Rancang Bangun Sistem Pemantauan Saturasi Oksigen Tubuh Secara Nirkabel Berbasis Photoplethysmography
Inaya Aulia Prastiwi, Dr. Ir. Faridah, S.T., M.Sc., IPU ; Ir. Rony Wijaya, S.T., M.Eng., IPM
2024 | Skripsi | FISIKA TEKNIK
Nilai saturasi oksigen (SpO2) yang rendah dapat dijumpai pada penderita
penyakit jantung dan sistem pernapasan World Health Organization (WHO)
menyatakan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) menempati posisi ketiga
penyebab kematian terbanyak di dunia. Pada tahun 2023 setidaknya 4,8 juta
penderita penyakit PPOK di Indonesia. Kasus kematian pada PPOK dikarenakan
rendahnya SpO2 atau dikenal dengan hipoksemia. Keadaan ini yang menjadikan
pemantauan SpO2 secara real-time dan berkelanjutan
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental berupa rancang
bangun sistem pemantauan dengan menggunakan prinsip Photoplethysmography
(PPG) dari sensor MAX30102 sebagai alat ukur saturasi oksigen dan
dikomunikasikan melalui bluetooth sehingga dapat ditampilkan dalam suatu
aplikasi mobile.
Sistem berhasil dirancang bangun mampu melakukan pengukuran saturasi
oksigen dengan akurasi 99,43%. Pengiriman data ke database dapat dilakukan
secara kontinu dengan persentase data loss sebesar 2,6%. Komunikasi data pada
sistem dapat dilakukan secara nirkabel dengan jarak maksimal hingga 30 meter.
Sistem berhasil beroperasi selama 553 menit pada kondisi penggunaan dan
memerlukan 120 menit pada kondisi pengisian daya. Sistem telah memenuhi
standar nyaman dengan nilai komposit 1,7 dari 5 dan Cronbach alpha 0,7 tergolong
baik
Low SpO2 values can be found in people with heart and respiratory system
diseases. The World Health Organization (WHO) states that Chronic Obstructive
Pulmonary Disease (COPD) is the third leading cause of death in the world. In 2023,
there will be at least 4.8 million COPD sufferers in Indonesia.. Cases of death in
COPD are due to low SpO2 or known as hypoxemia. This situation makes SpO2
monitoring real-time and continuous.
This research was carried out using an experimental method in the form of
designing a monitoring system using the PPG principle of the MAX30102 sensor
as a tool for measuring oxygen saturation and communicated via Bluetooth so that
it could be displayed in a mobile application.
The system was successfully designed to be able to measure oxygen
saturation with an accuracy of 99.43%. Sending data to the database can be done
continuously with a data loss percentage of 2.6%. Data communication on the
system can be carried out wirelessly with a maximum distance of up to 30 meters.
The system successfully operated for 553 minutes under usage conditions and
required 120 minutes under charging conditions. The system meets comfort
standards with a composite score of 1.7 out of 5 and a Cronbach alpha of 0.7 which
is considered good.
Kata Kunci : Saturasi oksigen, Photoplethysmography, Sistem pemantauan, Nirkabel