PENGARUH PARAMETER DENSITAS PERKOTAAN DAN GEOMETRI BANGUNAN PADA MORFOLOGI BLOK PERKOTAAN TERHADAP INTENSITAS PENGGUNAAN ENERGI
Neyman Pearson Tanari, Dr. Eng. Nedyomukti Imam Syafii, ST, M.Sc
2024 | Tesis | S2 Teknik Arsitektur
Kebutuhan energi global yang semakin meningkat
mengakibatkan dunia berada ditengah-tengah krisis energi global, dimana
sebagaina besar energi yang digunakan berasal dari energi fosil yang merupakan
energi tak terbarukan. Perkembangan zaman membuat ketergantungan terhadap
kebutuhan energi listrik sebagai kebutuhan sehari-hari. Setiap bangunan dengan
fungsinya masing-masing memiliki kebutuhan akan energi listrik yang berbeda,
salah satunya perkantoran yang menurut B2TKE-BPPT sebagai pengguna energi
terbesar pada bangunan komersial. Pada dasarnya bangunan-bangunan ini membentuk
suatu kelompok yan g disebut blok perkotaan yang kemudian membentuk iklim mikro
dan saling berhubungan secara rumit. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk
melihat seberapa besar efek dari morfolig perkotaan terhadap konsumsi energi
bangunan. Penelitian dilakakukan menggunakan metode simulasi dengan model blok
perkotaan yang dibentuk dengan mengatur konfigurasinya dalam hal ini variable
yang dikontrol adalah site coverage dan building height. Alat
yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah software Rhinoceros
dan plugin ladybug, honeybee serta dragonfly dan engine
yang digunakan untuk melakukan simulasi adalah urbanOPT. Hasil
penelitian menggambarkan bahwa pengaruh morfologi blok perkotaan berpengaruh
secara signifikan terhadap total EUI, dimana perbedaan total EUI pada setiap
model blok perkotaan dengan kofigurasi yang sama memiliki perbedaan hingga 8.4%
pada total EUI. Dalam hal ini Site coverage (SC), building height (BH), floor
area ratio (FAR), bulding surface ratio (BSR), dan building shape coefficient
(BSC) merupakan parameter morfologi blok yang efektif dalam menilai EUI.
The increasing global energy demand has caused
the world to be in the midst of a global energy crisis, where most of the
energy used comes from fossil energy which is non-renewable energy. The
development of the times makes dependence on the need for electrical energy as
a daily necessity. Each building with its own function has different needs for
electrical energy, one of which is an office which according to B2TKE-BPPT is
the largest energy user in commercial buildings. Basically, these buildings form
a group called an urban block which then forms a microclimate and is
intricately interconnected. The research conducted aims to see how much effect
urban morpholig has on building energy consumption. The research was conducted
using a simulation method with an urban block model formed by adjusting its
configuration, in this case the controlled variables are site coverage and
building height. The tools used to support this research are Rhinoceros
software and ladybug, honeybee and dragonfly plugins and the engine used to
perform simulations is urbanOPT. The results illustrate that the influence of
urban block morphology has a significant effect on total EUI, where the
difference in total EUI in each urban block model with the same configuration
has a difference of up to 8.4% in total EUI. In this case Site coverage (SC),
building height (BH), floor area ratio (FAR), building surface ratio (BSR), and
building shape coefficient (BSC) are effective block morphology parameters in
assessing EUI.
Kata Kunci : morfologi blok perkotaan, konsumsi energi bangunan, kepadatan perkotaan, parameter geometri