Perkembangan perkebunan dan pelabuhan di Karesidenan Tegal 1830-1900

ALAMSYAH, Prof.Dr. Soegijanto Padmo, M.Sc

2004 | Tesis | S2 Sejarah

Tujuan penelitian pada tesis ini adalah untuk mengungkapkan perkembangan perkebunan dan Pelabuhan di Karesidenan Tegal 1830-1900. Ada korelasi yang signifikan antara aktivitas perkebunan yang ada di pedalaman (hinterland) dengan perkembangan pelabuhan Tegal. Perkembangan pelabuhan tidak akan berarti tanpa didukung oleh faktor Eksternal seperti keberadaan potensi wilayah ekonomi sebagai penyangga pelabuhan. Penulisan tentang korelasi perkebunan dan pelabuhan Tegal diperlukan pendekatan ekonomi dan sosial untuk mengetahui latar belakang munculnya ekspansi ekonomi dan pengaruhnya terhadap perkembangan pelabuhan Tegal. Gambaran integral dapat diperoleh melalui analisa dan interpretasi dengan mendasarkan pada sumber primer berupa arsip dan data sekunder yang berasal dari buku kepustakaan yang lengkap. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa selama tahun 1830-1900, produk yang dihasilkan oleh perkebunan di Karesidenan Tegal seperti gula dan kopi cukup besar. Hal ini terkait dengan kebijakan kolonial untuk melakukan investasi secara intensif di sektor ini. Jadi, antara hinterland sebagai pensuplai hasil perkebunan dan pelabuhan telah memunculkan simbiosis mutualisma atau saling menguntungkan. Perkebunan mensuplai hasil produk ekspor dan cukai terhadap barang yang dikirimkan melalui pelabuhan. Selain itu, masyarakat pedalaman mengenal komoditi ekspor dan impor serta lebih terbuka untuk memasarkan barang kepada pedagang di kota. Kondisi ini membuat masyarakat menjadi dinamis dan memunculkan diversifikasi usaha, sehingga tidak terfokus pada sektor pertanian tertentu. Hubungan yang saling mendukung dipercepat dengan adanya berbagai infrastruktur yang dibangun. seperti jalan, irigasi, alat transportasi, mesin, pendirian pabrik, pasar, dan lain-lain. Tentu saja keuntungan terbesar dari ekspansi ekonomi perkebunan dan perkembangan pelabuhan adalah pemerintah Hindia Belanda. Hal ini sejalan dengan tujuan awal yaitu untuk mendapatkan batig slot bagi kepentingan kolonial.

The aim of the research on this thesis is to reveal the development of plantation in Tegal residency and its effect on the development of harbour in Tegal during the year 1830-1900. There is significant correlation between the activities of the plantation and the development of the harbour in Tegal. The development of the harbour would be useless if it was not supported by external factor like the existence of the plantation as economic potential as the harbour support. In order to explain the correlation between the plantation activities in hinterland and the harbour in Tegal, this research makes us of the economic and social approaches. This study is aimed at explaining the background or aims of the Nederlands Indie policy to expand the economy and its effect in the activity and development the harbour in Tegal. The thesis writer uses various archieves as primary data and the books as secondary resources to get a comprehensive analysis. The result of the research shows that during the year 1830- 1900, the crop of the hinterland plantation especially coffee and cane sugar in Tegal were abundant. This was because of the Dutch Colonial government policy if the intensive investment in these sectors. By the abundant product, there was symbiosis mutualism between hinterland as the supplier of the plantation product and the harbour as demand agent. The hinterland plantation supplied the export commodity and income tax for the harbour. Besides, the hinterland community knew the export and import commodities; and the became an open community in the gooods marketing of their products to city. This condition made community more dynamic and diversification of the efforts, therefore they did not focus on a certain agricultural sector. This mutual symbiosis connection was accelerated by building up the infrastructures such as roads, irrigations, means of transportations, machines, factories, markets etc. The government of Nederlands Indie of course, got the biggest benefit from hinterland economic expansion and the development of the harbour. It was in accordance with the first aim, that was to get batig slot for colonial interest.

Kata Kunci : Sejarah Indonesia,Karesidenan Tegal 1830,1990,Perkebunan dan Pelabuhan, Harbour-Plantation-Development.