Modal Sosial Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Usaha Tani Padi Pulu Mandoti Emas di Kabupaten Enrekang
Muh Taufik Saputra, Dr. Jangkung Handoyo Mulyo, M.Ec.
2024 | Tesis | S2 Magister Manj.Agribisnis
Desa Salukanan, Kabupaten Enrekang, dikenal sebagai pusat produksi padi
lokal dengan varietas unik, Pulu Mandoti Emas (PME), yang hanya tumbuh
dan diwariskan secara turun-temurun di desa tersebut. Karena budidaya PME
memerlukan waktu lama dan memiliki harga jual tinggi, maka modal sosial petani
diharapkan dapat meningkatkan motivasi petani untuk tetap membudidayakan PME. Tujuan
dari penelitian ini adalah: (1) Mengetahui peran modal sosial petani sebagai
keunggulan kompetitif usaha tani padi lokal PME di Desa Salukanan, Kabupaten
Enrekang (2) Mengidentifikasi pengaruh modal sosial dan faktor-faktor lainnya
yang mempengaruhi keputusan petani untuk membudidayakan padi lokal PME di Desa
Salukanan, Kabupaten Enrekang (3) Mengidentifikasi pengaruh modal sosial sosial
terhadap produksi PME di Desa Salukanan, Kabupaten Enrekang dan (4) Mengidentifikasi
pengaruh modal sosial sosial terhadap pendapatan usaha tani PME di Desa
Salukanan, Kabupaten Enrekang. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi
dan wawancara secara langsung dengan petani di Desa Kabupaten Enrekang. Penentuan
jumlah sampel dilakukan dengan metode Krejcie & Morgan yaitu sebanyak 96
petani sebagai responden yang terdiri dari 64 petani yang membudidayakan PME dan
32 petani yang tidak membudidayakan PME. Analisis data menggunakan analisis
pendekatan berbasis sumber daya (RBV-VRIO) dan uji heckman twostep selection
model dengan menggunakan bantuan aplikasi STATA 16.0. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa petani PME memandang modal sosial sebagai sumber daya keunggulan
kompetitif dari tingkat temporary hingga sustainable, yang
dipertahankan melalui kegiatan kemasyarakatan khusus petani PME turun temurun.
Faktor-faktor seperti pengalaman bertani, frekuensi komunikasi eksternal,
kepercayaan sosial, kepercayaan institusional, dan norma kebajikan menentukan
peluang petani membudidayakan PME. Analisis menegaskan bahwa modal sosial
memberikan dampak positif pada produksi dan pendapatan usaha tani PME, dengan
membantu akses sumber daya dan partisipasi dalam pengambilan keputusan
kebijakan desa. Program-program yang diperkuat diharapkan mendorong kolaborasi
dan pertukaran pengetahuan di Desa Salukanan, Kecamatan Baraka, Kabupaten
Enrekang.
The village of Salukanan, Enrekang Regency, is known as a center for
local rice production with a unique variety called "Pulu Mandoti Emas"
(PME), which is exclusively grown and passed down through generations in the
village. Due to the lengthy cultivation process and high selling price of PME,
the social capital of farmers is expected to enhance their motivation to
continue cultivating PME. The objectives of this research are: (1) To
understand the role of farmers' social capital as a competitive advantage in
local rice farming of PME in Salukanan Village, Enrekang Regency; (2) To
analyze the influence of social capital and other factors affecting farmers'
decisions to cultivate PME in Salukanan Village, Enrekang Regency; (3) To
analyze the influence of social capital on the production of PME in Salukanan
Village, Enrekang Regency; and (4) To analyze the influence of social capital
on the income of PME farming in Salukanan Village, Enrekang Regency. Data
collection was conducted through direct observation and interviews with farmers
in the Enrekang Regency Village. The sample size was determined using the Krejcie
& Morgan method, consisting of 96 farmers as respondents, including 64 PME
farmers and 32 non-PME farmers. Data analysis was performed using
Resource-Based View (RBV-VRIO) analysis and Heckman Two-Step Selection Model
test with the assistance of STATA 16.0 software. The research findings indicate
that PME farmers perceive social capital as a source of competitive advantage
from temporary to sustainable levels, sustained through specific community
activities among PME farmers across generations. Factors such as farming
experience, frequency of external communication, social trust, institutional
trust, and ethical norms determine the likelihood of PME cultivation by
farmers. The analysis confirms that social capital has a positive impact on PME
farming production and income by facilitating resource access and participation
in village policy decision-making. Strengthened programs are expected to
encourage collaboration and knowledge exchange in Salukanan Village, Baraka
District, Enrekang Regency
Kata Kunci : Keputusan Petani, Modal Sosial, Pulu Mandoti Emas