Analisis Fenomena Karakter Asertif Kebijakan Luar Negeri Federasi Rusia DI Bawah Kepemimpinan Vladimir Putin: Studi Kasus Invasi Ukraina 2022
Zidan Faris Pratama, Drs. Muhadi Sugiono, M.A.
2024 | Skripsi | Ilmu Hubungan Internasional
Penelitian ini berusaha
menganalisis bagaimana karakter-karakter asertif hadir dalam kebijakan luar
negeri kontemporer Federasi Rusia di bawah kepemimpinan Vladimir Vladimirovich Putin
sehingga mendorong Rusia untuk melakukan konfrontasi terbuka—sebagaimana yang
tercermin pada pecahnya Konflik Rusia-Ukraina 2022. Fenomena ini menarik,
mengingat meski berbagai jalur diplomatis telah ditempuh serta ancaman-ancaman
ekonomi, politik, bahkan militer juga telah digulirkan, Putin secara tegas
menyatakan bahwa Rusia “tidak memiliki opsi lain”. Alasan tersebut terkesan
jauh dari pertimbangan matang akan konsekuensi negatif yang dapat merugikan
Rusia, Ukraina, dan dunia internasional—terlebih apabila terjadi eskalasi
konflik menuju konfrontasi militer terbuka antarnegara adidaya. Dengan berlandaskan
pada teori Realisme Neoklasik Tipe III, tulisan ini memaparkan bahwa meskipun faktor sistemis—berupa dinamika distribusi
kekuasaan relatif antara NATO & Federasi Rusia di kawasan Eropa Timur—berperan
penting dalam mempengaruhi perilaku Federasi Rusia, faktor-faktor domestik yang
pada akhirnya mendikte bagaimana Rusia menginterpretasikan dan kemudian
merespons faktor sistemis tersebut. Faktor-faktor domestik tersebut adalah (1)
Budaya strategis negara-bangsa Rusia; (2) Kondisi institusi domestik Rusia yang
didominasi oleh Fraksi Silovik; (3) Relasi negara (pemerintah) dengan
masyarakat Rusia; dan (4) Persepsi Vladimir Vladimirovich Putin selaku pemegang
kekuasaan tertinggi atas trayektori politik luar negeri Rusia.
This study aims to analyze the presence of assertive characteristics in
the contemporary foreign policy of the Russian Federation under the leadership
of Vladimir Vladimirovich Putin, which has led Russia to engage in open
confrontation as exemplified by the outbreak of the 2022 Russia-Ukraine
Conflict. This phenomenon is intriguing, given that various diplomatic avenues
have been pursued and threats of economic, political, and even military actions
have been issued; yet, Putin unequivocally stated that Russia "had no
other option". This reasoning appears distant from a careful consideration
of the potential negative consequences that could harm Russia, Ukraine, and the
international community—particularly if the conflict escalates into an open
military confrontation between superpowers. Based on the perspective provided
by the Type III of Neoclassical Realism Theory, this study posits that although
systemic factors—being the dynamic distribution of relative power between NATO
and the Russian Federation in Eastern Europe—play a significant role in
influencing Russia's behavior, domestic factors ultimately dictate how Russia
interprets and subsequently responds to these systemic elements. These domestic
factors include (1) the strategic culture of Russia as a nation-state; (2) the
condition of domestic institutions in Russia, which is dominated by the Silovik
faction; (3) the relationship between the state (government) and the Russian
society; and (4) the perception of Vladimir Vladimirovich Putin as the ultimate
authority on Russia's foreign policy trajectory.
Kata Kunci : Kebijakan luar negeri, Kebijakan luar negeri Rusia, Rusia, Ukraina, Vladimir Putin, NATO, Asertifisme, Realisme Neoklasik, Krimea, Donbas, Invasi Ukraina 2022