Potensi keswadayaan masyarakat desa tertinggal di kecamatan Bantarbolang kabupaten Dati II Pemalang Jawa Tengah
Suryo Sakti Hadiwijoyo, Drs. Sujali, M.S.; Drs. Risyanto, M.S.
1998 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN WILAYAHCiri khas kebijakan pengentasan kemiskinan di perdesaan, yaitu adanya pengembangan kekuatan atau potensi yang ada pada dirinya sebagai modal dasar atau modal utama dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan tersebut. Berkembangnya keswadayaan masyarakat pedesaan dalam upaya pengentasan kemiskinan merupakan pertanda tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan segenap kekuatan yang ada. Motivasi penduduk dalam memanfaatkan potensi keswadayaan yang dimiliki dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah faktor sosial ekonomi penduduk pada wilayah yang bersangkutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur potensi keswadyaan masyarakat desa tertinggal di Kecamatan Bantarbolang, mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap potensi keswadayaan masyarakat dan untuk mengetahui perbedaan potensi keswadayaan masyarakat pada desa yang berbeda. tingkat aksesbilitasnya. Penelitian ini menggunakan metode survey. Pemilihan desa (sampel) penelitian menggunakan metode "purposive sampling". Hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih metode ini yaitu perbedaan tingkat aksesbilitas desa di Kecamatan Bantarbolang, yang terbagi menjadi tiga tingkat yaitu jauh, sedang, dekat. Dan agar semua tingkat dapat terwakili, maka dipilih tiga desa yang masuk dalam ketiga tingkat aksesbilitas desa tersebut. Pada masing-masing desa diambil secara acak sebanyak 30 kepala keluarga sebagai responden. Analisa kuantitatif yang digunakan adalah Tabulasi Silang, dengan disertakan penghitungan Korelasi Product Moment dari Pearson, dan Kai Kuadrat Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut 1)masyarakat desa tertinggal di Kecamatan Bantarbolang mempunyai potensi keswadayaan rendah sampai dengan sedang 2)ada perbedaan potensi keswadayaan masyarakat di tiga desa tertinggal yang berbeda tingkat aksesbilitasnya 3) semakin tinggi tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga yang mempunyai mata pencaharian sampingan non pertanian semakin tinggi potensi keswadayaan yang dimiliki 4) ternyata semakin tinggi jumlah anggota keluarga produktif tidak diiringi dengan kenaikan potensi keswadayaan yang dimiliki. Hal ini diduga karena rendahnya kualitas sumber daya manusia di daerah yang bersangkutan sehingga mempengaruhi keinginan mereka untuk berkembang dengan enggan untuk terlibat dalam kegiatan kelompok, rasa tergantung pada kegiatan yang bersifat agraris, meskipun kondisi fisik (jenis tanah) yang tidak menunjang untuk lahan pertanian.
-
Kata Kunci : Swadaya masyarakat,Desa Tertinggal,Bantarbolang,Pemalang,Jawa Tengah,Pengentasan kemiskinan