ANALISIS BANJIR DENGAN PENDEKATAN MODEL HEC-RAS DI SUB DAS JEROWAN KALI MADIUN
WAHYU WISNU WIJAYA, Modeling, flood, HEC-RAS, Jerowan Sub-watershed, Madiun River
2024 | Tesis | S2 Geografi
Fenomena banjir pada kurun waktu 5 tahun
terakhir mendominasi sebagai bencana nasional tertinggi di Indonesia.
Pengelolaan DAS perlu dilakukan untuk meminimalisir dampak banjir. Pengelolaan
dilakukan dengan melalui identifikasi karakteristik DAS dan memodelkan fenomena
banjir sehingga dapat lebih mudah dipahami. Pemodelan banjir digunakan untuk
penelusuran bencana banjir pada beberapa periode ulang banjir. Perkembangan
teknologi saat ini memungkinkan untuk melakukan integrasi antara Sistem
Informasi Geografi dengan aplikasi pemodelan hidrologi sehingga memudahkan
pengguna dalam melakukan analisis.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengidentifikasi
karakteristik DAS yang berdampak pada banjir, melakukan pemodelan banjir pada
beberapa periode ulang, dan menganalisis dampak genangan banjir berdasarkan
model. Penelitian dilakukan di Sub DAS Jerowan Kali Madiun dengan menggunakan 2
skala penelitian. Identifikasi karakteristik dilakukan pada skala DAS 1 :
25.000 sedangkan analisis pemodelan banjir dilakukan pada skala segmen sungai 1
: 1.000. Metode yang digunakan adalah kombinasi teknik fotogrametri dan
analisis spasial serta analisis hidrologi melalui software HEC-RAS dan Sistem Informasi Geografi.
Hasil penelitian
menunjukkan karakteristik Sub DAS Jerowan dari aspek morfometri, meteorologi
dan kemampuan DAS termasuk kedalam kriteria DAS yang rentan mengalami
kebanjiran. Melalui pemodelan banjir pada periode ulang 2, 5, 10, 25, dan 50
tahun diperoleh informasi terkait daerah terdampak banjir dengan kedalaman
maksimum 6,413 m pada periode ulang 50 tahun, dengan kecepatan aliran yang cenderung
lambat sebesar 1,87 m/s. Pada lokasi selain sungai ketinggian banjir bervariasi
sampai dengan 2 m. Hasil simulasi aliran debit rencana menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan luas genangan dan kedalaman banjir pada periode ulang yang
lebih lama. Pada periode ulang 50 tahun, luas genangan diprediksi sebesar 203,21
ha menggenangi area kajian. Strategi pengelolaan yang dilakukan adalah
menggunakan pendekatan DAS secara menyeluruh melalui metode sipil teknis di
bagian hilir dan metode vegetatif di bagian hulu. Melalui kegiatan normalisasi
sungai, pembuatan tanggul, dan upaya penghutanan kembali diharapkan banjir
dapat dikurangi dampak kerugiannya.
The
flood phenomenon in the last 5 years has dominated as the highest national
disaster in Indonesia Watershed management needs to be carried out to minimize
the impact of flooding. Management is carried out by identifying watershed
characteristics and modeling flood phenomena so that they can be more easily
understood. Flood modeling is used to track flood disasters in several flood
return periods. Current technological developments make it possible to
integrate Geographic Information Systems with hydrological modeling
applications, making it easier for users to carry out analysis.
The
aim of the research is to identify watershed characteristics that have an
impact on flooding, carry out flood modeling for several return periods, and
analyze the impact of flood inundation based on the model. The research was
conducted in the Jerowan Kali Madiun sub-watershed using 2 research scales. Characteristic
identification is carried out at the watershed scale 1 : 25.000, while flood
modeling analysis is carried out at the river segment scale 1 : 1.000. The
method used is a combination of photogrammetry techniques and spatial analysis
as well as hydrological analysis via HEC-RAS software and Geographic
Information Systems.
The research results show that the
characteristics of the Jerowan sub-watershed from the morphometric,
meteorological and watershed capacity aspects are included in the criteria for
a watershed that is vulnerable to flooding. Through flood modeling at return
periods of 2, 5, 10, 25 and 50 years, information was obtained regarding areas
affected by flooding with a maximum depth of 6,413 m at a return period of 50
years, with flow speeds that tend to be slow at 1,87 m/s. At locations other
than rivers, flood heights vary up to 2 m. The simulation results of the
planned discharge flow show that there is an increase in inundation area and
flood depth over a longer return period. In the 50 year return period, the inundation
area is predicted to be 203,21 ha inundating the study area. The management
strategy used is to use a comprehensive watershed approach through technical
civil methods downstream and vegetative methods upstream. Through river
normalization activities, building embankments, and reforestation efforts, it
is hoped that the impact of flooding can be reduced.
Kata Kunci : Pemodelan, banjir, HEC-RAS, Sub DAS Jerowan, Kali Madiun