Keswadayaan Masyarakat Dalam Kegiatan Pertanian Perkotaan Di Kota Yogyakarta
Retno Wulandari, Dr. Ir. Roso Witjaksono, M.S ; Ratih Ineke Wati, S.P., M.Agr., Ph.D
2024 | Disertasi | S3 Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan
Mayoritas orang berpikir bahwa pertanian
sebagai suatu kegiatan yang terjadi hampir sepenuhnya di tanah pedesaan. Akan
tetapi dewasa ini banyak kegiatan pertanian juga dikembangkan di
perkotaan. Pekarangan di daerah perkotaan mempunyai lahan yang lebih sempit
untuk menanam, maka dari itu pemerintah berinisiatif untuk menggerakkan rumah
tangga di daerah perkotaan untuk menanam sehingga dapat menghasilkan walaupun
lahan yang dimiliki sempit. Seperti yang dilakukan di Kota Yogyakarta, dimana
Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta menggerakkan warganya untuk
mengembangkan pertanian perkotaan. Dalam pengembangan masyarakat, keswadayaan
mempunyai posisi yang sangat penting karena masayarakat mempunyai kemampuan dan
kemauan untuk mengembangkan sumber daya yang dimilikinya. Keswadayaan akan
tercipta melalui motivasi yang tinggi dan partisipasi aktif serta inisiatif
anggota masyarakat dalam berbagai kegiatan yang dilakukan. Selain itu peran
dari berbagai pihak juga menentukan keberhasilan masyarakat dalam menjalankan
berbagai kegiatan yang dilakukannya. Berkembangnya kegiatan
pertanian perkotaan sangat didukung adanya motivasi dan partisipasi masyarakat
serta peran dari berbagai pihak, antara lain peran pemerintah, peran penyuluh,
peran tokok masyarakat, peran kelompok, peran ketua kelompok dan penggunaan
media digital. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan
kegiatan kegiatan pertanian perkotaan di Kota Yogyakarta,
menganalisis keswadayaan masyarakat dalam kegiatan
pertanian perkotaan di Kota Yogyakarta dan menganalisis faktor –
faktor yang mempengaruhi keswadayaan masyarakat dalam kegiatan
pertanian perkotaan di Kota Yogyakarta. Penelitian dilakukan di Kota
Yogyakarta dengan menggunakan metode mix
methode. Penentuan informan disesuaikan dengan kebutuhan informasi
dalam penelitian ini. Penentuan sampel dilakukan secara non proporsional simpel
random sampling, dengan mengambil dua kelompok tani dari setiap kecamatan,
kemudian anggota kelompok diambil secara random. Data yang digunakan adalah
data primer dan data sekunder. Data diambil dengan wawancara mendalam, FGD, dokumentasi dan observasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pertanian perkotaan dilakukan di bawah
Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta melalui Program Kampung Sayur.
Program ini dilaksanakan melalui kelompok tani dan kelompok wanita tani di
seluruh kecamatan di Kota Yogyakarta. Keswadayaan masyarakat dalam kegiatan
pertanian perkotaan melalui Program Kampung Sayur di Kota Yogyakarta tergolong
dalam kategori sedang, hal ini menunjukkan bahwa keswadayaan masyarakat dalam
kegiatan pertanian perkotaan mempunyai potensi untuk dikembangkan dan
ditingkatkan melihat besarnya potensi pertanian
perkotaan yang ada. Hal tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan
pengetahuan tentang kegiatan pertanian perkotaan dan kearifan lokal yang ada,
sehingga akan memperoleh energi sosial dimana akan menumbuhkan sinergi bersama
atau tindakan bersama dalam menggerakkan keswadayaan masyarakat. Faktor yang berpengaruh secara langsung terhadap keswadayaan
masyarakat dalam kegiatan pertanian perkotaan di Kota Yogyakarta antara lain
penggunaan media digital, peran tokoh masyarakat, peran penyuluh, partisipasi
masyarakat dan peran kelompok. Faktor yang berpengaruh tidak langsung terhadap
keswadayaan masyarakat dalam kegiatan pertanian perkotaan di Kota Yogyakarta
antara lain peran pemerintah, peran ketua, dan motivasi.Faktor yang berpengaruh
langsung dan tidak langsung terhadap keswadayaan masyarakat dalam kegiatan
pertanian perkotaan di Kota Yogyakarta antara lain penggunaan teknologi, peran
pemerintah peran penyuluh, peran tokoh masyarakat, peran ketua, peran kelompok,
motivasi dan partisipasi.
The majority of
people think of agriculture as an activity that occurs almost exclusively on
rural land. However, nowadays many agricultural activities are also being
developed in urban areas. Yards in urban areas have narrower land for planting,
therefore the government has taken the initiative to mobilize households in
urban areas to plant so that they can produce even though the land they have is
limited. As was done in Yogyakarta City, where the Yogyakarta City Agriculture
and Food Service mobilized its citizens to develop urban agriculture. In
community development, self-supporting has a very important position because
the community has the ability and willingness to develop the resources it has.
Self-supporting will be created through high motivation and active
participation and initiative of community members in various activities carried
out. Apart from that, the role of various parties also determines the success
of the community in carrying out the various activities it carries out. The
development of urban agricultural activities is strongly supported by community
motivation and participation as well as the role of various parties, including
the role of government, the role of extension workers, the role of community
leaders, the role of groups, the role of group leaders and the use of digital
media. This research aims to describe urban agricultural activities in the City
of Yogyakarta, analyze community self-supporting in urban agricultural
activities in the City of Yogyakarta and analyze the factors that influence
community self-supporting in urban agricultural activities in the City of
Yogyakarta. The research was conducted in Yogyakarta City using the mix method.
The determination of informants was adjusted to the information needs in this
research. The sampling was carried out using simple non-proportional random
sampling, by taking two groups of farmers from each sub-district, then group
members were taken randomly. The data used is primary data and secondary data.
Data was taken using in-depth interviews, FGD, documentation and observation.
The research results show that urban agricultural activities are carried out
under the Yogyakarta City Agriculture and Food Service through the Vegetable
Village Program. This program is implemented through farmer groups and farmer
women's groups in all sub-districts in Yogyakarta City. Community
self-supporting in urban agricultural activities through the Vegetable Village
Program in Yogyakarta City is classified in the medium category, this shows
that community self-supporting in urban agricultural activities has the
potential to be developed and improved considering the large potential of
existing urban agriculture. This can be done by increasing knowledge about
urban agricultural activities and existing local wisdom, so that it will gain
social energy which will foster joint synergy or joint action in mobilizing
community self-reliance. Factors that directly influence community
self-sufficiency in urban agricultural activities in Yogyakarta City include the
use of digital media, the role of community leaders, the role of extension
workers, community participation and the role of groups. Factors that have an
indirect influence on community self-supporting in urban agricultural
activities in the City of Yogyakarta include the role of government, the role
of the chairman, and motivation. Factors that have a direct and indirect
influence on community self-supporting in urban agriculture activities in the
City of Yogyakarta include the use of technology, the role of the government
role of instructor, role of community leader, role of chairman, role of group,
motivation and participation.
Kata Kunci : anggota kelompok tani, keswadayaan masyarakat, pertanian perkotaan, program kampung sayur