Interaksi Keruangan Antar Wilayah Di Provinsi Maluku Utara
Masykur Ar. Mahdi, Dr. Eng. Ir. Ahmad Sarwadi, M.Eng.
2022 | Tesis | S2 Magist.Prnc.Kota & Daerah
Kegiatan keruangan antar wilayah di Provinsi Maluku Utara cenderung
terpusat pada masing-masing ibukota kabupaten. Secara makro, aktivitas
keruangan di Provinsi Maluku Utara cenderung terpusat pada satu titik tertentu
yaitu di Kota Ternate yang berstatus sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Hal
ini menjadikan Kota Ternate tumbuh menjadi lebih cepat dan menjadi pusat
aktivitas pergerakan di Provinsi Maluku Utara yang menyebabkan daerah lain
mengalami hambatan dalam berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kekuatan interaksi spasial antara kabupaten/kota dan untuk mengetahui
bentuk/karakteristik interaksi antar wilayah kabupaten/kota di bidang ekonomi. Lokasi
penelitian meliputi 2 (dua) kota dan 8 (delapan) kabupaten yang berada di Provinsi
Maluku Utara, yakni Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan, Kabupaten Halmahera
Barat, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Tengah, Kabupaten
Halmahera Selatan, Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Pulau Taliabu,
Kabupaten Pulau Morotai, dan Kabupaten Kepulauan Sula. Metode penelitian ini
menggunakan pendekatan deduktif dengan teknik analisis kuantitatif dan
kualitatif. Data penelitian diperoleh dari pengumpulan data primer dan data
sekunder yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan studi pustaka serta
istansi. Pendataan yang dilakukan meliputi jumlah penduduk, jarak antar
wilayah, kegiatan ekonomi berupa distribusi barang ekonomi meliputi distribusi
komoditas pertanian, distribusi komoditas, distribusi perkebunan dan kehutanan,
distribusi komoditas peternakan, distribusi komoditas perikanan dan kelautan,
dan distribusi komuditas industri dan perdagangan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa interaksi spasial antara wilayah di
Provinsi Maluku Utara terlihat Sangat Kuat terjadi antara kota Ternate dengan
Kota Tidore Kepulauan yang secara geografis memiliki jarak yang sangat
berdekatan dan memiliki penduduk secara kuantitas yang besar; interaksi
kategori Kuat terjadi antara Kota Ternate dengan Kabupaten Halmahera Barat; dan
interaksi Cukup Kuat terjadi antara Kota Ternate dengan (Kab. Halmahera Utara,
Kab. Halmaher Tengah, Kab. Halmahera Selatan); dan terdapat pula beberapa
kategori kekuatan interaksi spasial yang terjadi seperti kategori lemah dan
Sangat Lemah. Sementara itu, interaksi bidang ekonomi menunjukan bahwa seluruh
wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Maluku Utara, Kota Ternate sebagai Pusat
Kegiatan Nasioanl memiliki kecenderungan saling melengkapi (complementary) dengan kabupaten dan kota lain yang didukung oleh
kemudahan (transferability) berinteraksi.
Selain itu terdapat beberapa kabupaten dan kota yang karakteristik interaksi
bidang ekonominya selain saling melengkapi juga adanya penghalang (intervening apportunity) sehingga
menimbulkan karakteritik interaksinya menjadi melemah dan tidak saling
melengkapi.
Inter-regional
spatial activities in North Maluku Province tend to be concentrated in each
district capital. From a macro perspective, spatial activities in North Maluku
Province tend to be concentrated at one particular point, namely in Ternate
City which has the status of a National Activity Center (PKN). This makes
Ternate City grow faster and become the center of movement activity in North
Maluku Province which causes other areas to experience obstacles in developing.
This research aims to determine the strength of spatial interactions between
districts/cities and to determine the forms/characteristics of interactions
between districts/cities in the economic sector. The research locations include
2 (two) cities and 8 (eight) districts in North Maluku Province, namely Ternate
City, Tidore Islands City, West Halmahera Regency, East Halmahera Regency,
Central Halmahera Regency, South Halmahera Regency, North Halmahera Regency,
Taliabu Island, Morotai Island Regency, and Sula Islands Regency. This research
method uses a deductive approach with quantitative and qualitative analysis
techniques. Research data was obtained from primary data collection and
secondary data obtained through observation, interviews, and literature and
agency studies. The data collected includes population, distance between
regions, economic activities in the form of distribution of economic goods
including distribution of agricultural commodities, distribution of
commodities, distribution of plantations and forestry, distribution of livestock
commodities, distribution of fisheries and marine commodities, and distribution
of industrial and trade commodities.
The research results show
that spatial interactions between regions in North Maluku Province appear to be
very strong between the city of Ternate and the City of Tidore Islands which
are geographically very close together and have a large population; Strong
category interaction occurs between Ternate City and West Halmahera Regency;
and quite strong interactions occur between Ternate City and (North Halmahera
Regency, Central Halmahera Regency, South Halmahera Regency); and there are
also several categories of spatial interaction strength that occur, such as
weak and very weak categories. Meanwhile, interactions in the economic sector
show that all districts and cities in North Maluku Province, Ternate City as
the Center for National Activities have a tendency to complement each other. (complementary)
with other districts and cities that are supported by convenience (transferability)
interact. Apart from that, there are several districts and cities whose
characteristics of economic interaction, apart from complementing each other,
also contain barriers (intervening apportunity) thus causing the
characteristics of the interaction to weaken and not complement each other.
Kata Kunci : Interaksi, Spasial, Ekonomi, Maluku Utara