Dinamika dan Proses Collaborative Governance Dalam Rangka Pemberdayaan UMKM Batik di Magetan
Reyvannda Viollynzha Fivie Shabilla, Evi Lina Sutrisno, S.Psi., M.A., Ph.D.
2024 | Skripsi | ILMU PEMERINTAHAN
Penelitian ini menyorot fenomena menarik mengenai peningkatan jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) batik di Magetan, yang mencapai 940% selama periode 2018-2023. Jumlah perajin batik (sentra batik) meningkat tajam dari 5 menjadi 52 sentra. Kebijakan Bupati yang mewajibkan Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk mengenakan batik, serta mewajibkan setiap desa untuk memiliki usaha bersama menjadi pendorong utama pertumbuhan jumlah perajin. Dampaknya sangat signifikan memengaruhi kapasitas baik dari aktor formal (pemerintah) maupun aktor informal (swasta) dalam upaya pemberdayaan UMKM batik.
Fokus utama penelitian ini adalah mengetahui proses kolaborasi antara aktor-aktor yang terlibat dalam proses pemberdayaan UMKM batik di Magetan. Proses kolaborasi dalam pemberdayaan ini melibatkan aktor formal dan informal. Aktor formal terdiri dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Sementara itu, aktor informal diwakili oleh KUBE Mukti Rahayu dan Sentra Batik Sambung Roso. Penelitian ini juga menganalisis peluang dan tantangan yang muncul dalam dinamika kolaborasi yang terjadi.
Melalui lensa teori collaborative governance Ansell dan Gash (2008), serta indikator keberhasilan collaborative governance oleh DeSeve (2007), temuan penelitian menunjukkan bahwa kolaborasi antara aktor formal dan informal belum mencapai optimalitas. Hasil analisis menunjukkan beberapa aspek yang memerlukan perbaikan, dengan peluang dan tantangan yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Hal ini dibuktikan dengan tidak maksimalnya komunikasi antar aktor dan kurang memperhatikan dampak dan keberlanjutan program yang telah dibentuk. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif (qualitative research) dan secara lebih spesifik diarahkan pada metode studi kasus (case study). Perspektif seluruh aktor yang terkait digali melalui wawancara mendalam dan observasi terhadap aktor untuk mendapatkan gambaran komprehensif tentang dinamika pemberdayaan UMKM batik di Magetan. Penelitian ini memberikan kontribusi penting untuk memahami dinamika kolaborasi dalam konteks pemberdayaan UMKM batik dan mengidentifikasi langkah-langkah strategis untuk mencapai hasil yang optimal.
This research highlights an interesting phenomenon regarding the significant increase in the number of Small and Medium-sized Enterprises (SMEs) engaged in batik production in Magetan, reaching 940% during the period 2018–2023. The number of batik artisans (batik centers) has sharply increased from 5 to 52 centers. The Regent's policy, which mandates civil servants (ASN) to wear batik and requires each village to have a collective business, is a key driver of the growth in the number of artisans. The impact is highly significant, affecting the capacity of both formal actors (government) and informal actors (private sector) to empower batik SMEs.
The main focus of this research is to understand the collaboration process among the actors involved in empowering batik SMEs in Magetan. The collaboration process in this empowerment involves both formal and informal actors. Formal actors include Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, also Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Meanwhile, informal actors are represented by Kube Mukti Rahayu and Sentra Batik Sambung Roso. This research also analyzes the opportunities and challenges that arise in the dynamics of the collaboration.
Through the lens of collaborative governance theory by Ansell and Gash (2008) and the success indicators of collaborative governance by DeSeve (2007), the research findings indicate that the collaboration between formal and informal actors has not reached its optimal level. The analysis results show several aspects that need improvement, with opportunities and challenges that require special attention. The perspectives of all relevant actors are explored through in-depth interviews and observations to obtain a comprehensive picture of the dynamics of empowering batik SMEs in Magetan. This research makes a significant contribution to understanding the dynamics of collaboration in the context of empowering batik SMEs and identifies strategic steps to achieve optimal outcomes.
Kata Kunci : Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Industri Batik, Collaborative Governance, Pemberdayaan.