Evaluasi posterosagittal anorectoplasty pada atresia ani di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta 1998-2003

PRATOMO, Sri, Dr. Rochadi, SpB.,SpBA

2003 | Tesis | PPDSI Ilmu Bedah

Latar belakang : Atresia ani merupakan kelainan anorektal yang paling sering dijumpai dan masih menjadi perdebatan banyak ahli. Atresia ani terdapat pada satu dari 4000 sampai dengan 5000 kelahiran hidup. Sebelum diperkenalkan teknik PSARP, para ahli menggunakan teknik abdominoperineal pull-through. Dari beberapa penelitian ternyata PSARP memberikan keluaran yang lebih baik dalam hal fungsi usus dan inkontinensia feses, termasuk dalam hal ini adanya soiling dan konstipasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi hasil penatalaksanaan atresia ani dengan metode posterosagittal anorectoplasty di sub unit bedah anak RS dr. Sardjito Yogyakarta. Metode penelitian : Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dan prospektif dengan mengambil data pada rekam medik penderita atresia ani yang menjalani metode posterosagittal anorectoplasty. Data retrospektif diambil pada periode bulan Juli 1998 sampai dengan Desember 2001, data prospektif diambil pada periode Januari 2002 sampai dengan Juli 2003. Data yang diambil meliputi karakteristik dasar yaitu umur, jenis kelamin, letak kelainan, jenis fistel, jenis operasi, dan evaluasi pasca operasi tiga bulan yang dinilai dengan skoring Klotz. Kemudian dilakukan uji kemaknaan masing- masing karakteristik dasar dan untuk mengetahui hubungan antara umur, jenis kelamin, dan letak lesi, digunakan uji Mann-Whitney Wilcoxon, sedangkan jenis operasi dan jenis fistel diuji dengan Kruskal-Wallis dan untuk mengetahui hubungan antara satu atau lebih variabel dengan terjadinya outcome digunakan risiko relatif dan interval kepercayaan 95% dengan Chi square. Hasil : Dari penelitian ini didapatkan bahwa letak lesi dan jenis fistel tidak mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik terhadap hasil operasi yang dinilai dengan skoring Klotz. Dari hasil businasi pasien diketahui terdapat 10 pasien yang kaliber anusnya tidak sesuai dengan umur pasien. Komplikasi operasi terbanyak adalah soiling didapatkan pada 25 pasien sedangkan komplikasi yang paling jarang adalah inkontinensia fekal didapatkan pada 2 pasien. Kesimpulan : Letak lesi dan jenis tidak mempengaruhi hasil operasi posterosagittal anorectoplasty.

Background: Atresia ani is the most common anorectal malformation in society and still the most talked and debated issue among experts. Atresia ani can be seen in one of four up to five thousands life-births. Before PSARP technique being introduced, experts used abdominoperineal pull-through technique. From many observations, PSARP in fact gives a better outcome in bowel function and also fecal incontinence, including the existence of soiling and constipation. The objective of this study is to evaluate the result of atresia ani management with posterosagittal anorectoplasty technique in pediatric surgery department Dr. Sardjito Hospital Yogyakarta. Method: Data collection was done retrospectively and prospectively by collecting data in atresia ani patients’ medical record that underwent posterosagittal anorectoplasty method. Retrospective data were gathered within July 1998 to December 2001, while prospective data were collected between the periods of January 2002 until July 2003. All data that were gathered including the baseline characteristics which include age, gender, level of malformation, fistel type, operation type and also the evaluation of 3 months post-operation that can be scored by using Klotz Scoring method. The next step would be the significance test for every baseline characteristic to understand the relationship between age, gender and different levels of lesion we used Mann-Whitney Wilcoxon test, fistel type and operation type were tested with Kruskal-Wallis and to comprehend the relationship between one or more variables with the outcome, we used relative risk and 95% confidence interval with Chi Square. Results: From our observation, different levels of lesion and fistel type statistically did not have a significance relationship to the result of the operation, which were scored by Klotz Scoring system. From 40 patients’ butination, almost 10 patients had anal diameter that were imbalance with the age. The most common operating complication was soiling that can be found in 25 patients, while the rarest complication was incontentia fekal that could be found in only 2 patients Conclusion : Different levels of lesion and fistel type do not influence the result of posterosagittal anorectoplasty operation.

Kata Kunci : Atresia, Posterosagittal Anorectoplasty, Posterosagittal anorectoplasty, different levels of lesion and fistel type.