Laporkan Masalah

Implementasi Standar Akuntansi mengenai Kerugian Kredit Ekspektasian dan Aset Sewa: Perspektif Keburaman Informasi Akuntansi

Evy Rahman Utami, Dr. Sumiyana, M.Si., Ak., CA; Prof. Dr. Jogiyanto Hartono, MBA., Ak., CMA., CA; Zuni Barokah, M.Comm., PhD., CA

2024 | Disertasi | S3 Ilmu Akuntansi

Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi konsekuensi yang dihasilkan dari penerapan kerugian kredit ekspektasian dan aset sewa terhadap laba dan return. Penelitian ini hanya fokus dari perspektif kerugian kredit ekspektasian dan aset sewa. Penelitian tentang kerugian kredit ekspektasian menggunakan sampel perusahaan perbankan di Asia-Pasifik periode 2010 hingga 2021. Selain itu, penelitian ini menguji dampak kerugian kredit ekspektasian terhadap laba dan return saham di masa depan. Pertama, penelitian ini menggunakan regresi Ordinary Least Square (OLS) untuk menguji keburaman aset bank, yang dapat mempengaruhi laba masa depan dan penyampaian informasi. Kedua, penelitian menganalisis keburaman, laba masa depan dan return saham dengan regresi Two Stages Least Square (2-SLS) untuk menemukan hubungan bertahap karena relevansi hierarki. Selain itu, penelitian aset sewa menggunakan periode yang sama dengan penelitian kerugian kredit ekspektasian tetapi sampel yang digunakan perusahaan non-perbankan. Penelitian ini merancang model regresi OLS untuk menguji hipotesis dalam dua pengujian berurutan. Pengujian pada tahap pertama menunjukkan hubungan antara informasi akuntansi fundamental dan laba atau return. Lebih lanjut, pengujian pada tahap kedua yaitu nested dengan menambahkan variabel instrumen pada tahap pertama. Variabel instrumen yang ditambahkan yaitu aset sewa (LA). Hasil penelitian tentang kerugian kredit ekspektasian menemukan bahwa keburaman aset bank disebabkan oleh penerapan suatu standar, yaitu Tragedy of The Commons (ToTC), dan penelitian ini menandai kejadian pertama. Pada saat yang sama, terjadi asimetri informasi karena penerapan perhitungan prosedural yang diamanatkan oleh standar. Lebih lanjut, keburaman ini mempengaruhi laba masa depan dan penyampaian informasi yang mewarisi asimetri informasi, yang telah mempengaruhi laba masa depan sebagai ToTC kedua. Terakhir, laba saat ini dan masa depan sebagai dampak dari keburaman aset secara rekursif dikaitkan dengan penyampaian return saham sebagai ToTC ketiga. Hasil penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa aset sewa (LA) berpengaruh positif terhadap return. Artinya, standar baru hanya menyampaikan informasi pada aset sewa. Hasil ini menjadi bukti bahwa manajer tertarik terhadap penyajian aset sewa karena mampu memperbesar penyajian aset sehingga direspon oleh investor. Hal ini menunjukkan bahwa laporan posisi keuangan bersifat adaptif. Namun, standar baru kurang direspon karena tidak ada sentimen. 

This study aims to investigate the consequences of the implementation of expected credit loss and leased assets on earnings and returns. It focuses on the perspectives of expected credit loss and leased assets. The study on expected credit loss utilises sampling from banking companies in the Asia-Pacific region from 2010 to 2021. Additionally, this research examines the impact of expected credit loss on future earnings and stock returns. Firstly, it employs Ordinary Least Squares (OLS) regression to examine bank asset opacity, which could affect future earnings and information conveyancing. Secondly, it analyses opacity, future earnings, and stock returns using Two-Stage Least Squares (2-SLS) regression to identify the staging associations due to hierarchical relevance. On the other hand, the study on leased assets (LA) uses the same period as the expected loss study but focuses on non-banking companies. This study designed OLS regression models to examine the hypotheses in two ordered tests. The first-order test ascertained the association between fundamental accounting information and earnings or stock prices. Then, the second-order test was nested to add the instrument variable (leased assets) to the first-order one. The statistical results on expected credit loss signify that bank asset opacity is caused by the implementation of a standard, namely the Tragedy of The Commons (ToTC), marking the first occurrence of this phenomenon. At the same time, information asymmetry arises due to the implementation of procedurally mandated calculations by the standard. Furthermore, this opacity affects future earnings and information conveyance, inheriting information asymmetry, which has impacted future earnings as the second ToTC. Finally, current and future earnings, as a result of asset opacity, are recursively linked to the dissemination of stock returns as the third ToTC. The subsequent findings indicate that lease assets (LA) positively influence returns. By these means, the new standard only conveys information on lease assets. These results provide evidence that managers are interested in the presentation of lease assets because of the enhancement of asset presentation, which is responded to by investors, demonstrating that financial position statements are adaptive. However, the new standard is less responsive due to the absence of sentiment.

Kata Kunci : kerugian kredit ekspektasian, aset sewa, laba, return, keburaman, kualitas informasi, adaptif, tragedy of the commons, teori agensi, hirarkikal informasi, expected credit loss, leased assets, earnings, returns, opacity, information quality, adaptive, trag

  1. S3-2024-450150-abstract.pdf  
  2. S3-2024-450150-bibliography.pdf  
  3. S3-2024-450150-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2024-450150-title.pdf