The Image of the Enemy :: Fundamentalist Muslims' perceptions of the other (Majelis Mujahidin Indonesia and Hizbut Tahrir Indonesia)

AHNAF, Moh. Iqbal, Prof.Dr. Ichlasul Amal

2004 | Tesis | S2 Ilmu Perbandingan Agama

Tesis ini mengkaji persepsi “fundamentalis” Muslim terhadap “Yang Lain” dengan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sebagai subyek penelitian. Kajian, terutama, ditujukan kepada diskursus “Yang Lain” dalam publikasi-publikasi dan ceramah-ceramah para tokoh kedua organisasi tersebut. Istilah “Yang Lain’ mengacu kepada semua non-Muslim, dan pada tingkat tertentu, Muslim yang memiliki pandangan yang berbeda dangan MMI dan HTI. Penelitian ini menemukan bahwa diskursus antagonisme dan sikap-sikap konflik, seperti marah, benci, tidak percaya, curiga, dan yang sejenis, terhadap yang lain sangat kuat dalam publikasi dan ceramah para tokoh MMI dan HTI. Diskurusu ini, terutama ditujukan kepada Amerika dan Barat yang dianggap sebagai representasi kekuatan Kristen dan Yahudi. Namun demikian bukan berarti agama dan kelompok lain tidak disinggung. Diskurusus ini tercermin, misalnya, dari tema-tema Islamophilic dari publikasi mereka. Tema-tema tersebut antara lain adalah “Jaringan Konspirasi Menentang Islam,” “Musuh-Musuh Besar Umat Islam,” “Perang Salib Jilid II,” “Kobarkan Perang Melawan Yahudi,” “Permusuhan Kaum Kafir,” da n lainlain. Beberapa penerbit terkait adalah Wihdah Press, Departmen Data dan Informasi Majelis Mujahidin, Pustaka Thariqul Izzah, Al-Wa’ie jurnal, Al-Islam buletin, www.al-islam.or.id, www.majelis.mujahidin.or.id, dan lain- lain. Diskursus antagonisme dan karakter konflik atau citra tentang musuh didasarkan pada dua hal; pertama seleksi terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang bernuansa konfrontatif terhadap yang lain dengan tidak menghiraukan atau menafsirkan ulang ayat-ayat lain yang bersahabat. Kedua, didasarkan kepada penekanan kepada sejarah konflik antara umat Islam dan non-Muslim. Di samping itu ada empat karakter dalam publikasi mereka yang turut berperan dalam perkembangan antagonisme dan karakter konflik. 1) ideologisasi dalam analisa konflik dan sosial. 2) Demonisasi yang lain. 3) Imajinasi kemenangan Islam, dan 4) Penekanan kepada keniscayaan konflik antara peradaban Islam dan peradaban-peradaban lain, terutama Barat dan Amerika. Namun demikian, citra tentang musuh yang kuat dalam publikasi dan ceramah para tokoh MMI dan HTI tidak berarti mengakibatkan mereka berbuat kekerasan atau anarkis, dalam pengertian fisik. Tidak ada catatan bahwa aktifis kedua organisasi ini terlibat aksi kekerasan, misalnya, penyerangan terhadap “tempat-tempat maksiat” sebagiamana pernah dilakukan oleh, misalnya FPI (Front Pembela Islam) yang telah menciptakan citra tentang fundamentalis Muslim sebagai pro-kekerasan. Namun demikian, mekanisme penyediaan informasi yang monolitik, stigmatisasi, dan stereotype terhadap non-Muslim dengan karakter permusuhan abadi terhadap Islam, tidak tidak layak dijadikan pemimpin, penolong dan teman dekat, dan niscaya dalam kondisi konflik dengan Islam dapat dikategorikan sebagai “kekerasan simbolik.” MMI dan HTI, sejauh ini, telah menunjukkan diri mereka sebagai organisasi yang membangun wacana antgonistik dan konfrontatif terhadap yang lain tetapi damai dalam aksi.

This thesis deeply delves into the ‘fundamentalists’ Muslims’ perception of the Other. It studies the discourse of the Other in the publications and leaders’ speeches of Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) and Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). The term ‘the Other’ refers to all-non-Muslims, and, to a certain extent includes Muslims who have different views from the fundamentalists. This thesis finds that the discourse of antagonism and conflict attitudes, such as anger, hatred, distrust, and suspicion, toward the Other are strong in the publications and leaders’ speeches of MMI and HTI. These discourses are reflected, for example, from the Islamophilic titles of their publications, such as ‘Non-Muslim Enmity to Islam”, “The biggest enemies of Islam”, “Conspiracy Network against Islam”, “The Second Edition of Crusade”, “America should be fought” “Inflame War against the Jews,” and others. The publishers include Wihdah Press, Department of Data and Information of Majelis Mujahidin, Pustaka Thariqul Izzah, Al-Wa’ie journal, Al-Islam bulletin, www.al-islam.or.id, www.majelis.mujahidin.or.id, and others. The antagonistic discourse and conflict attitudes are derived from two bases; the first is the selection of confrontational verses of the Qur’an towards the Other with a tendency to ignore or reinterpret other friendship verses of the Qur’an. The second base is the emphasis on the history of non-Muslims’ enmity to Islam and the resurfacing of conflicts between Muslims and non-Muslims throughout history. Four patterns of discourse in the publications of MMI and HTI also significantly contribute to the development of the antagonistic and conflict attitudes. The four-fold pattern includes: 1) ideologization in social and conflict analysis; 2) demonization of the Other; 3) imagination of the victory of Islam; and 4) emphasis on the inevitability of clash between Islamic civilization and all other civilizations. However, although they tend to develop the image of the enemy (antagonism and conflict attitudes), MMI and HTI are unique in their expressions. Developing the image of the enemy regarding the Other does not lead them to perform violence, in physical terms. There is no indication that they attack the Other as was, for example, done by other ‘fundamentalist’ Muslim group like FPI (Front of Islam Defense) that destroyed discotheques, gambling dens, and places of prostitution, which led to a characterization of radical Muslim groups as violent. However, the mechanism of providing monolitical information, stigmatization and stereotyping of non-Muslim as having a nature of endless enmity to Islam, threatening Islam, not being good leaders or alliances, and inherently in perpetual conflict with Muslims can be categorized as ‘symbolic violence.’ MMI and HTI, so far, have shown themselves as confrontational and antagonistic in discourse but peaceful in action

Kata Kunci : Agama Islam,Fundamentalis,Citra Tentang Musuh