PENDIDIKAN SEBAGAI PENENTU BIAYA MAHAR: STUDI KASUS DARI PEREMPUAN SUKU BATAK TOBA DAN KARO DI SUMATERA UTARA DAN DKI JAKARTA
Johanes Bremamana, Samsubar Saleh, Prof. Dr., M.Soc.Sc.
2024 | Skripsi | ILMU EKONOMI
Pernikahan di Indonesia adalah sebuah prisma budaya yang tercermin dalam beragam adat istiadat, termasuk praktik pemberian mahar. Biaya mahar menjadi salah satu faktor penting dalam pernikahan yang memengaruhi individu, terutama perempuan, dalam suatu komunitas. Keadaan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat setempat, serta keluarga yang menjadi tuan rumah pesta pernikahan, menentukan besarnya biaya yang
terkait dengan pernikahan, termasuk maskawin dan mahar. Dengan memanfaatkan kerangka teori yang mempertimbangkan implikasi pendidikan terhadap keputusan pernikahan dan kebijakan pemerintah, penelitian ini meneliti faktor-faktor yang memengaruhi besarnya biaya mahar dalam pernikahan serta hubungannya dengan kebijakan akses pendidikan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Indonesia Family Life Survey (IFLS) gelombang ke-4 dan ke-5. Metode yang digunakan adalah Ordinary Least Square (OLS), dimana variabel biaya mahar sebagai variabel dependen serta umur, pendidikan, suku, harta sebelum menikah, dan agama sebagai variabel independen. Hasil analisis data menunjukkan bahwa biaya mahar dipengaruhi oleh pendidikan terakhir suami dan istri, suku, usia, harta yang dimiliki sebelum menikah, dan agama. Terlihat juga bahwa kebijakan akses pendidikan memiliki dampak yang signifikan pada biaya mahar dalam konteks pernikahan. Adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pemahaman tentang interaksi antara kebijakan pendidikan, budaya adat, dan keputusan pernikahan, khususnya pada perempuan dalam masyarakat suku Batak Toba dan Karo. Implikasi dari temuan ini diharapkan dapat mendukung perumusan kebijakan yang lebih inklusif dan memperhatikan faktor budaya dalam upaya meningkatkan akses pendidikan dan mengurangi beban biaya pernikahan bagi individu, terutama perempuan.
Marriage in Indonesia is a cultural prism reflected through various customs and traditions, including the practice of giving a dowry. The dowry becomes a significant factor in marriages that influence individuals, especially women, within a community. The social, economic, and cultural conditions of the local community, as well as the hosting family of the wedding, determine the extent of expenses related to marriage, including the bride price and dowry. By utilizing a theoretical framework considering the implications of education on marriage decisions and government policies, this research examines the factors influencing the size of the dowry in marriages and its connection to education access policies. The data used in this research is the 4th and 5th waves of the Indonesia Family Life Survey (IFLS). This thesis uses the Ordinary Least Square (OLS), with the dowry cost as the dependent variable and age, education, ethnicity, pre-marital wealth, and religion as independent variables. The analysis of the data used in this thesis indicated that the dowry cost is influenced by the education level of both spouses, ethnicity, age, pre-marital wealth, and religion. It’s also shown that education access policies significantly impact dowry costs in the context of marriage. This research is expected to contribute to get a better understanding of the interaction between educational policies, cultural traditions, and marital decisions, especially concerning women within the Batak Toba and Karo communities. The implications of these findings are anticipated to support the formulation of more inclusive policies, considering cultural factors, to enhance education access and reduce the financial burden of marriage, particularly for women.
Kata Kunci : Kata kunci: biaya mahar, pernikahan, pendidikan, kebijakan pendidikan.