Laporkan Masalah

Konsep moral yang terkandung dalam upacara Yaqowiyu

ROHMADI, Yusup, Prof.Dr. H. Lasiyo, MA.,MM

2004 | Tesis | S2 Ilmu Filsafat

Upacara Ya Qowiyyu merupakan upacara tradisional yang dilaksanakan di Jatinom Klaten pada setiap pertengahan bulan Safar. Upacara ini berisi ajaran moral yang ditujukan kepada masyarakat agar hidupnya mencapai keseimbangan dan keselarasan lahir batin. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan konsep moral yang terkandung di dalamnya dan memberikan evaluasi kritis atas keaktualannya bagi kehidupan masyarakat masa kini dan yang akan dating. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan objek materi upacara Ya Qowiyyu. Metode analisis yang digunakan adalah metode hermeneutic dengan unsur-unsur metodis: deskripsi, interpretasi dan holistic. Metode tersebut digunakan untuk menjelaskan konsepsi etik filosofis upacara Ya Qowiyyu, sehingga didapatkan pemahaman yang benar mengenai makna yang dikandungnya dalam kerangka hubungan antara manusia dengan lingkungan dandengan Tuhan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa upacara Ya Qowiyyu berisi tentang konsep moral manusia utama. Manusia dikatakan utama apabila ia mampu mengaktualisasikan dirinya dalam sifat-sifat Tuhan sebagai perwujudan keimantauhidan dan mampu mengaktualisasikan sifat-sifat kemausiaannya. Manusia yang utama adalah manusai yang mengisi hidupnya dengan nilai-nilai keutamaan yang bersifat lahir maupun batin. Secara lahiriah manusia diharapkan dapat meraih apa yang dinamakan orang sebagai keberuntungan bagi orang lain, yaitu guna artinya berilmu pengetahuan, kaya artinya kekayaan atau meu bersedekah, dan bersemangat. Secara batiniah manusia dituntut untuk memiliki keluhuran budi, yakni senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan dengan sabar dan tawakal. Selain itu manusia juga harus berbakti kepada kedua orang tua dan sesamanya. Manusia yang mampu mencapai tataran inilah yang disebut telah memperoleh kebahagiaan. Untuk mencapai tataran manusia utama ini seorang manusia harus melakukan latihan-latihan batin, yaitu berusaha menghilangkan nafsu-nafsu jasmani sebagai sarana pencapaian manunggaling Kawula Gusti ‘bersatunya hamba dengan Tuhan’. Dengan memiliki sifat dan sikap yang demikian manusia akan memiliki keseimbangan hidup dalam menghadapi segala cobaan, terutama apabila dikaitkan dengan kondisi manusia yang mulai kehilangan nilai-nilai kemanusiaannya.

Available in Fulltext

Kata Kunci : Filsafat Moral, Upacara Yaqowiyu, Moral, Yaqowiyyu ceremony, Happiness.

  1. S2-2003-YusupRohmadi-abstract.pdf  
  2. S2-2003-YusupRohmadi-bibliography.pdf  
  3. S2-2003-YusupRohmadi-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2003-YusupRohmadi-title.pdf