Laporkan Masalah

FEASIBILITY AND ACCEPTABILITY OF HPV SELF-SAMPLING SCREENING IN UNDER-SCREENED POPULATION: A PILOT STUDY IN SUKABUMI DISTRICT, WEST JAVA PROVINCE, INDONESIA

Vinesia Lestari Riddi, Dr. dr. Mubasysyir Hasanbasri, MA; dr. Vicka Oktaria, MPH, Ph.D

2024 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Background: Despite being preventable, efforts to combat cervical cancer face obstacles, including low screening uptake. In Indonesia, cervical cancer is the second most prevalent cancer among women, with high incidence and mortality rates. Screening methods include HPV testing and visual inspection with acetic acid (VIA), but uptake is low due to barriers like fear, embarrassment, and lack of knowledge. HPV self-sampling has emerged as a promising method to increase screening coverage by allowing women to collect their own samples privately, thus overcoming many traditional barriers.

Objective: This study aimed to explore the feasibility and acceptability of HPV self-sampling screening among under-screened women.

Method: This was an implementation research with a quasi experimental design with single arm pre- and post-test and an exploratory sequential mixed-methods design. This study invited under-screened women aged 30 to 50 years old. Ethical clearance was obtained from Dharmais National Cancer Center.

Results: Results revealed favorable attitudes toward HPV self-sampling, with participants reporting comfort, ease of use, clarity of the tools, lack of embarrassment, and pain-free experiences. Feasibility analysis emphasized stakeholder involvement and budget considerations as crucial for program sustainability. Collaboration with local governments, submission to the Ministry of Health, and careful budget planning are essential for successful sustainable implementation.

Conclusions: HPV self-sampling screening demonstrates feasibility and acceptability among participants. Positive responses were observed regarding comfort, lack of embarrassment, and pain-free experiences, suggesting the viability of this screening method. Crucially, stakeholder involvement and budget considerations emerged as pivotal factors for program sustainability. The findings highlight the importance of collaborative efforts and financial planning in implementing effective cervical cancer screening programs.

Latar Belakang: Meskipun bisa dicegah, terdapat hambatan dalam upaya pencegahan kanker serviks, termasuk rendahnya partisipasi dalam pemeriksaan. Di Indonesia, prevalensi kanker serviks merupakan kanker kedua terbanyak pada wanita, dengan tingkat insiden dan kematian yang tinggi. Metode pemeriksaan meliputi tes HPV dan pemeriksaan visual dengan asam asetat memiliki tingkat partisipasi rendah yang disebabkan oleh ketakutan, rasa malu, dan kurangnya pengetahuan. Pengambilan sampel HPV secara mandiri menjadi metode yang menjanjikan untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan dengan memungkinkan wanita mengumpulkan sampel mereka sendiri secara mandiri.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menilai acceptability dan feasibility pemeriksaan swab HPV mandiri di dalam populasi yang kurang terskrining

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian implementasi dengan desain quasi eksperimental dengan pre-test dan post-test tunggal serta desain metode campuran eksploratif. Studi ini mengundang wanita yang jarang melakukan pemeriksaan kanker serviks berusia 30 hingga 50 tahun. Pengajuan laik etik diperoleh dari Pusat Kanker Nasional Dharmais.

Hasil: Hasil menunjukkan sikap yang positif terhadap pengambilan sampel HPV mandiri, dengan partisipan melaporkan kenyamanan, kemudahan penggunaan, kejelasan instruksi alat, rendahnya perasaan malu, dan pengalaman tanpa rasa sakit. Analisis feasibility menekankan keterlibatan pemangku kepentingan dan pertimbangan anggaran sebagai krusial untuk keberlanjutan program. Kerjasama dengan pemerintah setempat, pengajuan kepada Kementerian Kesehatan, dan perencanaan anggaran yang hati-hati penting untuk implementasi yang berhasil dan berkelanjutan.

Kesimpulan: Pemeriksaan pengambilan sampel HPV secara mandiri menunjukkan acceptability dan feasibility di kalangan peserta. Tanggapan positif diamati mengenai kenyamanan, rendahnya perasaan malu, dan pengalaman tanpa rasa sakit, menunjukkan keberhasilan metode pemeriksaan ini. Secara krusial, keterlibatan pemangku kepentingan dan pertimbangan anggaran muncul sebagai faktor penting untuk keberlanjutan program. Temuan ini menyoroti pentingnya upaya kolaboratif dan perencanaan keuangan dalam mengimplementasikan program pemeriksaan kanker serviks yang efektif.

Kata Kunci : cervical cancer, HPV self-sampling, acceptability, feasibility.

  1. S2-2024-489308-abstract.pdf  
  2. S2-2024-489308-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-489308-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-489308-title.pdf