Nilai Sosial Budaya Masyarakat Sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS)
EDWIN MUBARAK, Prof. Dr. Ir. San Afri Awang, M.Sc.
2008 | Skripsi | S1 KEHUTANANMasyarakat yang tinggal di daerah sekitar hutan dan menjadi satu dengan hutan sudah selayaknya memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitamya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Masyarakat sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat sudah puluhan tahun hidup dengan hutan, baik itu berupa hutan rakyat maupun hutan negara. Kondisi ini menyebabkan masyarakat mempunyai kelebihan dalam pengetahuan, cara dan pengalaman yang terimplementasi melalui perilaku masyarakat sekitar dalam memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami sistem pengelolaan sumberdaya hutan oleh masyarakat Pungut Mudik, serta menganalisis nilai-nilai lokal yang mengatur hubungan masyarakat dengan hutan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode etnografi dengan pendekatan antropologi ekologi dan etnoscience. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi partisipatif untuk mengamati kegiatan keseharian masyarakat setempat. Wawancara dilakukan terbuka, mendalam (indepth interview) dengan menggunakan teknik snowballing. Semua data yang terkumpul dianalisis dengan analisis etnografi. Berdasarkan analisis yang dilakukan diperoleh bahwa perilaku masyarakat sekitar TNKS khususnya Desa Pungut Mudik dalam memanfaatkan dan mcngelola sumber daya alam yang ada di sekitamya memiliki sistem pengelolaan dan nilai-nilai lokal terhadap kelestarian lingkungan. Ini terbukti dengan adanya perilaku masyarakat yang masih menerapkan tradisi dalam memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam seperti dalam ha! berladang, pengelolaan sungai, pengambilan kayu di dalam hutan, serta aturan berburu. Masyarakat Pungut Mudik memiliki konsep yang dinamakan Minta Arah, yaitu warga yang akan membuka ladang melakukan perundingan dengan tokoh adat setempat untuk membahas lahan yang direncanakan untuk dijadikan ladang, termasuk didalamnya diatur tentang cara mengelola dan larangannya. Masyarakat juga tidak diizinkan membuka ladang ataupun menebang pohon pada Iahan dengan tingkat kemiringan 45%. Dalam pengelolaan sungai masyarakat hanya boleh menangkap ikan dengan menggunakan alat-alat sederhana, dan di desa setempat juga terdapat Lubuk Larangan sebagai upaya pelestarian Ikan Semah. Seiring berjalannya waktu, nilai-nilai lokal tersebut mulai luntur karena adanya pertambahan penduduk yang diiringi kebutuhan akan Iahan pertanian yang meningkat, serta kurangnya keterampilan masyarakat dalam upaya mencari penghasilan lain di!uar sektor kehutanan. Sehingga terdapat masyarakat melakukan perladangan di kawasan TNKS. Ini ditambah dengan adanya hutan sisa dan lahan terlantar yang terdapat di sekitar desa Pungut Mudik yang hingga sekarang ini belum jelas status pengelolaannya. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan degradasi dan kerusakan yang fata1 bagi taman nasional. Kata kunci : nilai sosial budaya, masyarakat, taman nasional, sumber daya hutan dan lingkungan.
The people that lived in around forest areas and become one with the forest are proper to utilized natural resource in the surroundings areas to meet their life needs. The communities around Kerinci Seblat's National Parks (Taman Nasional Kerinci Seblat, TNKS) have been occupied many years with the forest, both private and national forests. l11is conditions result in the people that have an additional knowledge, manners and experiences that implemented throughout surroundings people behavior on utilizing and managing the natural resources. Objectives of this research are to understand the forest resource management systems by Pungut Mudik's people, and to analyze local values that organizing interactions between conummity and the forest. Research method that employed is ethnographic method by ecological anthropology and ethno-science approaches. Data collecting were employing participative observations to monitor ordinary activities of the local people. Interview is conducted by opened, in-depth interview using snowballing technique. All data collected were analyzed by ethnography analysis. According given analysis was obtained that behavior of the surroundings people of TNKS, especially Pungut Mudik Village, :n utilizing and managing natural resource in the around have a management system and local values on environmental preserves. l11is suggested by there are people behavior that remains implemented tradition on utilize and manage the natural resources, such as in the term of cultivate of un-irrigated agricultural field, river management, taking woods in the forest, and hunting rules. Pungut Mudik's people have a concept that called "Minta A rah," that is people who opening the field were discuss it with prominent figure of local tradition in order to reviews the land that planned to be an llll-irrigated agricultural field, include in the concepts are ruled about how to managing and it prohibition. Also, people not pennitted either to opening the field or felling the trees at land by 45% slopes. In the managing river the people oniy pennitted to catching the fishes using simple tools, and in local village there were "Lubuk Larangan ·· as efforts to preserves the Semah Fish. As time pass through, the local values begin faded since there were increasing population as well as needs to agricultural land-use, and again lack of people skills in order to looking for other income except forestry sector. Thus, there are communities that doing cultivating activities in TNKS areas. As additional, there are remained forest and abandoned lands in the around Pungut Mudik Village which up to now the management status is remained not clear. If this were permitted, there were fatal degradation and damaging for national parks.
Kata Kunci : nilai sosial budaya, masyarakat, taman nasional, sumber daya hutan dan lingkungan.