Hubungan Bias Optimis dengan Sikap Higiene dan Sanitasi pada Penjamah Makanan di Kantin SMA Negeri Kota Magelang
AYU KHOIRUNISA', R. Dwi Budiningsari, SP., M.Kes., Ph.D. ; Joko Prianto, DCN, M.Kes.
2024 | Skripsi | GIZI KESEHATAN
Latar belakang : Foodborne disease merupakan masalah signifikan di
seluruh dunia, dengan makanan yang tersedia di lembaga pendidikan menjadi
penyebab umum keracunan makanan di Indonesia. Rendahnya perhatian penjamah
makanan terhadap higiene dan sanitasi adalah faktor utama, seringkali disebabkan
oleh bias optimis, yang mengakibatkan kurangnya fokus pada prosedur yang tepat
dalam pengolahan dan penyajian makanan.
Tujuan : Mengetahui hubungan antara karakteristik (usia,
pendidikan, pengalaman, dan informasi), bias optimis, serta sikap higiene dan
sanitasi pada penjamah makanan di kantin SMA Negeri Kota Magelang.
Metode : Penelitian kuantitatif dengan
menggunakan metode cross sectional. Penelitian ini melibatkan 41
penjamah makanan di kantin SMA Negeri Kota Magelang yang ditentukan dengan
metode total sampling. Variabel bebas berupa bias optimis sedangkan
variabel terikat berupa sikap higiene dan sanitasi. Data dikumpulkan
menggunakan kuesioner bias optimis dan sikap higiene sanitasi. Analisis
statistik yang digunakan yakni uji korelasi Spearman.
Hasil : Seluruh penjamah makanan memiliki bias
optimis tinggi (100%) dan sebagian besar memiliki sikap higiene sanitasi
positif (95,1%). Terdapat hubungan yang signifikan (p = 0,043 dan r =
-0,317) antara usia dengan bias optimis. Namun, tidak terdapat hubungan antara karakteristik,
bias optimis, serta sikap higiene dan sanitasi pada penjamah makanan di kantin
SMA Negeri Kota Magelang.
Kesimpulan : Terdapat hubungan
antara usia dengan bias optimis. Sementara itu, tidak terdapat korelasi antara
karakteristik, bias optimis, serta sikap higiene dan sanitasi sehingga
diperlukan stimulus lain untuk meningkatkan kualitas sikap penjamah makanan
terlepas dari bias optimis yang dimiliki.
Background : Foodborne diseases are a significant
concern worldwide, with food available in educational institutions being a
common cause of food poisoning in Indonesia. The low attention to hygiene and
sanitation by food handlers is a major factor, often due to optimistic bias,
leading to less focus on proper procedures in food processing and serving.
Objective : To examine the relationship between
characteristics (age, education, experience, information); optimistic bias; and
hygiene sanitation attitudes among food handlers in the canteen of State High
School in Magelang City.
Method : This research used a quantitative method
with cross sectional approach. It involved 41 food handlers in the canteen of
State High School in Magelang City, who selected through total sampling. The
independent variable was optimistic bias, while the dependent variable was
hygiene and sanitation attitudes. Data were collected using questionnaires on
optimistic bias and hygiene sanitation attitudes. Statistical analysis used the
Spearman correlation test.
Results : All participants (100%) displayed a
strong optimistic bias and the vast majority (95.1%) showed a positive attitude
toward hygiene and sanitation. There was a significant relationship (p =
0.043 ; r = -0.317) between age and optimistic bias. However, there was no
relationship between characteristics, optimistic bias, and hygiene sanitation
attitudes among food handlers in the canteen of State High School in Magelang
City.
Conclusion : There is a
relationship between age and optimistic bias. However, there is no correlation
between characteristics, optimistic bias, and hygiene sanitation attitudes so
other stimuli are needed to improve the quality of food handler’s attitudes
regardless of their optimistic bias.
Kata Kunci : bias optimis, sikap higiene dan sanitasi, penjamah makanan, kantin