Karakteristik Tempat Tinggal Layak Penduduk Lanjut Usia dan Faktor-Faktor Yang Memengaruhinya di Kota Yogyakarta
Fransisca Livia Purnama Sanjaya, Ir. Deva Fosterharoldas Swasto, S.T., M.Sc., Ph.D., IPM.
2024 | Tesis | S2 Magist.Prnc.Kota & Daerah
Isu ageing population menjadi perhatian global termasuk di Indonesia. Provinsi DIY menempati peringkat tertinggi provinsi dengan jumlah penduduk lanjut usia di atas 10?n sebagian besar tinggal di perkotaan salah satunya Kota Yogyakarta. Kota ini telah melakukan penilaian tingkat kesesuaian menjadi kota ramah lansia berdasarkan penelitian Tim Peneliti SurveyMETER dan Center for Ageing Studies Universitas Indonesia tahun 2013 dan hasil penelitian menunjukkan bahwa Kota Yogyakarta belum ramah terhadap lanjut usia. Di sisi lain, penelitian dari Wighnanda (2016) mengatakan bahwa kota ini menjadi kota yang diminati untuk bertempat tinggal pensiunan dan survei dari GoodStats (2022) mengatakan bahwa kota ini menjadi kota pilihan masyarakat Indonesia untuk menikmati hari tua. Dua pernyataan tersebut menimbulkan pertanyaan faktor-faktor apa yang memengaruhi Kota Yogyakarta sebagai pilihan tempat tinggal penduduk lanjut usia dan seperti apa karakteristik tempat tinggal yang layak dari persepsi penduduk lanjut usia di Kota Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan di Perumahan Jatimulyo Baru, Kampung Wirosaban, dan Panti Wredha Budhi Dharma sebagai representasi tempat tinggal penduduk lanjut usia di Kota Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan induktif kualitatif. Metode pengumpulan data terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu pengumpulan data primer dengan cara observasi dan wawancara serta pengumpulan data sekunder dengan cara menghimpun data baik di instansi maupun internet. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi Kota Yogyakarta sebagai pilihan tempat tinggal penduduk lanjut usia terdiri dari faktor internal (kekerabatan, perasaan nyaman, prinsip bersyukur dan nerimo, serta kemampuan ekonomi) dan faktor eksternal (kota pelajar, biaya hidup, akses yang dekat, karakter dan budaya masyarakat, pekerjaan, serta intervensi pemerintah). Karakteristik tempat tinggal yang layak dari persepsi penduduk lanjut usia di Kota Yogyakarta terdiri dari karakteristik fisik (kedekatan dengan sarana, lingkungan yang bersih, aman, tenang, kepadatan tempat tinggal normal, serta didukung oleh desain lingkungan yang mengakomodasi mobilitas penduduk lanjut usia yang aman dan nyaman) dan karakteristik non fisik (hubungan ketetanggaan yang baik, adanya kegiatan masyarakat yang mendukung keberadaan penduduk lanjut usia, biaya hidup yang terjangkau atau lebih murah, serta adanya bantuan bagi penduduk lanjut usia khususnya yang tidak mampu secara ekonomi dan bantuan aspek kesehatan bagi seluruh kalangan penduduk lanjut usia). Ketiga lokasi penelitian (perumahan, kampung, dan panti wredha) secara khusus memiliki karakteristik yang berbeda. Kondisi Kota Yogyakarta yang belum sepenuhnya layak untuk ditinggali penduduk lanjut usia menunjukkan bahwa Kota Yogyakarta belum siap dalam menghadapi tantangan fenomena demografi penuaan penduduk.
The issue of aging population is a global concern, including in Indonesia. Yogyakarta Province is the highest ranked province with an elderly population above 10% and most of them live in urban areas, one of which is Yogyakarta City. The city has conducted an assessment of the level of suitability to become an elderly-friendly city based on research by the SurveyMETER Research Team and the Center for Ageing Studies, University of Indonesia in 2013 and the results showed that Yogyakarta City was not yet friendly to the elderly. On the other hand, research from Wighnanda (2016) said that this city is a city that is in demand for retirees to live in and a survey from GoodStats (2022) said that this city is the city of choice for Indonesians to enjoy old age. These two statements raise the question of what factors influence Yogyakarta City as the choice of residence for the elderly population and what are the characteristics of a decent place to live from the perception of the elderly population in Yogyakarta City. This research was conducted in Jatimulyo Baru Housing, Wirosaban Village, and Panti Wredha Budhi Dharma as a representation of the residence of the elderly population in Yogyakarta City. This research used a qualitative inductive approach. The data collection method consists of 2 (two) parts, namely primary data collection by means of observation and interviews and secondary data collection by collecting data both in agencies and the internet. The data analysis method used is qualitative descriptive analysis. The results showed that the factors influencing Yogyakarta City as the choice of residence for the elderly population consisted of internal factors (kinship, feelings of comfort, principles of gratitude and received, and economic capacity) and external factors (student city, cost of living, close access, community character and culture, employment, and government intervention). The characteristics of a decent place to live from the perception of the elderly population in Yogyakarta City consist of physical characteristics (proximity to facilities, clean, safe, quiet environment, normal residential density, and supported by environmental design that accommodates safe and comfortable mobility of the elderly population) and non-physical characteristics (good neighborly relations, the existence of community activities that support the existence of the elderly population, affordable or cheaper living costs, as well as assistance for the elderly population, especially those who are economically disadvantaged and assistance in health aspects for the entire elderly population). The three research locations (housing, villages, and nursing homes) specifically have different characteristics. The condition of Yogyakarta City, which is not fully suitable for the elderly population to live in, shows that Yogyakarta City is not ready to face the challenges of the demographic phenomenon of population aging.
Kata Kunci : karakteristik tempat tinggal, layak huni, faktor pilihan tempat tinggal, penduduk lanjut usia, Kota Yogyakarta