Laporkan Masalah

Sistem dan Makna Kesejahteraan dalam Prosesi Adat Kematian (Studi Etnofenomenologi di Wulla Waijelu, Kabupaten Sumba TImur)

Patrisius Hinggu Njurumana, Bahruddin, S.Sos.,M.Sc.,P.hD

2024 | Tesis | S2 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

Topik utama studi ini adalah tentang kesejahteraan di tingkat lokal yang berhubungan dengan pelaksanaan adat istiadat yaitu adat kematian (li meti) di Wulla Waijelu, Kabupaten Sumba Timur. Ada interaksi kehidupan sosio-kultural masayarakat dalam mewujudkan kesejahteraan. Meskipun saat ini, objektifikasi mengenai konsep kesejahteraan banyak dilakukan di tengah zaman yang makin modern. Tulisan ini mendasarkan pada teori kesejahteraan subyektif individu dan komunitas. Tujuan penelitian ini untuk menemukan sistem dan makna kesejahteraan yang terkandung dalam prosesi adat kematian. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan etnofenomenologi. Adapun temuan penting yang menjadi hasil dari penelitian ini bahwa ada peran strategis Marapu dan kabihu dalam pelaksanaan adat kematian (li meti). Keberhasilan pelaksanaan li meti tidak dapat dipisahkan dari kedua sistem tersebut. Sedangkan li meti sebagai institusi kesejahteraan tradisional dalam tiap tahapannya menyediakan lingkungan terstruktur bagi individu dan komunitas untuk mendapatkan makna kesejahteraan (well-being) yakni adanya dukungan emosional (emotional support), kohesi komunitas (community cohesion), pelestarian budaya (cultural preservation), dukungan ekonomi (economic support), dan kesejahteraan spiritual (spiritual welfare).




The main topic of this study is about welfare at the local level which is related to the implementation of customs, namely the custom of death (li meti) in Wulla Waijelu, East Sumba Regency. There is interaction in the socio-cultural life of society in realizing prosperity. Although currently, objectification of the concept of welfare is often carried out in an increasingly modern era. This paper is based on the theory of individual and community subjective well-being. The aim of this research is to discover the system and meaning of welfare contained in the traditional death procession. The research method used is qualitative with an ethnophenomenological approach. An important finding resulting from this research is that there is a strategic role for Marapu and Kabihu in implementing death customs (li meti). The successful implementation of li meti cannot be separated from these two systems. Meanwhile li meti as a traditional welfare institution in each stage provides a structured environment for individuals and communities to obtain the meaning of well-being, namely emotional support, community cohesion, cultural preservation, economic support, and spiritual welfare.






Kata Kunci : Kesejahteraan subjektif individu & komunitas, sistem & makna kesejahteraan, prosesi adat kematian

  1. S2-2024-490272-abstract.pdf  
  2. S2-2024-490272-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-490272-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-490272-title.pdf