Analisis Perubahan Petak dan Anak Petak di Bagian Hutan Kedunggalar Utara, Perum Perhutani KPH Ngawi
DELA BINTANG WULANDARI, Dr. Ir. Rohman, S.Hut., M.P.
2024 | Skripsi | KEHUTANAN
Petak merupakan unit terkecil pengelolaan dan administrasi yang sifatnya seragam dan permanen. Ukuran petak secara teori ditentukan oleh prestasi kerja mandor setiap tahunnya. Namun demikian, karena pembuatan petak yang permanen di lapangan berbiaya tinggi/mahal, ukuran petak yang digunakan di Perum Perhutani masih cukup besar. Saat ini hampir semua petak memiliki kondisi tegakan dan aktivitas silvikultur yang tidak seragam. Untuk membedakan dalam pencatatan administrasi selama ini digunakan istilah anak petak dan cucu petak, tanpa batas-batas permanen di lapangan. Semakin banyaknya pemisahan menjadi anak petak dan cucu petak membuat satuan data yang digunakan untuk menyusun rencana menjadi berlipat ganda dan tidak sederhana, serta muncul anggapan bahwa cucu petak dianggap permanen, sehingga tidak ada upaya untuk meniadakan atau menyederhanakan, baik oleh pihak pengelola maupun perencana. Hingga saat ini belum ditemukan kajian yang menyeluruh tentang perubahan anak petak di BH Kedunggalar Utara. BH Kedunggalar Utara dipilih sebagai lokasi penelitian karena mengalami kondisi yang serupa. Untuk menjawab permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi petak dan anak petak di BH Kedunggalar saat ini dan dinamika perubahan anak petak yang terjadi untuk mengidentifikasi penyebab perubahan. Kedua hal ini perlu diketahui agar dapat merekomendasikan alternatif solusi dari dampak perubahan anak petak di BH Kedunggalar Utara agar tidak terus terjadi di masa mendatang.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif dengan menggabungkan data sekunder dan primer yang dikomparasi dengan teori dari studi literatur. Analisis kondisi petak dan anak petak untuk jangka perusahaan 2019-2028 dilakukan berdasarkan data dokumen RPKH Model PDE-2 dan Prosedur Kerja Inventarisasi Hutan, menggunakan Microsoft Excel dan digambarkan dalam bentuk tabel dan grafik. Untuk menganalisis perubahan petak dan anak petak serta penyebabnya, menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dengan informan kunci, serta dilakukan analisis dokumen dari tiga jangka perusahaan (1999-2008, 2009-2018, 2019-2028).
Berdasarkan hasil penelitian, kondisi aktual petak dan anak petak di BH Kedunggalar Utara pada Jangka Perusahaan 2019-2028 mencakup 6.004,5 ha dengan 107 petak, 555 anak petak, dan 281 cucu petak. Sebanyak 99% petak dipisah menjadi anak petak dan 21,6% anak petak dipisah menjadi cucu petak. Berdasarkan dua jangka perusahaan sebelumnya, terjadi peningkatan pemecahan petak dan anak petak pada setiap periode perusahaan. Jangka perusahaan 1999-2008 ke 2009-2018, terjadi peningkatan sebesar 39% anak petak dan 50% cucu petak. Perubahan dari jangka perusahaan 2009-2018 ke 2019-2028 sebesar 8% anak petak dan 18% cucu petak. Histori dari dua jangka perusahaan sebelumnya menunjukkan bahwa kesatuan administrasi yang dikelola lebih sederhana dibandingkan jangka perusahaan saat ini dan terdapat inkonsistensi penamaan anak petak pada setiap jangka yang menyulitkan penelusuran kondisi di lapangan. Penyebab utama perubahan jumlah dan luas anak petak karena adanya gangguan seperti pencurian dan pembibrikan. Selain itu, perubahan juga disebabkan oleh penambahan kelas hutan baru dan perubahan luas kawasan penggunaan lain.
A compartment is the smallest uniform and permanent management and administrative unit. The size of a compartment is theoretically determined by the annual performance of foremen. However, due to the high cost of creating permanent compartments in the field, the compartments used by Perum Perhutani are relatively large. Currently, almost all compartments have non-uniform stand conditions and silvicultural activities. To differentiate in administrative records, the terms sub-compartment and sub-part of compartment are used without permanent boundaries in the field. The increasing number of sub-compartments and sub-parts of compartments has complicated data used for planning. There is also an assumption that sub-parts of compartments are permanent, leading to a lack of efforts to eliminate or simplify them by both managers and planners. Until now, there has not been a comprehensive study on the changes of sub-compartments in BH Kedunggalar Utara. BH Kedunggalar Utara was chosen for this research because it experiences similar conditions. This study aims to determine the current conditions of compartments and sub-compartments in BH Kedunggalar Utara and to understand the dynamics of sub-compartment changes to identify the causes. These insights are needed to recommend solutions to prevent continued changes in BH Kedunggalar Utara in the future.
This study uses a descriptive-qualitative method, combining secondary and primary data compared with literature theories. The analysis of the condition of compartments and sub-compartments for the 2019-2028 period is based on RPKH Model PDE-2 documents and the Forest Inventory Work Procedure, using Microsoft Excel for data tabulation and graphical representation. To analyze changes in compartments and sub-compartments and their causes, data collection includes observation, interviews with key informants, and document analysis from three periods (1999-2008, 2009-2018, 2019-2028).
The research findings show that the current condition of compartments and sub-compartments in BH Kedunggalar Utara for the 2019-2028 period covers 6,004.5 ha with 107 compartments, 555 sub-compartments, and 281 sub-parts of compartments. A total of 99% of compartments are divided into sub-compartments, and 21.6% of sub-compartments are divided into sub-parts of compartments. Based on the previous two periods, there has been an increase in the subdivision of compartments and sub-compartments in each period. From 1999-2008 to 2009-2018, there was a 39% increase in sub-compartments and a 50% increase in sub-parts of compartments. From 2009-2018 to 2019-2028, there was an 8% increase in sub-compartments and an 18% increase in sub-parts of compartments. The history of the previous two periods shows that the managed administrative units were simpler compared to the current period, and there is inconsistency in the naming of sub-compartments in each period, making it difficult to track field conditions. The main causes of changes in the number and area of sub-compartments are disturbances such as theft and seedling activities. Additionally, changes are caused by the addition of new forest classes and changes in the area of other land uses.
Kata Kunci : petak, anak petak, Perum Perhutani