Kajian Daya Dukung Ekosistem Hutan Mangrove di Wilayah Kepesisiran Air Tiba Kota Kaimana Provinsi Papua Barat
Descorina Priscilia Br Sitompul, Dr. Langgeng Wahyu Santosa, S.Si., M.Si.; Dr. Bachtiar Wahyu Mutaqin, S.Kel., M.Sc
2024 | Tesis | S2 Ilmu Lingkungan
Ekosistem hutan mangrove
berperan penting bagi wilayah kepesisiran Air Tiba dan masyarakat, tetapi pada
kenyataannya keberadaan mangrove kian menurun karena pemanfaatan yang
berlebihan. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian daya dukung terhadap hutan
mangrove sebagai gambaran untuk menyusun strategi pengelolaan mangrove. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menilai kondisi terkini dan karakteristik
(aspek biotik, abiotik, dan budaya), daya dukung fisik, ekonomi, dan pariwisata
ekosistem mangrove dan menyusun strategi pengelolaan yang tepat untuk
keberlanjutan ekosistem mangrove. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dan kuantitatif, dengan mengumpulkan data diantaranya tekstur tanah, salinitas, pasang surut,
kerapatan dan ketebalan mangrove, keragaman mangrove, obyek biota dan aspek
kultural dalam hal sosial budaya masyarakat pesisir dan sosial ekonomi yang
didapatkan masyarakat dari hutan mangrove, serta nilai daya dukung hutan
mangrove bagi masyarakat dan lingkungan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa habitat mangrove di wilayah Air Tiba memiliki spesies yang
beragam, dengan masing-masing stasiun memiliki habitat mangrove yang berbeda. Nilai
daya dukung hutan mangrove apabila dikembangkan sebagai obyek wisata = Rp
135.000.000,-/tahun, nilai daya dukung fisik hutan mangrove sebagai pemecah
gelombang = Rp 512.010.243,-/tahun dan nursery ground = 678.333.750,-/tahun,
nilai daya dukung ekonomi hutan mangrove sebagai produsen kayu = Rp 19.200.000,-/tahun
dan tempat penangkapan ikan= Rp.158.640.000,-/tahun. Total seluruh nilai daya
dukung diperoleh dari ekosistem hutan mangrove di kawasan Air Tiba = Rp 1.503.183.993/tahun. Berdasarkan hasil analisis SWOT, strategi utama untuk
meningkatkan ekosistem mangrove diantaranya dengan penyusunan peraturan
konservasi dan pemanfaatan kawasan mangrove dengan partisipasi masyarakat,
penyusunan rencana pengembangan ekowisata dengan memperhatikan daya dukung dan
daya tampung hutan mangrove Air Tiba, penyusunan zonasi pemanfaatan wilayah
pesisir Air Tiba khususnya kawasan mangrove untuk mencegah konflik, pembuatan
basis data mangrove melalui kerja sama dengan akademisi melalui pendidikan,
penelitian dan pelayanan, dan peningkatan pemantauan dan rehabilitasi ekosistem
mangrove, dan peningkatan pemantauan dan
rehabilitasi ekosistem
mangrove.
Mangrove forest
ecosystems play an important role for the coastal area of Air Tiba and the
community, but in reality the existence of mangroves is declining due to
over-utilization. Therefore, it is necessary to assess the carrying capacity of
mangrove forests as an illustration to develop mangrove management strategies.
The purpose of this study is to assess the current condition and
characteristics (biotic, abiotic, and cultural aspects), physical, economic,
and tourism carrying capacity of mangrove ecosystems and develop appropriate
management strategies for the sustainability of mangrove ecosystems. This study
used qualitative and quantitative methods, by collecting data including soil
texture, salinity, tides, mangrove density and thickness, mangrove diversity,
biota objects and cultural aspects in terms of the socio-culture of coastal
communities and the socio-economy that people get from mangrove forests, as
well as the carrying capacity value of mangrove forests for the community and
the environment. The results showed that mangrove habitats in the Air Tiba area
have diverse species, with each station having different mangrove habitats. The
carrying capacity value of mangrove forests when developed as a tourist
attraction = IDR 135,000,000, -/year, the physical carrying capacity value of
mangrove forests as a breakwater = IDR 512,010,243, -/year and nursery ground =
678,333,750, -/year, the economic carrying capacity value of mangrove forests
as wood producers = IDR 19,200,000, -/year and fishing grounds = IDR
158,640,000, -/year. The total carrying capacity value obtained from the
mangrove forest ecosystem in the Air Tiba area = IDR 1.503.183.993/year. Based on the results of the SWOT analysis,
the main strategies to improve mangrove ecosystems include the preparation of
regulations on conservation and utilization of mangrove areas with community
participation, preparation of ecotourism development plans by taking into
account the carrying capacity and capacity of the Air Tiba mangrove forest,
preparation of zoning for the utilization of Air Tiba coastal areas, especially
mangrove areas to prevent conflicts, creation of mangrove databases through
cooperation with academics through education, research and services, and
increased monitoring and rehabilitation of mangrove ecosystems, and increased
monitoring and rehabilitation of mangrove ecosystems.
Kata Kunci : daya dukung, ekosistem mangrove, wilayah kepesisiran, carrying capacity, mangrove ecosystem, management, coastal area