Perkembangan Home Care Berbasis Komunitas di Daerah Istimewa Yogyakarta
Sumini, Prof. Dr. Torontuan Kebas Yeremias, M.URP.; Prof. Dr. Sukamdi, M.Sc.; Dr. Evita Hanie Pangaribowo, M.IDEC.
2024 | Disertasi | S3 STUDI KEBIJAKAN
Studi ini memproblematisasi praktik pendirian home care yang selama ini diasumsikan menjadi tanggung jawab pemerintah dan lembaga formal nonpemerintah. Asumsi ini membuat konstruksi teoretis tentang home care cenderung dimaknai sebagai perawatan medis (nursing), padahal komunitas di masyarakat dapat saja peduli dan terlibat dalam pemberian perawatan sesuai sumber daya yang dimiliki. Oleh karenanya, penting untuk menganalisis home care yang diselenggarakan komunitas muncul dan dapat berkembang.
Tujuan utama dari studi ini adalah untuk menganalisis berkembangnya home care komunitas. Lebih lanjut, studi ini juga menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan home care lansia berbasis komunitas.
Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dengan menerapkan wawancara sebagai teknik pengumpulan data, studi ini menyasar informan yang berkaitan dengan home care, yaitu ketua, pengurus, pendamping, tokoh masyarakat, dan aparat pemerintah desa. Analisis pengelompokan dan asosiasi untuk membangun tipologi perkembangan home care serta pola hubungan antarvariabel.
Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya pentingnya pemimpin dalam perkembangan home care. Munculnya ide visioner seorang pemimpin disebabkan oleh adanya kemampuan anaitis dan perspektif berbeda dalam memaknai keleradaan lanjut usia (lansia). Dengan seni komunikasi yang dimiliki pemimpin untuk menyampaiakn ide home care, masyarakat menerima ide itu secara positif. Kepercayaan masyarakat muncul lewat adanya kesediaan menjadi pendamping dan berkontribusi dalam pemberian perawatan lansia. Pemimpin juga memiliki kemampuan untuk memobilisasi dan mengorganisasi sumber daya serta mengoptimalkan jaringan sehingga perencanaan home care terjadi secara bottom up dan mampu menjawab kebutuhan lansia. Hal itu tercermin dari bentuk layanan perawatan yang mencakup perawatan personal, sosial, dan pemantauan kesehatan. Di luar pemimpin, studi ini mendapati bahwa dukungan masyarakat, peran pendamping, dan pendanaan berkaitan dengan perkembangan home care.
Perawatan lansia di rumah (home care) tidak selalu melibatkan profesional medils. Masyarakat memiliki sumber daya untuk terlibat dalam memberikan perawatan dengan bentuk perawatan personal, sosial, dan kesehatan. Sumber daya tersebut dapat muncul dan optimal sejalan dengan kehadiran pemimpin yang mampu menginisiasi, mengolah, dan mengorganisasi. Secara teoretis, temuan studi ini mengusulkan untuk memperluas konsep home care yang tidak hanya mencakup aspek medis, tetapi juga sosial. Dari sisi praktis, pemerintah perlu mendukung home care dengan menyinergikannya dalam sistem perawatan lansia jangka panjang.
This study problematizes establishing home care which has long been assumed to be the responsibility of the government and formal non-governmental institutions. This presumption gives rise to a theoretical framework of home care which often leans towards an interpretation of medical care (nursing). However, various segments of society could be inclined to take part in the provision of care based on the resources at hand. Consequently, it holds significance to scruntinize the genesis and prospective evolution of community-organized home care.
The primary aim of this study is to analyze the development of community-based home care. This study also analyze the determinant of the development of community-based home care.
This study employs a qualitative approach with a case study method in the Special Region of Yogyakarta. Employing interviews as the designated approach for data collection, the study specifically targets individual acting as informants within the realm of home care services, including leaders, administrators, companions, community figures, and village government officials. Grouping and association are employed to construct typologies of home care and patterns of inter-variable relationships.
This research highlights the importance of leaders in developing home care. Leaders possess visionary ideas which emerge from analytical abilities and diverse perspectives in interpreting the existence of the elderly. They possess the art of communication to convey home care concepts, thus gaining positive acceptance within the community. A sense of community tryst emerges, as evidenced by willingness to become companions and contribute to elderly care. Leaders have the ability to mobilize and organize resources, optimize networks, and enable a bottom-up approach to home care planning which addresses the needs of the elderly. This es reflected in the form of care services encompassing personal, social, and health monitoring aspects. Beyond leadership, the study also found that community support, the role of companions, and funding are related to the development of home care.
Elderly home care does not always necessitate medical professionals. Communities possess resources to provide care through personal, social, and health-oriented approaches. These resources can emerge and be optimized in tandem with the presence of leaders capable of initiating, facilitating, and organizing such efforts. This study's theoretical implications propose expanding the home care concept to encompass not only medical aspects but also social dimensions. From a practical standpoint, government support is essential for fostering community-based home care aligning it with long-term elderly care systems.
Kata Kunci : home care, perawatan lansia, komunitas, perkembangan, kepemimpinan