dengan luasan 0,52 km2 dengan titik stasiun amat sebanyak 24 titik. Data primer di lapangan berupa pengukuran laju infiltrasi di lapangan menggunakan alat Turf tech-Infiltrometer dan pengambilan sampel tanah untuk analisis di Laboratorium berupa jenis tanah dan kepadatan tanah. Data geologi didapatkan dari pemetaan di lapangan dan data sekunder dari instansi terkait. Data pengukuran laju infiltrasi di lapangan dihitung menggunakan model pendugaan laju infiltrasi dari Kostiakov yang selanjutnya diklasifikasikan dengan klasifikasi Konhke (1968). Data jenis litologi, jenis tanah, dan sifat fisik tanah dilakukan korelasi secara spasial dan grafik terhadap laju infiltrasi. Hasil pengukuran laju infiltrasi menunjukkan daerah penelitian memiliki nilai laju infiltrasi yang sangat bervariasi dari kelas agak lambat hingga sangat cepat dengan kisaran nilai jam 17,73 mm/jam hingga 281,44 mm/jam. Nilai laju infiltrasi paling cepat di bagian barat daerah penelitian dan laju infiltrasi paling lambat berada di bagian barat daya daerah penelitian. Hasil korelasi secara spasial menunjukkan pola sebaran laju infiltrasi di Kelurahan Karang Ayu, Kecamatan Semarang Barat dipengaruhi oleh parameter kondisi geologi yang meliputi litologi dan morfologi, tata guna lahan, estimasi kepadatan tanah, dan fraksi tanah. Hasil korelasi grafik menunjukan bahwa estimasi kepadatan tanah dan fraksi tanah memiliki hubungan negatif. Parameter estimasi kepadatan paling tinggi memiliki pengaruh sebesar 3,61% terhadap laju infiltrasi dan parameter fraksi tanah memiliki pengaruh paling tinggi sebesar 5,47%.

Growth in population and rapid urbanization in urban areas have led to an increase in land use to meet infrastructure needs. The urbanization process affects surface conditions, impacting the characteristics of infiltration areas and hydrological cycles that determine the amount of water entering the soil and surface runoff. One crucial stage in the hydrological cycle is the infiltration process, which is influenced by various factors including soil type, land use or surface cover, soil density, water content, degree of saturation, porosity, pore ratio, total density, organic material, vegetation cover, land slope, and geological conditions. This study examines infiltration rate parameters such as soil type, land use or surface cover, soil density, and geological conditions. Measurements were taken in the Karang Ayu Village with an area of 0.52 km² at 24 station points. Primary field data included infiltration rate measurements using a Turf Tech-Infiltrometer and soil sampling for laboratory analysis of soil type and soil density. Geological data were obtained from field mapping and secondary data from relevant agencies. Field measurements of infiltration rates were calculated using the Kostiakov infiltration rate estimation model, which was then classified using Konhke's classification (1968). Spatial correlations and graphs of lithology type, soil type, and soil physical properties against infiltration rates were conducted. The results of infiltration rate measurements showed highly variable values ranging from moderately slow to very fast infiltration rates, with values ranging from 17.73 mm/hour to 281.44 mm/hour. The fastest infiltration rates were found in the western part of the research area, while the slowest infiltration rates were in the southwest part. Spatial correlation results showed the infiltration rate distribution pattern in Karang Ayu Village, West Semarang District, influenced by geological conditions parameters including lithology, morphology, land use, estimated soil density, and soil fraction. Graph correlation results indicated a negative relationship between estimated soil density and soil fraction. The parameter with the highest estimated density had a 3.61% influence on infiltration rate, while the soil fraction parameter had the highest influence at 5.47%. 

Kata Kunci : daerah urban, laju infiltrasi, kondisi litologi, tata guna lahan, kepadatan tanah

  1. S1-2024-460312-abstract.pdf  
  2. S1-2024-460312-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-460312-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-460312-title.pdf