Laporkan Masalah

Analisis Stakeholder sebagai Upaya Meningkatkan Pengelolaan Warisan Budaya di Kelurahan Budaya Cokrodiningratan, Jetis, Yogyakarta

Anggrita Salfa Pharmacytha, Dr. Mimi Savitri, M.A.

2024 | Tesis | S2 Arkeologi

Kelurahan Budaya Cokrodiningratan merupakan salah satu kelurahan di Kota Yogyakarta yang telah ditetapkan sebagai Kelurahan Budaya karena memiliki berbagai potensi Warisan Budaya. Pengelolaan Warisan Budaya ini melibatkan berbagai pihak. Namun, sayangnya pelaksanaan pengelolaan belum tersosialisasikan secara menyeluruh, sehingga hanya stakeholder tertentu saja yang terlibat. Hal ini menjadikan hubungan komunikasi antar stakeholder belum maksimal. Penelitian ini berusaha untuk melakukan identifikasi, klasifikasi, dan pemetaan hubungan antar stakeholder dalam pengelolaan Warisan Budaya di Kelurahan Budaya Cokrodiningratan. Pemodelan pentahelix digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui peran dan hubungan setiap stakeholder. Terdapat lima peran dalam pemodelan pentahelix yaitu konseptor, enabler, akselerator, regulator-kontroler, dan expander. Metode penelitian yang digunakan adalah kualiatatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan pengelolaan Warisan Budaya di Kelurahan Budaya Cokrodiningratan masih perlu untuk diperbaiki. Pelaksanaan pengelolaan Warisan Budaya di Kelurahan Budaya Cokrodiningratan secara aktif telah dilakukan pada level top down tetapi belum masif pada level bottom up yaitu pada masyarakat luas, pemilik, pengelola, dan pengguna Bangunan Cagar Budaya, perlu untuk adanya peningkatan kualitas pelaksanaan pengelolaan dengan melakukan pembagian tugas dan tanggungjawab setiap stakeholder yang terlibat, sehingga tidak adanya tumpang tindih antar stakeholder terlibat dan tujuan dari pengelolaan Warisan Budaya Cokrodiningratan untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai dengan baik.

Cokrodiningratan Cultural Village is one of the sub-districts in Yogyakarta City that has been designated as a Cultural Village due to its various cultural heritage potentials. The management of Cultural Heritage involves various parties. However, unfortunately, the management implementation has not been thoroughly socialized, resulting in only certain stakeholders being involved. This research seeks to identify, classify, and map the relationships between stakeholders in the management of Cultural Heritage in the Cokrodiningratan Cultural Village. Pentahelix modeling is used in this research to determine the roles and relationships of each stakeholder. There are five roles in pentahelix modeling, namely conceptor, enabler, accelerator, regulator-controller, and expander. The research method used is qualitative with a case study approach. The research results show that the implementation of Cultural Heritage management in the Cokrodiningratan Cultural Village still needs improvement. The implementation of Cultural Heritage management in Cokrodiningratan Cultural Village has been actively carried out at the top-down level but has not been massive at the bottom-up level, namely to the wider community, owners, managers, and users of Cultural Heritage Buildings. It is necessary to improve the quality of management implementation by dividing tasks and responsibilities of each stakeholder involved, so that there is no overlap between the stakeholders involved and the objectives of managing the Cokrodiningratan Cultural Heritage for the benefit and welfare of the community can be achieved well.

Kata Kunci : analisis stakeholder, pengelolaan Warisan Budaya, pemodelan pentahelix, kelurahan budaya

  1. S2-2024-499452-abstract.pdf  
  2. S2-2024-499452-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-499452-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-499452-title.pdf