Penambatan Molekul dan Uji Aktivitas Penghambatan Senyawa 2,6-bis-(2’- klorobenziliden)-sikloheksanon terhadap Angiotensin-Converting Enzyme (ACE)
BUTHAYNA AMEERA AVIANTO, apt. Rumiyati, M.Si., Ph.D.
2024 | Skripsi | FARMASI
Kurkumin, senyawa aktif yang ditemukan dalam kunyit (Curcuma longa), memiliki berbagai manfaat kesehatan, antara lain sebagai agen antiinflamasi, antibakteri, antioksidan, dan antihipertensi. Upaya meningkatkan bioavailabilitas kurkumin dilakukan dengan pengembangan senyawa analognya, salah satunya 2,6-bis-(2’-klorobenziliden)-sikloheksanon (kode senyawa: A125). Berbagai penelitian mengenai aktivitas senyawa tersebut sudah dilakukan, seperti sifat antikanker dan antiparasitiknya. Akan tetapi, penelitian tentang aktivitas antihipertensi melalui penghambatan angiotensin-converting enzyme (ACE) masih jarang dipelajari.
Penelitian ini berupa suatu penelitian eksperimental yang menggabungkan dua pendekatan, yaitu studi in silico dan studi in vitro. Studi in silico dilakukan melalui metode penambatan molekul menggunakan piranti lunak Molecular Operating Environment (MOE) untuk melihat interaksi senyawa A125 dengan protein ACE. Hasil yang diperoleh dari studi in silico dinyatakan dalam bentuk skor docking dan hasil pose. Studi in vitro dilakukan menggunakan Angiotensin- Converting Enzyme (ACE) Activity Assay Kit (Fluorometric) dari Sigma-Aldrich® untuk mengukur aktivitas enzim ACE. Hasil in vitro dinyatakan dalam satuan miliunit (mU) dan persentase inhibisi. Ramipril digunakan sebagai pembanding.
Hasil studi in silico menunjukkan bahwa senyawa A125 berinteraksi dengan asam amino residu His383 pada protein ACE dan memiliki nilai skor docking sebesar -5,6268. Dibandingkan dengan pembanding ramipril, senyawa tersebut memiliki interaksi yang kurang kuat terhadap protein ACE (skor ramipril sebesar -8,1649). Akan tetapi, hasil studi in vitro menunjukkan senyawa A125 memiliki nilai rata-rata mU sebesar 8,9641 ± 0,5741 mU dan rata-rata persentase inhibisi sebesar 78,7796 ± 1,3939%. Angka tersebut lebih baik dibandingkan ramipril (nilai mU 12,2241 ± 0,2430 mU dan persentase inhibisi 71,0648 ± 0,6806%). Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa 2,6-bis-(2’- klorobenziliden)-sikloheksanon memiliki potensi sebagai agen antihipertensi yang lebih baik dibandingkan ramipril.
Kata Kunci : 2,6-bis-(2'-klorobenziliden)-sikloheksanon, antihipertensi, angiotensin-converting enzyme, molecular docking