Analisis Banjir Rancangan Pada Waduk Serbaguna Bener Menggunakan Data Hujan Satelit
FARAH RISTI HAFSHAH, Ir. Rachmad Jayadi, M.Eng., Ph.D.
2024 | Skripsi | TEKNIK SIPIL
Untuk menentukan kapasitas tampungan waduk dan dimensi bangunan pelimpah diperlukan banjir rancangan yang diperoleh melalui analisis hidrologi alih ragam hujan-aliran. Ketersediaan data hujan pada stasiun penakar hujan seringkali terbatas dan persebarannya tidak merata. Untuk mengatasi masalah tersebut dapat digunakan data hujan satelit yang memiliki resolusi temporal dan spasial lebih baik. Namun demikian sebelum digunakan untuk input analisis hidrologi, data hujan satelit perlu dikoreksi agar nilainya lebih mendekati dengan data hujan terukur.
Data hujan satelit yang digunakan adalah hujan jam-jaman GSMaP JAXA dari tahun 2003 sampai 2023. Prosedur pengunduhan data hujan satelit dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan hujan rerata area persegi dimana DTA berada di dalamnya dan dengan memperhitungkan faktor bobot bagian area dari beberapa grid satelit yang berpengaruh terhadap hitungan hujan rerata DTA. Selanjutnya data hujan satelit dilakukan koreksi dengan koefisien koreksi berdasarkan Modul 1 Analisis Curah Hujan (Balai Teknik Bendungan, 2022). Hitungan hidrograf banjir rancangan dilakukan menggunakan model alihragam hujan-aliran metode Hidrograf Satuan Sintetik (HSS) Gama I, SCS dan Nakayasu. Durasi hujan dominan dan pola distribusi hujan rancangan yang digunakan adalah hasil olahan data hujan terukur yang dipilih untuk kejadian hujan dengan jumlah hujan minimal 50 mm. Evaluasi ketelitian banjir rancangan didasarkan pada persentase simpangan waktu puncak (?Tp), simpangan debit puncak (?Qp), simpangan waktu resesi (?Tr), Nash-Sutcliffe Efficiency (NSE) dan Root Mean Square Error (RMSE).
Hasil penelitian memberikan nilai koefisien koreksi data hujan satelit antara 0,22 untuk jumlah hujan < 20> 100 m. Untuk analisis banjir, hujan harian satelit terkoreksi cenderung lebih besar dibandingkan dengan hujan harian terukur. Evaluasi hitungan hidrograf banjir rancangan menunjukkan bahwa penggunaan hujan satelit berbasis grid menghasilkan ketelitian yang lebih baik, karena memperhitungkan pengaruh sebaran spasial hujan dalam menentukan hujan rerata Daerah Aliras Sungai (DAS). Nilai rata-rata ?Qp banjir rancangan dengan hujan satelit berbasis grid untuk ketiga HSS pada kala ulang 25 tahun, 100 tahun, 1000 tahun dan PMF masing-masing sebesar 52,51%; 69,26%; 91,52%; dan 71,55%. Berdasarkan kajian terhadap semua indikator yang digunakan, yaitu ?Tp, ?Qp, ?Tr, NSE, dan RMSE dapat disimpulkan bahwa penggunaan hujan satelit berbasis grid menghasilkan banjir rancangan Sub-DAS Bendungan Bener yang lebih akurat dibandingkan dengan menggunakan hujan satelit berbasis DTA.
Kata Kunci : GSMaP JAXA, koreksi hujan satelit, hidrograf banjir