Penggunaan kayu bakar sebagai pemenuhan kebutuhan energi pedesaan : studi komparatif desa Giriwungu dan desa Giriharjo kecamatan Panggang kabupaten Dati II Gunung Kidul dalam perencanaan energi pedesaan DIY
Raditya Jati, Prof. Dr. A.J. Suhardjo, M.A.; Drs. Joko Christanto, M.Sc.
1995 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN WILAYAHKenyataan selama ini kayu bakar sebagai sumber energi di daerah pedesaan diperoleh dari tegal, pekarangan, dan dari hutan sekitarnya. Pola penggunaan kayu bakar tersebut sulit diubah. Eksploitasi hutan yang tidak diimbangi dengan usaha pelestarian akan berdampak negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, penelitian yang mendasar dalam rangka menghubungkan wilayah pedesaan berwawasan lingkungan, berkaitan dengan hal tersebut telah diteliti penggunaan kayu bakar di pedesaan daerah Kecamatan Panggang Kabupaten Daerah Tingkat II Gunung Kidul terutama Desa Giriwungu dan Desa Giriharjo. Penelitian bertujuan untuk mengungkapkan pemecahan masalah dan perumusan alternatif pemecahannya mengenai energi pedesaan khususnya kayu bakar sebagai pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat desa sehari-hari. Rumusan perencanaan energi pedesaan antara lain mengenai teknologi dan managemen, ketergantungan suplai energi, dan institusi. Solusi paling akhir adalah mencocokkan antara kebutuhan energi dengan ketersediaan sumberdaya alam yang ada. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode survai, untuk pengambilan data primer dan data sekunder. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling dengan mengambil 50 responden dari setiap desa. Pengolahan data primer dilakukan dengan analisis statistik dan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan beberapa faktor sosial ekonomi tidak terlalu berpengaruh terhadap daya konsumsi kayu bakar. Jumlah anggota keluarga menunjukkan ada kecenderungan berpengaruh terhadap daya konsumsi kayu bakar. Volume kayu bakar yang dikonsumsikan cukup tinggi dengan rata-rata satu keluarga membutuhkan 1 bongkok per hari setara dengan 0,075 m3 per hari. Setiap orang memerlukan 5,4 m3/kapita/tahun. Jumlah ter-sebut tidak dapat dicukupi oleh areal sumberdaya hutan produksi, sehingga eksistensi hutan akan terganggu. Penggunaan tungku di daerah penelitian belum efektif dan kesadaran masyarakat mengenai arti pentingnya hutan dalam menjaga ekosistem masih kurang, sehingga perlu strategi yang lebih tepat untuk usaha penghematan bahan bakar. Pola distribusi pemasaran hasil hutan berupa kayu atau arang masih dikuasai para tengkulak. Harga belum dapat stabil dan juga relatif rendah bagi produsen kayu dan arang. Beberapa strategi dalam memecahkan permasalahan energi pedesaan tersebut antara lain meminimalkan eksploitasi sumberdaya alam, meningkatkan produktifitas sumberdaya alam, intensifikasi struktur institusional, meningkatkan partisipasi masyarakat, dan meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat.
Kata Kunci : Kayu;Penggunaan kayu bakar,Gunungkidul,DIY