IDENTIFIKASI JENIS KELAMIN BURUNG CUCAK HIJAU (Chloropsis sonnerati) DENGAN METODE POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
ANISA RAHMAWATI, drh. Fatkhanuddin Aziz, M. Biotech., Ph.D.
2024 | Tugas Akhir | D4 Teknologi Veteriner
Penggunaan metode polymerase
chain reaction (PCR) untuk mengidentifikasi jenis kelamin burung terus
mengalami perkembangan signifikan dan menjadi alternatif umum di kalangan peneliti
dan masyarakat. Hal ini terjadi karena sulitnya menentukan jenis kelamin burung
melalui pengamatan fisik. Tidak semua primer dapat digunakan untuk
mengidentifikasi semua jenis burung karena adanya perbedaan variasi genetik
antar spesies burung. Oleh karena itu, diperlukan penggunaan primer yang bersifat
spesifik untuk setiap jenis burung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
jenis kelamin burung cucak hijau (Chloropsis sonnerati) menggunakan primer
CHD1LF/CHD1LR dengan metode PCR. Penelitian ini menggunakan sepasang burung cucak
hijau. Materi DNA di ekstraksi dari sampel darah vena metatarsal medial, kemudian
dilanjutkan dengan amplifikasi DNA menggunakan primer CHD1LF/CHD1LR. Hasil
produk PCR dielektroforesis dengan gel agarose 1,5%, yang kemudian
divisualisasikan menggunakan dual LED blue transilluminator. Hasil visualisasi
menunjukkan cucak hijau betina memiliki dua band DNA berukuran 474 bp
dan 319 bp, sedangkan jantan terdapat satu band dengan ukuran 474 bp. Primer
CHD1LF/CHD1LR dapat digunakan untuk mengidentifikasi burung cucak hijau.
Researchers and
the general public nowadays frequently utilize the polymerase chain reaction
(PCR) method as a standard option for determining the sex of birds, which is
still undergoing major development in this field of study. This occurs because
it's challenging to tell a bird's sex simply by looking at it. Due to
variations in genetic diversity among bird species, not all primers are
suitable for identifying each type of bird. Thus, primers designed specifically
for each species of bird need to be used. The objective of this study is to use
the PCR technique using primers CHD1LF/CHD1LR to detect the gender of the cucak
hijau (Chloropsis sonnerati). In this study, two cucak hijau were
employed. Blood samples drawn from the medial metatarsal vein were used to
extract DNA, which was subsequently amplified using primers CHD1LF/CHD1LR. A
dual LED blue transilluminator was used to observe the 1.5% agarose gel that
was electrophoresed with the PCR results. According to the visualization
results, cucak hijau female have two DNA bands measuring 474 bp and 319 bp,
whereas male have a single 474 bp band. Cucak hijau species may be identified
using the CHD1LF/CHD1LR primers.
Kata Kunci : Amplifikasi DNA, cucak hijau, jenis kelamin, primer