WACANA POLIGAMI DALAM NASKAH PERJANJIAN PERNIKAHAN RIFA'AH RAFI’ AL-TAHTAWI: STUDI WACANA KRITIS TEUN A. VAN DIJK
Rangga Hafidin, Dr. Moh. Masrukhi, M.Hum.
2024 | Tesis | S2 Linguistik
Poligami merupakan praktik yang umum dilakukan oleh laki-laki kelas atas pada awal abad kesembilan belas di Mesir. Namun, Rifa'ah al-Tahtawi, seorang laki-laki yang berkedudukan tinggi di Mesir saat itu, menolak untuk melakukannya. Melalui naskah perjanjian pernikahannya dengan Karimah binti Muhammad al-Fargali al-Anshari, Rifa'ah al-Tahtawi menyatakan komitmennya untuk tetap bersama istrinya dalam ikatan pernikahan. Bahkan, Rifa'ah al-Tahtawi juga berkomitmen bahwa dia tidak akan melakukan praktik milku yamin atau perbudakan dalam syariat Islam.
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki bagaimana komitmen Rifa'ah al-Tahtawi untuk bermonogami dibangun secara linguistik dan bagaimana faktor-faktor model mental serta kondisi sosial memengaruhi pembuatan naskah perjanjian pernikahan tersebut. Demi mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan mengadopsi pendekatan Studi Wacana Kritis yang dikembangkan oleh Teun Adrianus van Dijk dan menggabungkannya dengan Analisis Wacana Kritis Feminis Michelle M. Lazar.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Rifa'ah al-Tahtawi menggunakan berbagai aspek kebahasaan seperti penggunaan leksikal, frasa, implikasi, praanggapan, modalitas dan transitivitas dalam kluasa, logika argumen, serta koherensi. Penggunaan aspek kebahasaan tersebut dipengaruhi oleh kondisi model mental dan kondisi sosial yang berkaitan dengan kehidupan Rifa'ah al-Tahtawi di Mesir abad kesembilan belas. Dari serangkaian analisis tersebut Rifa'ah al-Tahtawi melalui naskah perjanjian pernikahan menunjukkan keberpihakannya terhadap perempuan tanpa memandang kelas atau status sosial.
Polygamy was common among upper-class men in the early nineteenth century in Egypt. However, Rifa'ah al-Tahtawi, a man of high standing in Egypt at the time, refused to do so. Through the text of his marriage contract with Karimah bint Muhammad al-Fargali al-Anshari, Rifa'ah al-Tahtawi expressed his commitment to remain with his wife in the bonds of marriage. Rifa'ah al-Tahtawi also committed that he would not practice milku yamin or slavery in Islamic law.
This study aims to investigate how Rifa'ah al-Tahtawi's commitment to monogamy was linguistically constructed and how mental model factors and social conditions influenced the drafting of the marriage contract. To achieve these objectives, this study uses a descriptive qualitative research method by adopting the Critical Discourse Studies approach developed by Teun Adrianus van Dijk and combining it with Michelle M. Lazar's Feminist Critical Discourse Analysis.
The results of this study show that Rifa'ah al-Tahtawi uses various linguistic aspects such as lexical usage, phrasing, implication, presupposition, modality, and transitivity in language, argument logic, and coherence. The use of these linguistic aspects is influenced by the condition of the mental model and social situations related to Rifa'ah al-Tahtawi's life in nineteenth-century Egypt. From a series of analyses, Rifa'ah al-Tahtawi through the text of the marriage agreement shows his partiality towards women regardless of class or social status.
Kata Kunci : Studi Wacana Kritis, Perjanjian Pernikahan Tahtawi, Poligami/Critical Discourse Studies, Tahtawi's Marriage Contract, Polygamy