Laporkan Masalah

Evaluasi dan Perancangan Fasilitas Informal Learning Space (ILS) di Perguruan Tinggi (Studi Kasus Departemen Teknik Mesin dan Industri UGM)

AHMAD FAQIH IDHAM, I Gusti Bagus Budi Dharma, Ir., S.T., M.Eng. Ph.D., IPU., ASEAN Eng.

2024 | Skripsi | TEKNIK INDUSTRI

Meningkatnya pembelajaran luar kelas (informal learning) di perguruan tinggi membuat keberadaan informal learning space (ILS) semakin menjadi bagian yang penting. Oleh karena itu, memahami penggunaan, preferensi, serta kapasitas dari ILS penting dilakukan untuk meningkatkan pengalaman mahasiswa ketika menggunakannya. Departemen Teknik Mesin dan Industri (DTMI) yang berusaha menjadi wadah pengembangan mahasiswa mendapat keluhan terkait ILS yang ada. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis kebutuhan dan preferensi mahasiswa DTMI dalam menggunakan ILS, mengevaluasi kapasitas dan luasan ILS saat ini, serta memberikan contoh intervensi perbaikan. 

Penelitian ini terdiri dari lima tahapan utama yang saling berkaitan. Tahapan pertama adalah studi lapangan kondisi existing yang dilakukan dengan mengidentifikasi ruang-ruang ILS di DTMI serta mendapat data kapasitas dan luasan dari masing-masing ruang tersebut. Tahapan kedua adalah identifikasi kebutuhan dan preferensi mahasiswa terhadap ILS yang dilakukan dengan menyebarkan kuesioner serta observasi langsung. Tahapan ketiga adalah menganalisis kebutuhan ILS ideal yang dilakukan dengan menerapkan standar kepada kondisi DTMI. Tahapan keempat adalah mapping ruangan yang dilakukan dengan mengelompokkan ruang ILS dengan menggunakan justifikasi tertentu berdasarkan hasil pengamatan kemudian membandingkan kapasitas dan luasan masing-masing kelompoknya dengan kebutuhan ideal sebelumnya. Tahapan kelima adalah memberikan usulan intervensi yang dilakukan dengan dua cara yaitu memodifikasi ILS dan/atau melakukan pembuatan ILS baru. 

Hasil studi lapangan menunjukkan bahwa terdapat 16 ruang ILS di DTMI dengan kapasitas total 249 orang atau kursi dan luas total adalah 761,2 m2. Hasil identifikasi kebutuhan dan preferensi terhadap ILS menunjukkan bahwa mahasiswa secara umum lebih banyak melakukan aktivitas individual learning dan lebih menyukai tipe ruangan yang tenang dan privat serta tipe furnitur informal. Berdasarkan analisis ILS ideal, ILS di DTMI seharusnya memiliki kapasitas 152 orang dan luasan 921 m2. Angka-angka tersebut kemudian didetailkan lagi menurut peruntukan jenis kegiatan, tipe ruangan, dan tipe furnitur. Jumlah ILS ideal tersebut kemudian dibandingkan dengan hasil mapping keadaan saat ini dan ditemukan kekurangan pada ILS dengan tipe ruangan tenang dan privat serta tipe furnitur informal baik pada individual learning maupun group learning. Oleh karena itu, dilakukan perancangan dua usulan intervensi. Intervensi pertama dilakukan dengan melibatkan ruang laboratorium potensial serta melakukan modifikasi pada enam ruangan. Intervensi kedua dilakukan dengan melakukan modifikasi pada empat ruangan serta membuat ILS baru pada dua tempat terpilih yaitu halaman depan ruang himpunan serta taman selatan M1-M3. 


The increase in learning outside the classroom (informal learning) in higher education makes the existence of informal learning spaces (ILS) increasingly an important part. Therefore, understanding the usages, preferences, and capacities of ILS is important to improve students' experiences. The Department of Mechanical and Industrial Engineering (DTMI), which tries to be a forum for student development, has received complaints from students regarding the existing ILS. Therefore, this research was conducted with the aim of analyzing the needs and preferences of DTMI students regarding ILS, evaluating the current capacity and area of ILS, and providing examples of improvement interventions.

This research consists of five interrelated stages. The first stage was a field study of existing conditions which was carried out by identifying ILS rooms at DTMI and obtaining data on the capacity and area of each room. The second stage was identifying students' needs and preferences for ILS which is done by distributing questionnaires and direct observation. The third stage was analyzing the ideal ILS requirements which is carried out by applying standards to DTMI conditions. The fourth stage was room mapping which is carried out by grouping ILS rooms using certain justifications based on the results of observations and then comparing the capacity and area of each group with the previous ideal needs. The fifth stage is to provide intervention proposals which can be carried out in two ways, modifying the ILS and/or creating a new ones.

Field study results show that there are 16 ILS rooms at DTMI with a total capacity of 249 people or chairs and a total area of 761.2 m2. The results of identifying needs and preferences for ILS show that students generally do more individual learning activities and prefer quiet and private room types and informal furniture types. Based on the ideal ILS analysis, the ILS at DTMI should have a capacity of 152 people and an area of 921 m2. These numbers are then further detailed according to the type of activity, room type, and furniture type. The number of ideal ILS was then compared with the results of mapping the current situation and deficiencies were found in ILS with quiet and private room types and informal furniture types for both individual and group learning. Therefore, two proposed interventions were designed. The first intervention was carried out by involving potential laboratory rooms and making modifications to six rooms. The second intervention was carried out by making modifications to four rooms and creating new ILS in two selected places, the front yard of the association room and the garden in the south of room M1-M3.

Kata Kunci : informal learning space, kebutuhan, preferensi, kapasitas, luasan, intervensi

  1. S1-2024-456203-abstract.pdf  
  2. S1-2024-456203-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-456203-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-456203-title.pdf